Penawaran Hertzl kepada Sultan Abdul Hamid
Unknown
22.00
0
Kita kembali kepada konferensi Bazel yang diadakan oleh gerakan Masonisme di seluruh dunia. Dalam konferensi tersebut Hertzl, selaku pendiri gerakan Masonisme Internasional, melemparkan suatu gagasan besar. Katanya, “Saya ingin membangun sebuah negara di atas tanah leluhur kita. Pendirian negara ini saya batasi waktunya, sepuluh sampai dua puluh tahun. Namun jangan sampai lebih dari lima puluh tahun”. Maka mereka yang hadir dalam konferensi tersebut berfikir dan melihat, rintangan besar apa yang akan mereka hadapi untuk merealisir gagasan tersebut. Akhirnya mereka menemukan bahwa perintangnya adalah Daulah`Utsmaniyah .
Lalu mereka menyelidiki, siapakah figur yang memegang tampuk kekuasaan daulah tersebut, maka mereka menemukan seorang figur yang berpendirian kuat. Dialah Sultan Abdul Hamid. Jika demikian, mereka harus bisa memperdayanya. Lalu cara apa yang mereka pakai supaya dapat membujuknya. Wanita? mereka tidak dapat membujuk Sultan dengan persembahan wanita. Minuman keras? mereka juga tidak dapat menenggelamkan akal sehatnya dengan minuman wiski. Jika demikian tak ada lagi cara yang tersisa kecuali melalui harta saja!
Mereka mendatangi Sultan Abdul Hamid dua kali. Pada kedatangan yang kedua tahun 1902 M. mereka menawarkan empat hal kepada Sultan, yakni :
Mereka mendatangi Sultan Abdul Hamid dua kali. Pada kedatangan yang kedua tahun 1902 M. mereka menawarkan empat hal kepada Sultan, yakni :
- Kami akan memberikan 150 juta dinar emas ke kantong pribadi tuan. (Pada masa dimana dinar emas mempunyai nilai tukar yang sangat tinggi).
- Kami akan menutup sebagian besar hutang Daulah Utsmaniyah.
- Kami akan membantu membangun armada laut.
- Kami akan membangunkan untuk tuan sebuah universitas Daulah Utsmaniyah yang besar. Dan mereka mensyaratkan pendirian universitas itu di negara Palestina.
Sultan mengatakan kepada Hertzl :
Seandainya saja ada seorang penguasa di negeri Arab atau penguasa Muslim yang mempunyai sikap seperti Sultan Abdul Hamid!!. Khalifah Daulah Utsmaniyah yang sewaktu kami masih kecil dulu diajari oleh para guru sejarah bahwa dia adalah seorang laki-laki penindas, lalim, congkak dan diktator. Dulu mereka menyebutnya dengan sebutan “Sultan Merah”. Mereka melukis gambarnya tenggelam dalam genangan darah. Demikianlah apa yang kami ketahui tentang sosok Sultan Abdul Hamid di waktu sekolah dulu. Sehingga kami membencinya setengah mati.
Ya memang demikianlah dulu kami diajari. Buku-buku sejarah mengajarkan demikian. Dan buku-buku itu mempengaruhi pemikiran anak-anak muslim seluruh dunia Islam. Mengapa bisa terjadi demikian? Sebab yang menulis sejarah adalah orang-orang Yahudi atau murid-murid orang Yahudi. Bukan hanya di Yordania saja, atau Palestina atau Syiria atau Mesir saja, bahkan di seluruh dunia Islam, sejarah yang menyesatkan ini diajarkan. Bahkan ketika kami masih kanak-kanak dulu, apabila ada diantara kami hendak mengatakan bahwa si fulan tolol, tidak tahu apa-apa, maka kami mengatakan : “Si Fulan Hamidi”- mengambil nama Sultan `Abdul Hamid- Yakni dia tidak tahu apa-apa. Rencana Jahat untuk Menyingkirkan Sultan Abdul Hamid
Setelah mengalami kegagalan membujuk Sultan `Abdul Hamid dengan tawaran-tawaran manisnya, maka Hertz pergi ke Italia bersama Qrasow, seorang pengacara Yahudi yang berasal dari Donma. Yahudi Donma banyak yang menampakkan ke Islamannya dengan maksud menghancurkan Khilafah dengan nama Islam secara lahir. Sampai di Italia Hertz mengirim telegram kepada Sultan Abdul Hamid, “Anda harus membayar harga pertemuan itu dengan tahta dan jiwa anda”.
Maka demikianlah, dari sejak kegagalan itu seluruh dunia menunjukkan sikap permusuhan kepada Sultan Abdul Hamid. Mereka berupaya membunuhnya. Pernah mereka datang dengan sebuah mobil yang penuh berisi bahan peledak dan meletakkan bahan peledak itu di samping mimbar tempat Abdul Hamid melakukan shalat. Mimbar tersebut meledak dan menyebabkan kematian banyak orang yang sedang shalat, namun Allah menyelamatkan nyawa Sultan Abdul Hamid.
Setelah rencana itu gagal, maka mereka mengganti dengan rencana lain. Mereka membeli satu persatu orang-orang yang berada di sekitar Sultan Abdul Hamid. Siaran-siaran diprogram sedemikian rupa untuk menimbulkan rasa antipati kepada pribadi Sultan. Jika pers orang-orang kafir di Eropa berbicara, maka pers-pers di Kairo harus menyuarakan seperti itu juga.
Para ulama Islam harus bicara, para menteri-menteri Muslim harus bicara sesuai dengan skenario mereka. Dan nyatanya para pemimpin Muslim menuduh bahwa Sultan Abdul Hamid adalah seorang Mujrim (banyak berbuat dosa), bahwa dia adalah Sultan diktator, bahwa dia adalah Sultan Merah (Penumpah darah), bahwa dia adalah seorang yang buas …dan seterusnya. Mereka semua termakan oleh tipu daya orang Yahudi.
Kemudian mereka menggerakkan seluruh musuh-musuh Islam untuk menyerang Sultan Abdul Hamid. Mereka menumbuhkan bibit-bibit kebangsaan (nasionalisme) Arab di tanah-tanah yang subur, yakni melalui perguruan tinggi –perguruan tinggi yang mereka dirikan. Mereka mendirikan Universitas Amerika di Kota Beirut. Kenapa harus universitas? Sebab pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid, pendirian gereja di bagian manapun dari negeri Islam dilarang. Demikian juga dengan para misionaris, mereka dilarang masuk ke negeri-negeri Islam.
Kembali ke Daftar Isi
“ Sesungguhnya andaikata tubuhku disayat-sayat dengan pisau atau salah satu anggota badanku dipotong maka itu lebih aku sukai dari pada aku perkenankan kalian tinggal di bumi Palestina yang merupakan negara kaum muslimin. Sesungguhnya bumi Palestina telah direbut dengan pengorbanan darah. Dan sekali-kali bumi itu tidak akan dirampas dari mereka melainkan dengan pertumpahan darah. Dan sungguh Allah telah memuliakanku sehingga dapat berkhidmat kepada agama Islam selama tiga puluh tahun. Dan aku tidak akan mencoreng sejarah para leluhurku dengan aib ini”.Kemudian Sultan mengatakan :
“Simpanlah uangmu itu hai Hertzl! Jika Abdul Hamid telah mati, maka kalian akan mendapatkan negeri Palestina dengan cuma-cuma”.Beliau sangat hati-hati sekali dalam menghadapi Hertzl, pemimpin gerakan Yahudi internasional itu. Karena beliau tahu betul siapa orang-orang Yahudi itu. Mereka adalah orang-orang yang mengusasi kekayaan dan mass media serta mengendalikan aktivitas club-club Masonisme di seluruh dunia.
Seandainya saja ada seorang penguasa di negeri Arab atau penguasa Muslim yang mempunyai sikap seperti Sultan Abdul Hamid!!. Khalifah Daulah Utsmaniyah yang sewaktu kami masih kecil dulu diajari oleh para guru sejarah bahwa dia adalah seorang laki-laki penindas, lalim, congkak dan diktator. Dulu mereka menyebutnya dengan sebutan “Sultan Merah”. Mereka melukis gambarnya tenggelam dalam genangan darah. Demikianlah apa yang kami ketahui tentang sosok Sultan Abdul Hamid di waktu sekolah dulu. Sehingga kami membencinya setengah mati.
Ya memang demikianlah dulu kami diajari. Buku-buku sejarah mengajarkan demikian. Dan buku-buku itu mempengaruhi pemikiran anak-anak muslim seluruh dunia Islam. Mengapa bisa terjadi demikian? Sebab yang menulis sejarah adalah orang-orang Yahudi atau murid-murid orang Yahudi. Bukan hanya di Yordania saja, atau Palestina atau Syiria atau Mesir saja, bahkan di seluruh dunia Islam, sejarah yang menyesatkan ini diajarkan. Bahkan ketika kami masih kanak-kanak dulu, apabila ada diantara kami hendak mengatakan bahwa si fulan tolol, tidak tahu apa-apa, maka kami mengatakan : “Si Fulan Hamidi”- mengambil nama Sultan `Abdul Hamid- Yakni dia tidak tahu apa-apa. Rencana Jahat untuk Menyingkirkan Sultan Abdul Hamid
Setelah mengalami kegagalan membujuk Sultan `Abdul Hamid dengan tawaran-tawaran manisnya, maka Hertz pergi ke Italia bersama Qrasow, seorang pengacara Yahudi yang berasal dari Donma. Yahudi Donma banyak yang menampakkan ke Islamannya dengan maksud menghancurkan Khilafah dengan nama Islam secara lahir. Sampai di Italia Hertz mengirim telegram kepada Sultan Abdul Hamid, “Anda harus membayar harga pertemuan itu dengan tahta dan jiwa anda”.
Maka demikianlah, dari sejak kegagalan itu seluruh dunia menunjukkan sikap permusuhan kepada Sultan Abdul Hamid. Mereka berupaya membunuhnya. Pernah mereka datang dengan sebuah mobil yang penuh berisi bahan peledak dan meletakkan bahan peledak itu di samping mimbar tempat Abdul Hamid melakukan shalat. Mimbar tersebut meledak dan menyebabkan kematian banyak orang yang sedang shalat, namun Allah menyelamatkan nyawa Sultan Abdul Hamid.
Setelah rencana itu gagal, maka mereka mengganti dengan rencana lain. Mereka membeli satu persatu orang-orang yang berada di sekitar Sultan Abdul Hamid. Siaran-siaran diprogram sedemikian rupa untuk menimbulkan rasa antipati kepada pribadi Sultan. Jika pers orang-orang kafir di Eropa berbicara, maka pers-pers di Kairo harus menyuarakan seperti itu juga.
Para ulama Islam harus bicara, para menteri-menteri Muslim harus bicara sesuai dengan skenario mereka. Dan nyatanya para pemimpin Muslim menuduh bahwa Sultan Abdul Hamid adalah seorang Mujrim (banyak berbuat dosa), bahwa dia adalah Sultan diktator, bahwa dia adalah Sultan Merah (Penumpah darah), bahwa dia adalah seorang yang buas …dan seterusnya. Mereka semua termakan oleh tipu daya orang Yahudi.
Kemudian mereka menggerakkan seluruh musuh-musuh Islam untuk menyerang Sultan Abdul Hamid. Mereka menumbuhkan bibit-bibit kebangsaan (nasionalisme) Arab di tanah-tanah yang subur, yakni melalui perguruan tinggi –perguruan tinggi yang mereka dirikan. Mereka mendirikan Universitas Amerika di Kota Beirut. Kenapa harus universitas? Sebab pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid, pendirian gereja di bagian manapun dari negeri Islam dilarang. Demikian juga dengan para misionaris, mereka dilarang masuk ke negeri-negeri Islam.
Kembali ke Daftar Isi
Tidak ada komentar