Prinsip Pedang
Unknown
00.00
0
Sesungguhnya kebenaran yang dilindungi dengan kekuatan, maka dialah yang akan meraih kemenangan. Dan sesungguhnya manusia tidak akan menerima kebenaran kecuali jika kebenaran itu didukung dan dilindungi dengan pedang yang tajam.
Wahai mereka yang telah ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Ketahuilah bahwa Allah telah menurunkan ayat dalam Surat Al Anfal:
Wahai mereka yang telah ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Ketahuilah bahwa Allah telah menurunkan ayat dalam Surat Al Anfal:
Rasulullah bersabda:
“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan membawa
pedang, sehingga Allah disembah sendirian saja, tidak ada sekutu bagi-Nya dan
dijadikan rezkiku berada di bawah bayangan tombakku. Dan dijadikan kecil serta
hina orang yang menyelesihi urusanku. Barang siapa menyerupakan dirinya dengan
suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”.[1]
Ayat diatas menerangkan bahwa agama tidak akan menjadi
milik Allah semata kecuali dengan satu cara, yakni Qital/perang. Ini adalah
syari’at yang dibuat Allah ‘Azza wa Jalla bagi umat manusia.
Undang-Undang Masyarakat
Sesungguhnya masyarakat yang meyakini suatu idiologi pada
awalnya dimulai dari sekelompok dari mereka yang menerima idiologi tersebut
sebagai hukum baginya dengan kepatuhan dan kerelaan. Kemudian aqidah ini
diperjuangkan untuk menghadapi kejahiliyahan dengan seluruh akar-akarnya. Lalu
kejahiliyahan tadi mengadakan reaksi perlawanan dengan apa saja yang mereka
miliki seperti harta, pedang dan kekuasaan. Maka terjadilah peperangan sengit
antara kebaikan dan kejahatan, antara al haq dan al bathil, dan akhinya berjatuhanlah mereka yang jatuh,
dan mati syahidlah mereka yang mati syahid, serta bertahanlah mereka yang mampu
bertahan. Kemudian menanglah ahlul haq. Sebagian besar manusia hanya berdiri sebagai penonton
dalam suatu peperangan. Mereka menanti hasil pertempuran, sehingga apabila
pedang telah berhasil merebut kemenangan, baru mereka berdiri di bawah
naungannya. Sehingga apabila tombak telah diangkat tingi-tinggi sebagai
pertanda kemenangan maka manusiapun berdiri di belakangnya mengulang-ulang
pekik kemenangan dan mengelu-elukan pemenangnya, yakni mereka yang berjuang
mengangkat senjata.
Manusia tidak masuk agama Allah secara berbondong-bondong
begitu saja. Mereka tidak mau menerima kebenaran hanya dengan pengorbanan yang
sedikit dan tak berarti. Mereka tidak mau menerima kebenaran melainkan sesudah
kebenaran itu terjun di dalam kancah peperangan yang cukup lama. Mereka
bukanlah orang yang siap membayar harga,
dengan mengorbankan harta, jiwa dan nyawa, demi membela aqidah. Karena
sesungguhnya kebanyakan manusia hanya ingin hasil yang mudah dicapai,
perjalanan yang tidak berapa jauh dan
ghanimah tanpa peperangan. Tidak semua orang atau sebagaian besar diantara
mereka atau separuh diantara mereka siap masuk ke kancah pertempuran. Pengikut
kebenaran yang berani memperjuangkan kebenaran dan menentang kebathilan, maka
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang betul-betul membayar harga. Mereka korbankan
jiwa, raga dan harta mereka. Mereka korbankan harta dunia yang dimilikinya,
demi tegaknya prinsip dan aqidah yang diyakininya.
Sesudah pertempuran itu berlangsung lama, Allah ‘Azza wa
Jalla mengawasi jalannya pergulatan tersebut. Lalu dia memenangkan pengikut
kebenaran sesudah mereka berkorban dan sesudah mereka memberikan apa yang
mereka berikan. Maka pada akhirnya Allah memenangkan kebenaran dan pengikutnya
serta mengalahkan kebathilan dan pengikutnya.
Dengan memperlihatkan kehidupan Rasulullah SAW dan
peperangan-peperangan beliau, maka akan nampak
jelas bagi kita tentang hukum dan peraturan ini, yakni : bahwa sesungguhnya kebenaran yang
dilindungi dengan kekuatan, maka dialah yang akan meraih kemenangan. Dan sesungguhnya manusia tidak akan menerima
kebenaran kecuali jika kebenaran itu didukung dan dilindungi dengan pedang yang tajam.
Ketika Rasulullah Saw berdiam di Mekkah selama 13 tahun
berturut-turut, maka tidak ada yang masuk agama Allah melainkan hanya sekitar
100 orang saja. Lebih sedikit atau
kurang sedikit. Kemudian beliau
berhijrah ke Madinah. Pada waktu pecah
pertempuran Badar, beliau diikuti 313 orang diantara kaum muslimin. Ketika Perang Uhud pecah, beliau disertai
1000 orang. Dalam Perang Khandaq, beliau
diikuti 3000 sahabat. Kemudian sesudah
berlangsungnya perjanjian Hudaibiyah pada bulan Dzulqa’dah tahun 6 Hijriyah,
suku Quraisy mengakui keberadaan Nabi SAW sebagai kekuatan yang independen,
Nabi SAW menetapkan persyaratan-persyaratannya dan membuat perjanjian dengan
suku Quraisy yang memegang tongkat kepemimpinan bangsa Arab; masuklah manusia
ke dalam agama Allah sesudah mereka mengetahui bahwa Nabi SAW mempunyai
kedudukan penting dan mengetahui bahwa
beliau mempunyai Daulah yang diakui secara sah. Dalam fase antara perjanjian Hudaibiyah dan
Futuh Makkah yang singkat itu, yakni kurang dari dua tahun, masuklah sekitar
12.000 orang ke dalam Islam. Kemudian
beliau keluar untuk menaklukan kota Mekkah dengan membawa pasukan sebanyak
10.000 mujahid.
Tatkala kekuatan orang-orang kafir di Mekkah dapat
dilumpuhkan, berhala-berhala telah dihancurkan, kebatilah telah dibersihkan
dari sekeliling Ka’bah. Quraisy telah
merendah kepada Rasulullah dan urusan menjadi mudah, maka mulailah seluruh
kabilah-kabilah Arab berfikir untuk masuk Islam secara berbondong-bondong. Kemudian tak ada lagi rintangan yang
menghalang di hadapan Rasulullah SAW, selain Kabilah Hawazun dan Kabilah
Tsaqif. Kemudian Rasulullah SAW bergerak
menyerang mereka kira-kira sebulan
setelah Futuh Mekkah. Inilah Perang Hunain, dimana kaum muslimin
berhasil mengalahkan mereka dengan kemenangan yang gemilang, sesudah mereka
menderita kekalahan yang disebabkan oleh ulah para Thulaqa’ (yakni orang
kafir Mekkah yang mendapatkan ampunan dari Rasulullah SAW pasca Futuh Mekkah),
yang belum mendapat tarbiyah yang cukup
lama dari Rasulullah SAW dan jiwa mereka belum bebas dari kotoran
jahiliyah. Merekalah yang pertama kali
melarikan diri dari pasukan sehingga menyebabkan kekalahan pasukan secara
keseluruhan. Akan tetapi Rasulullah SAW
tetap teguh bertahan beserta sepuluh orang sahabatnya. Selama waktu
keberadaannya bersama 10 orang sahabat menghadapi pasukan musuh yang berjumlah
4000 tentara dengan mengendarai bighal putih yang dikendalikan oleh Abu Sufyan
bin Abdul Muthalib, beliau berseru :
Dengan 10 orang, beliau menyatakan secara terang-terangan
tempatnya berada. Kemudian beliau
memanggil Abbas dan berkata kepadanya : “Panggilah kaum Anshar!” Lalu Abbas berdiri di atas puncak anak bukit
dan berteriak : “Wahai segenap orang-orang Anshar, wahai orang-orang yang telah
memberi bantuan, beriman dan memberikan pertolongan !!! Kemarilah kalian
mendekat kepada Rasulullah SAW !!!”
Setelah Abbas mengucapkan kata-kata tersebut, maka berubahlah jalannya
pertempuran.
Sesudah peperangan Hunain, maka datanglah seluruh kabilah
Arab masuk agama Allah secara berbondong-bondong. Karena itu tahun ke sembilan Hijriyah disebut
“Umul wufud” (Tahun Delegasi), karena banyaknya delegasi yang datang ke
Madinah untuk menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW dengan patuh. Mereka masuk agama Islam secara
berbodong-bondong setelah melihat pedang terangkat dan lembing penuh berceceran
darah.
Mereka melihat bahwa siapa saja yang menentang Rasulullah
SAW, maka pedang telah siap menantikannya.
Maka dari itu, datanglah rombongan besar dari berbagai kabilah Arab
masuk agama Allah secara berbondong-bondong.
Futuh Makkah terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah. Perang Hunain terjadi pada bulan Syawal tahun
ke- 8 Hijriyah. Sementara Perang Tabuk berlangsung beberapa bulan
sesudahnya, yakni pada bulan Jumadil ‘Ula tahun ke- 9 Hijriyah. Rasulullah SAW ikut menyertai peperangan
tersebut bersama 30.000 orang sahabat
Kemudian setahun sesudahnya Rasulullah SAW mengerjakan
haji Wada’. Haji kali ini diikuti para
sahabat sebanyak 114.000 orang.
Orang-orang pun masuk agama Allah secara berbondong-bondong.
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. (QS. An Nashr : 1-3)
Sesudah datang pertolongan Allah beserta kemenangan, maka
barulah manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.
Sebuah tatanan tidak mungkin dapat tegak dan seorang raja
tidak mungkin berkuasa melainkan dengan tombak dan pedang, dengan pedang dan
lembing, dengan tumbal dan pengorbanan, dengan darah dan jasad, dengan nyawa
dan syuhada’. Inilah yang membuat mulia dan Allah 'Azza wa Jalla telah
menerangkan hukum ini dalam Kitab-Nya. Dan dia menerangkan bahwa masuknya
seseorang ke Jannah tergantung atas penggunaan pedang.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum
nyata orang-orang yang sabar”. (QS. Ali Imran : 142)
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa surga itu berada di bawah
bayangan pedang. Pada suatu hari Abu
Musa al Asy’ari berdiri dan berkhutbah di hadapan khalayak. Dia berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda :
Lalu berdirilah seorang badui dan bertanya : “Apa yang
kamu katakan tadi?”.
Abu Musa menjawab : “Surga itu berada di bawah bayangan
pedang”.
Lalu badui tadi bertanya : “Apakah engkau benar-benar
mendengar sendiri dari Rasulullah?”.
“Benar”,
jawabnya.
Kemudian orang badui tadi kembali pada kaumnya dan berkata
: “Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kalian. Ketahuilah surga itu berada di
bawah bayangan pedang”. Lalu dia menghunus pedang dan pergi berperang sampai
dia terbunuh.
Nabi SAW Diutus dengan Membawa Pedang
Saya katakan : “Rasulullah Saw menerangkan bahwa pedang
dapat menghapus dosa/kesalahan; surga itu berada di bawah bayangan pedang;
tauhid berdiri di atas pedang dan beliau diutus dengan membawa pedang guna
menegakkan tauhid di permukaan bumi”.
Oleh karena itu, tauhid tidak mungkin bisa tegak di muka
bumi kecuali dengan pedang, kecuali dengan menggunakan kekuatan. Adapun bangsa yang menanti sampai pengikut
kebenaran meraih kemenangan, maka mereka diberi pilihan sesudah itu. Yakni sesudah segala rintangan dilenyapkan
oleh pedang, sesudah kepala-kepala yang membuat rencana untuk memerangi Islam
dan mencegah umat manusia dari mendengar panggilan Rabbul ‘Alamin disingkirkan.
Setelah kepala-kepala itu dilenyapkan, setelah topi-topi
baja yang menggantung di kepala orang-orang kafir itu dihancurkan, saya katakan
: “Setelah kepala-kepala manusia yang siang malam merencanakan makar untuk
memasang jerat bagi Islam dan memasang perangkap bagi pengikutnya itu dapat
dipatahkan, maka pada saat itulah dikatakan kepada bangsa-bangsa :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat …”. (QS. Al Baqarah : 256)
“Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. (QS. Al
Kahfi : 29)
Adapun rintangan-rintangan besar dan penguasa-penguasa
thaghut yang menghalangi manusia dari mendengar panggilan agama Allah dan
merintangi sampainya dakwah-dakwah Islam kepada mereka, maka sesungguhnya
manusia-manusia seperti itu tidak memahami bahasa ucapan. Contohnya : Fir’aun. Nabi Musa as datang
kepadanya menyampaikan dakwah dan risalahnya
:
“Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang
aku pandang baik; dan aku tiada menunjukan kepadamu selain jalan yang benar”.
(QS. Al Mu’min : 29)
Fir’aun berkata tentang diri Nabi Musa as kepada
pembesar-pembesarnya :
“Aku khawatir ia akan menukar agama-agamamu atau
menimbulkan kerusakan di muka bumi”. (QS. Al Mu’min : 26)
Musa dengan perbaikan yang dibawanya dia katakan sebagai
penyebab kerusakan dimuka bumi!!! Maka dari itu, manusia seperti ini tidak
mungkin bisa diajak berdialog, sebab dia telah berkata kepada Musa as :
“Sungguh jika kamu menyembah Ilah selain aku,
benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan”. (QS.
Asy Syu’ara : 29)
“Akulah Rabbmu yang paling tinggi”. (QS. An
Naazi’aat : 24)
Bagaimana orang semacam ini mau menerima perkataan seorang
hamba, sebagaimana yang dikatakan sendiri :
“Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata:
“Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku. Bukankah aku lebih baik
dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan
(perkataannya). Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau
malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya”. Maka Fir'aun
mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena
sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik”. (QS. Az Zukhruf : 51-54)
Oleh karenanya, tidak mungkin saling bersepahaman dengan
Caesar atau Kisra. Lihat saja Kisra,
ketika mendapat risalah dari Rasulullah SAW, setelah tahu risalah terebut
berasal dari seorang Arab maka iapun merobek-robeknya. Mendengar berita bahwa risalahnya
dirobek-robek, maka Nabi SAW bersabda :
Akhirnya sabda Rasulullah SAW itu menjadi kenyataan. Tak ada lagi raja bagi Dinasti Kisra sesudah
matinya Parves, Kisra ini adalah cucu Kisra Anusyirwan.
Hanya karena surat dari salah satu bangsa yang takluk di
bawah kekuasaannya, ia menganggapnya
sebagai penghinaan kemudian merobek-robeknya.
Iapun bertanya : “Apakah ini dari orang Arab yang kami lemparkan kepada
mereka cuilan roti, lalu mereka mengambilnya seperti anjing. Lalu kami pukul kepalanya dengan
tongkat?” Mereka menjawab : “Ya benar,
dari orang Arab”. Maka iapun tak merasa
perlu untuk mengirimkan pasukan, namun cukup seorang gubernur, yaitu Bodzan,
Gubernur wilayah Shana’a Yaman. Kisra
memberi instruksi pada Bodzan : “Bawa kemari orang Arab yang mengaku-aku
sebagai Nabi dari Jazirah Arab itu. Saya
akan memenjarakannya”. Lalu Bodzan
mematuhi perintah tersebut dan mengirimkan dua orang kepercayaannya kepada
Rasulullah SAW, untuk membawa beliau kepada Kisra yang mereka panggil “Rabbul Arbab” (Yang
dipertuan Agung). Kemudian tatkala kedua
orang tadi sampai kepada Nabi SAW, maka beliau bertanya kepada mereka berdua :
“Apa mau kalian”.
Keduanya menjawab : “Sesungguhnya tuan kami menginginkan
dirimu”.
Maka Rasulullah SAW mengatakan kepada mereka :
“Sesungguhnya malam ini Tuhanku telah membunuh Tuan kalian”.
Dan benar, Kisra mati pada malam itu. Pada malam dimana dua orang utusan dari Yaman
sampai di Madinah untuk menangkap Rasulullah SAW. Maka kedua utusan tadi kembali, padahal
sebelumnya mereka bermaksud menangkap Rasulullah SAW, dan menyerahkan kepada
Bodzan. Kata mereka : “Muhammad
mengabarkan kepada kami bahwa Kisra telah mati”. Sementara berita itu sendiri belum sampai ke
Yaman. Bodzan menunggu berita tersebut
selama lebih kurang sebulan. Dan akhirnya
datang berita yang menyatakan Kisra telah mati.
Persis pada malam yang dikatakan oleh Rasulullah SAW kepada kedua utusan
Bodzan. Maka Bodzan masuk Islam, dan Rasulullah SAW menetapkan dirinya sebagai
gubernur wilayah Yaman. Kata beliau :
“Rubahlah tamanmu menjadi masjid, dan arahkan kiblatmu ke gunung Naqam, gunung
dekat Shan’a”. Bodzan mengerjakan
perintah tersebut. Rasulullah SAW
sendiri belum pernah pergi ke Yaman, dan beliau tidak tahu di mana masjid dan
taman Bodzan. Sesudah ditemukan kompas,
dan ditemukan alat untuk menentukan arah kiblat, maka mereka mendapati bahwa
kiblat masjid tadi, yakni Masjid Agung di Shan’a merupakan kiblat yang paling
tepat arahnya di seantero Yaman secara mutlak.
Karena kiblat tersebut ditentukan oleh Rasulullah SAW.
Saya katakan : “Mereka tidak memahami bahasa ucapan, tidak
menghendaki kebenaran dan tidak mau menerimanya. Maka dari itu, menghadapi mereka mesti
menggunakan bahasa kekuatan, yakni pedang.
Sesudah kepala-kepala yang berada di sekeliling Kisra berjatuhan, maka
di saat itulah Iraq tunduk menyerah dan masuk Islam. Iran masuk Islam. Khurasan masuk Islam. Dan Islam masuk sampai ke utara
Khurasan. Masuk ke Moro dan sampai ke
wilayah Samarkand pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab dan Utsman. Demikian pula Kabul, wilayah ini berhasil ditaklukan
pada masa pemerintahan Umar bin Al Khattab ra.
Pemerintahan Mujahidin
Sekarang ini, kita mempunyai pemerintahan, yang tegak
melalui perantaraan pedang. Pemerintahan
yang tegak sesudah bangsa Afghan membayar dengan satu setengah juta
syuhada’. Setelah seluruh dunia merasa
kebingungan pada awal mula peperangan.
Dunia tertegun dan bertanya-tanya, bagaimana mungkin bangsa Afghan yang
miskin dan terisolir, yang tidak mempunyai persenjataan mutakhir dan teknologi
mampu menghadapi pemerintahan komunis, Rusia, Pakta Warsawa, dan negara-negara
sosialis??? Yang semuanya berjalan di
atas orbit dan garis edar yang sama, yakni menyebarkan kejahatan dan kefakiran
di seluruh penjuru dunia. Mereka berdiri
terbengong-bengong. Kami mendengar
diantara kaum muslimin ada yang mengatakan bahwa bangsa Afghan bunuh diri. Ya, bunuh diri dalam pandangan kaum yang
berhati lemah.
Manusia tanpa jihad ibarat mayat. Tak mungkin mereka memahami arti
kemuliaan/izzah, keperwiraan, keberanian dan kekuatan. Tak mungkin mereka meraih kemenangan
melainkan apabila mereka mewujudkan secara nyata. Karena itu, orang-orang Afghan terjun ke
medan pertempuran hanya dengan membawa tongkat kayu dan batu. Mereka memulai peperangan hanya dengan
tongkat kayu dan batu, bahkan sampai saat masuknya Rusia pada tahun 1980. Adalah Syeikh Sayyaf menjaga markas persembunyiannya
dengan tongkat karena tidak mempunyai senjata.
Saat itu, Pakistan belum mengakui jihad dan keberadaan mereka. Demikian juga negara-negara barat. Maka
mulailah peperangan dan mulailah Rusia menderita kekalahan. Dan menjadi besarlah kerugian yang diderita
pihak Rusia menghadapi bangsa Afghan.
Para penulis barat tidak mempercayai berita tersebut. Demikian pula wartawan dan juru kameranya. Mereka tidak mempercayai dongengan yang jauh
dari khayalan itu. Lalu mereka
mengirimkan beberapa wartawan untuk melihat secara langsung sebagian dari apa
yang mereka dengar. Namun ternyata
keadaan yang sebenarnya lebih besar dari khayalan dan lebih besar dari sekedar
apa yang mereka dengar. Dan memang
sebenarnyalah Rusia kalah menghadapi bangsa yang miskin, terisolir dan
bertawakal kepada Tuhannya ini. Bangsa
yang tidak mempunyai senjata ampuh melainkan roket “Allahu Akbar”. Pernah dalam suatu pertempuran, Rusia
menyangka, karena saking takut dan gentarnya mereka terhadap kata “Allahu
Akbar”, bahwa “Allahu Akbar” adalah jenis roket yang ditembakkan kepada
mereka. Dan mereka mencari-cari senjata
penangkal roket “Allahu Akbar”.
Maka kembalilah para wartawan yang dikirim itu dari
Afghanistan. Mereka mengirimkan
artikel-artikel kilat ke barat yang mengungkapkan isi hati mereka yang
dalam. Malah ada sebagian yang masuk
Islam ketika melihat salah satu pertempuran yang terjadi. Seorang wartawan Perancis menulis dalam
laporannya dengan tinta merah, “Saya melihat Allah di Afghanistan”.
Ada wartawan komunis dari Italia yang datang untuk meliput
berita-berita jihad bagi Partai Komunis Italia, yang dari segi kekuatan partai
ini menduduki peringkat tiga di seluruh dunia.
Ketika melihat mujahiddin mampu bertahan menghadapi Rusia, maka dia
kembali ke Italia. Dalam siaran televisi
dia mengumumkan keislamannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia berkata : “Saya melihat kawanan burung di
bawah pesawat tempur membela pihak mujahiddin”.
Lalu reporter televisi bertanya : “Apakah engkau yakin terhadap apa yang
engkau katakan?” Dia menjawab : “Saya
tidak akan mengingkari apa yang saya lihat dengan mata kepala saya
sendiri. Adapun kalian mau percaya atau
tidak, itu terserah. Dan saya akan
melansir fakta ini dalam surat kabar Express supaya bangsa Italia membaca
seluruhnya.
Bangsa Afghan memulai peperangan mereka dengan menggunakan
tongkat kayu dan batu. Dan Allah
membinasakan musuh-musuh melalui tangan-tangan mereka. Maka mulaiah orang-orang berlomba-lomba dalam
memberikan pelayanan kepada mereka.
Ketika mereka berdiri kokoh di atas kaki mereka dan membuktikan
eksistensi mereka, maka sesudahnya naiklah kapal mereka mengarungi lautan
darah. Dan seluruh dunia melihat sebuah
kapal yang berjalan di atas lautan darah.
Jika demikian, orang-orang seperti mereka berhak mendapatkan
penghormatan. Kita wajib menghormati
mereka. Oleh karena itu, seluruh dunia
berlomba-lomba memberikan khidmat kepada mereka, dalam memberikan bantuan
dokter, suplai makanan dan obat-obatan.
Hal itu dimaksudkan sebagai penghormatan bagi mereka. Karena manusia
tidak menghormati kecuali kepada yang mempunyai kekuatan. Adapun orang-orang yang lemah, maka mereka
tidak mempunyai keberadaan dibawah matahari.
Tak juga di dunia ataupun di akhirat. Hina di dunia dan disiksa di
akhirat.
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat
dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya:
"Dalam keadaan bagaimana kamu ini." Mereka menjawab: "Adalah
kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat
berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah
dibumi itu." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruknya tempat kembali”. (QS. An Nisaa : 97)
Kemudian, neraka jahaman menanti orang-orang lemah yang
ditindas, yang tak mau berhijrah. Al
Bukhari meriwayatkan bahwa sebab turunnya ayat ini ialah terbunuhnya beberapa
orang beriman yang menyembunyikan keislaman mereka di Makkah. Mereka keluar bersama pasukan Abu Jahal pada
peperangan Badar karena malu atau takut.
Lalu sebagian daripada mereka terbunuh dalam pertempuran tersebut. Maka yang demikian itu menyebabkan para
sahabat bersedih hati.
“Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau
wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui
jalan (untuk hijrah), Mereka itu, mudah-mudahan Allah mema'afkannya. Dan adalah
Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun”. (QS. An Nisa : 98-99)
Jika hari-hari itu berputar, maka berputar bagi mereka
yang membawa pedang. Sesunguhnya
orang-orang lemah tidak mempunyai eksistensi. Dan manusia tidak akan mengakui
kebenaran dan tidak akan menghargai ucapan melainkan jika kebenaran itu
didukung dengan kekuatan. Semoga Allah
meridhai Utsman bin Affan tatkala ia mengucapkan kata-kata :
“Sesungguhnya Allah benar-benar telah mencegah dengan
kekuasaan, apa-apa yang tidak dapat dicegah dengan Al Qur'an”.[5]
Sesungguhnya Allah benar-benar telah mencegah dengan
pedang atas orang-orang yang berbuat munkar, melanggar batas-batas-Nya dan
melakukan perbuatan maksiat lebih banyak dari apa yang dicegah-Nya dengan
perantaraan nasehat dan bimbingan melalui ayat-ayat Al Qur'an, atau melalui
petuah-petuah Rasulullah SAW.
Sesungguhnya Allah benar-benar mencegah dengan kekuasaan apa-apa
(kemungkaran) yang tidak dapat dicegah Al Qur'an.
Islam Akan Datang Kembali
Dunia sekarang dalam keadaan bingung. Mereka bergembira sekali karena Rusia telah
rontok gigi taringnya. Mereka bergembira
karena beruang merah Rusia mengalami banyak luka karena tikaman tombak yang
berada dalam genggaman mereka yang terjun di medan pertempuran. Luka-luka itulah yang membuat cemar reputasi
mereka di mata dunia. Pahlawan-pahlawan
Afghan itu, surban-surban mereka menjadi mahkota yang menjadikan seluruh orang
Islam di penjuru dunia merasa mulia dan menjadi simbol yang melambangkan
keperkasaan kaum muslimin di seluruh dunia.
Orang-orang barat mengatakan : “Ternyata di sana ada
kekuatan ketiga di dunia ini, bukan cuma dua adidaya saja. Di sana ada adidaya Islam”. Lalu mulailah para pemikir mereka, para pakar
sosiolog dan ahli-ahli politik mereka berhati-hati dan khawatir terhadap
kelangsungan jihad Afghan karena jihad ini menghidupkan seluruh umat
Islam. Di pasar-pasar Amerika tersebar
buku-buku yang isinya antara lain mengatakan “Jihad Afghan tidak akan berhenti
sampai perbatasan Jihon. Jihad Afghan
akan menerobos perbatasan Jihon, sungai Amudariya, yang memisahkan antara
wilayah Rusia dengna Afghanistan. Rusia akan
jatuh kemudian jihad tersebut akan menerobos Eropa. Wahai orang-orang barat, bangunlah
kalian! Wahai orang-orang Amerika
bangkitlah kalian sebelum Islam berkuasa kembali. Bersiap-siaplah membayar jizyah kepada
orang-orang Afghan anak cucu bangsa Turki, yang kalian pernah membayar jizyah
kepada mereka selama lima abad”.
Karena utara Afghan terbilang bagian dari Turki. Sementara Turki sendiri terletak di sepanjang
perbatasan Afghan (Turki barat dan Turki Timur). Dari negeri inilah muncul sebagian besar
penakluk dunia, baik dari kalangan orang-orang kafir maupun orang-orang muslim. Dari sana muncul Jenghis Khan, yakni dari
negeri Torana, negeri asal kelahiran
bangsa Ardomiyah dan bangsa Turki. Dari
utara Afghan, mereka pergi ke suatu tempat di sekitar Konstantinopel. Kemudian mereka mendirikan negranya sesudah
tumbangnya imperium Romawi. Negeri
tersebut menjadi negeri Turki setelah Allah menaklukan Konstantinopel lewat
tangan Muhammad Al Fatah, delapan abad yang lalu. Kemenangan itu memang telah diramalkan oleh
Nabi SAW. sebagai berita gembira bagi
para sahabat.
Rasulullah SAW pernah ditanya : “Kota mana diantara dua kota yang dapat ditaklukan pertama kali, Konstantinopel atau Roma?” Konstantinopel adalah ibukota Romawi Timur. Kota ini merupakan ibukota gereja timur. Adalah Raja Heraclius bertempat di sana, ketika Muhammad al Fattah menaklukan kota ini. Heraclius sampai turun ke pasar-pasar untuk mempertahankan Konstantinopel. Dia terbunuh di atas punggung kudanya. Disebutlah panglima Muhammad dengan Al Fatah, karena dialah yang menaklukan Konstantinopel. Kota ini berhasil ditaklukan sesudah kabar gembira dari Rasulullah SAW berlalu delapan setengah abad, yakni pada tahun 10 H. Ini berarti peristiwa tersebut terjadi sesudah 850 tahun dari sejak diramalkan. Oleh karena itu, kota Roma juga akan ditaklukan, --Insya Allah-- karena Rasulullah SAW bersabda : “Bahkan juga kota Hiraclius”[6] artinya Konstantinopel ditaklukan lebih dahulu dan kemudian kota Roma, --Insya Allah.
Rasulullah SAW pernah ditanya : “Kota mana diantara dua kota yang dapat ditaklukan pertama kali, Konstantinopel atau Roma?” Konstantinopel adalah ibukota Romawi Timur. Kota ini merupakan ibukota gereja timur. Adalah Raja Heraclius bertempat di sana, ketika Muhammad al Fattah menaklukan kota ini. Heraclius sampai turun ke pasar-pasar untuk mempertahankan Konstantinopel. Dia terbunuh di atas punggung kudanya. Disebutlah panglima Muhammad dengan Al Fatah, karena dialah yang menaklukan Konstantinopel. Kota ini berhasil ditaklukan sesudah kabar gembira dari Rasulullah SAW berlalu delapan setengah abad, yakni pada tahun 10 H. Ini berarti peristiwa tersebut terjadi sesudah 850 tahun dari sejak diramalkan. Oleh karena itu, kota Roma juga akan ditaklukan, --Insya Allah-- karena Rasulullah SAW bersabda : “Bahkan juga kota Hiraclius”[6] artinya Konstantinopel ditaklukan lebih dahulu dan kemudian kota Roma, --Insya Allah.
Orang-orang barat mengetahui hal ini. Mereka mengetahui kalau manusia mulai
mengalihkan pandangan mereka kepada Islam, murni dari kemauan mereka
sendiri. Lalu bagaimana jika pedang itu
ada?! Bagaimana kalau singa-singa
terkejut meloncat dan lepas dari sarangnya berlari menuju jantung Eropa
menyebarkan agama Allah 'Azza wa Jalla dan mengangkat bendera “Laa ilaaha
illallah”?!
Setelah orang-orang Eropa melihat kebangkrutan peradaban
barat dan mereka mengetahui bahwa peradaban barat akan runtuh menimpa
pemiliknya, maka beredarlah buku-buku yang dikarang oleh para penulis dan
pemikir mereka. Mereka mengatakan
bahwasanya tidak mungkin menyelamatkan barat dari kejatuhan atau menjaga
peradaban barat dari keruntuhan. Dan
bahwa peradaban lainlah yang akan menggantikan tempatnya. Peradaban itu tiada lain ialah Islam.
Maka dari itu, dalam waktu setahun, seorang filsafat
Partai Komunis Perancis, Roger Geraudi, (dia pernah terpilih sebagai kandidat
presiden Perancis. Duduk sebagai anggota
parlemen Perancis dalam masa yang relatif lama.
Pernah menduduki jabatan-jabatan penting yang lain. Dan dia merupakan tokoh yang difigurkan dalam
Partai Komunis) masuk Islam. Lalu dia
menulis buku tentang Islam, diantara dua bukunya yang masyhur itu adalah “Al
Islam Sayahkum” (Islam akan berkuasa kembali) dan “Al Islam Qadim” (Islam akan
datang).
Maurice Bucail masuk Islam sehabis membaca beberapa ayat
Al Qur'an. Dia adalah seorang dokter
bedah Perancis. Demikian pula Cousteuau,
pakar ilmu kelautan internasional, yang sempat berdebat dengan Maurice Bucail
lebih dahulu sebelum masuk Islam.
Katanya : “Saya telah berhasil menyingkap suatu fenomena dari hasil
eksperimen saya yang cukup lama.
Fenomena itu ialah : Air sungai dan air laut tidak bercampur pada suatu
posisi di dalam lautan. Di sana ada
dinding penghalang yang mencegah bercampurnya kedua jenis air tersebut”. Namun
Maurice Bucail menimpali kata-katanya : “Fenomena itu telah ditegaskan oleh
Rabbul ‘Alamin dalam Al Qur'an yang dibawa Rasulullah beberapa adab yang
lalu. Allah berfirman :
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing”. (QS. Ar Rahman : 19-20)
Mendengar keterangan tersebut, Cousteuau pun mengucapkan
dua kalimah syahadah memeluk Islam.
Saya katakan : “Sekarang ini, seluruh dunia menunggu dan
bertanya-tanya. Apa hasil jihad Afghan? Akan melahirkan apa jihad ini? Mereka
dicekam kekhawatiran. Mereka menanti-nanti dan menggigil ketakutan. Sendi-sendi
tulang mereka bergetar, badan mereka bergoyang karena takut Islam kembali
sekali lagi.
Rajiv Gandhi[7]
berkata : “Sesungguhnya berdirinya Daulah Islamiyah yang ekstrim di Afghanistan
merupakan bahaya yang mengancam wilayah sekelilingnya”. Dia tahu bahayanya Islam, mengapa? Karena bangsa India Muslim pernah memerintah
selama belasan abad, sebelum datangnya Inggris.
Islam memerintah India selama duabelas abad. Dan kemudian datanglah tentara koloni Inggris
menghinakan bangsa India dan memaksakan kekafiran atas mereka dan memaksa
mereka menyembah sapi.
Mereka tahu betul, siapa itu orang-orang Afghan. Mereka tahu bahwa Ahmad Syah Baba pada tahun
1747 --Pendiri Negara Afghanistan moderen --
pernah menyerang India sampai kota Delhi sebanyak tujuh kali. Dia membangkitkan semangat perjuangan
kabilah-kabilah di Kandahar untuk menyerang Delhi. Dahulu Peshawar merupakan ibukota negaranya
pada musim dingin. Sedangkan Lahore saat
itu diperintah oleh putranya, Timur Lenk.
Mereka tahu betul, siapa orang-orang Afghan itu! Karena itu hanya sekedar melihat surban
Afghan berkilau dari kejauhan, dia terkencing-kencing di celana karena rasa
takutnya. Mereka tahu betul, siapa
orang-orang Afghan itu!
Inggris tahu betul siapa orang-orang Afghan itu?!! Mereka
pernah tiga kali bertempur melawan kaum muslimin Afghan. Tahun 1842, tentara mereka beserta
begundal-begundalnya sebanyak kurang lebih 17.000 orang dibantai habis
semua. Tak ada seorangpun yang mereka
tinggalkan melainkan hanya seorang saja,
yakni Dr. Braiden. Sengaja mereka
melepaskan orang ini agar supaya dia kembali ke Inggris untuk menceritakan
akhir kesudahan peperangan mereka melawan pahlawan-pahlawan Islam.
Tahun 1980, Inggris masuk ke kancah pertempuran lagi
melawan orang-orang Afghan. Mereka
dibantai habis semua di daerah Khurd Kabul.
Dalam peperangan kali ini, tentara Inggris sama sekali habis. Inggris bermaksud mengangkat seorang penguasa
yang tidak disukai bangsa Muslim Afghanistan di Kabul, maka mereka merasakan
pil pahit di sana. Lalu pada tahun 1919,
Inggris masuk ke kancah pertempuran terakhir melawan orang-orang Afghan. Tentara mereka terpukul mundur dan dikejar oleh
tentara Afghanistan. Mereka melampaui
perbatasan Afghanistan dan masuk ke daerah Trimanggal, Shada dan sampai ke
Thall. Ketika tentara Afghanistan
berhasi merebut pos pertahanan militer
Inggris di Thall, maka Churchil[8]
mendengar berita tersebut. Dia khawatir
jangan-jangan orang Afghan itu sampai ke wilayah India. Sementara itu pula, tentara Afghan
mengumumkan perang jihad melawan negeri Inggris yang menghisap darah kaum
muslimin di setiap tempat. Maka
cepat-cepat Churchill mengumumkan kemerdekaan Afghanistan sebelum mereka
bergerak ke Thall.
Mereka tahu, demi Allah, kadang-kadang para pendusta itu
berbicara benar. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits :
Radio suara Inggris (BBC) beberapa saat yang lewat
mengatakan dalam sebuah ulasan berita : “Inggris pernah merasakan pil pahit
akibat kesalahan kebijakan mereka di Afghanistan. Mereka telah membayar kesalahan tersebut
dengan harga yang amat tinggi”.
Kesalahan pihak Inggris waktu itu adalah : mereka
bermaksud memaksakan kepada bangsa Afghan seorang pemimpin yang tidak mereka
sukai. Maka akhirnya mereka harus
menebusnya dengan harga dan pengorbanan yang begitu mahal. Rusia tidak mengambil pelajaran atas apa yang
pernah terjadi pada Inggris. Mereka hendak memaksa bangsa Afghan untuk menerima
pimpinan dan pemerintahan yang tidak mereka
ridhai dan tidak mereka terima baik dengan hati, lesan dan fikiran
mereka. Sebagai konsekuensinya, pasukan
Rusia mengalami kekalahan di Afghanistan melawan Mujahiddin yang menyingkir ke
pegunungan maupun ke lembahnya
Sekarang ini, barat untuk ketiga kalinya tidak mau
mengambil pelajaran atas apa yang pernah terjadi pada Inggris. Mereka bermaksud mendatangkan seorang
pemimpin yang sama sekali tidak disenangi bangsa Afghan. Mereka bermaksud mengembalikan Zhahir Syah
atau Abdul Hakim Thabibi atau yang lain menjadi pemimpin mereka. Padahal orang-orang tersebut hanyalah
merupakan tokoh orbitan, koalisi barat, orang-orang yang berfikiran ala
Amerika, berotak macam George, Antonio, Michael, Robert, dan lain-lain. Wajahnya
wajah Ghul Rahman, Afdhak Ghul, dan lain-lainnya, tampangnya tampang
Afghan namun otaknya otak Amerika dan otak syetan.
Orang-orang Amerika tidak ingin Islam berkuasa. Mengapa?
Mengapa mereka tidak ingin melihat Islam berkuasa? Mengapa Amerika tidak bersikeras untuk
memaksakan beberapa menteri dukungan mereka terhadap pemerintahan Vietnam
setelah mereka mundur dari sana? Mengapa
mereka tidak memaksakan sebagian pembesar yang sekomplotan dengan mereka dalam
pemerintahan Vietnam? Mengapa mereka mau
turut campur tangan dalam pemerintahan Afghanistan?
Karena mereka menghendaki kaputusan-keputusan yang keluar
dari pemerintahan yang hendak dibentuk berasal dari otak dan tangan
mereka. Mereka tidak menghendaki adanya
kekuatan di bumi yang mulia karena menjadikan Allah sebagai Rabbnya, Islam
sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Mereka tidak
menginginkan pemerintahan tersebut membuat keputusan lewat tangannya
sendiri. Mereka menguji berulang kali
komitmen para pemimpin Afghan, namun mereka mendapati bahwa para pemimpin itu
sangat alot dan keras. Bukannya lembek
dan bisa bisa diperas. Mereka berupaya
untuk menemui Sayyaf, Hekmatyar, Yunus Khalis dan yang lain. Namun ternyata bertemu muka dengan mereka
saja, para pemimpin itu menolak.
Para Pemimpin dan Para Tokoh
Pernah Sayyaf menolak kedatangan Konsul Amerika di ambang
pintu rumahnya. Para pembantu dekatnya
berkata : “Ada konsul Amerika berada di pintu ingin bertemu denganmu”. Dia menjawab : “Sayang sekali, saya tak punya
waktu untuk bertemu dengannya”. Maka
baliklah Konsul Amerika itu dari Peshawar dengan tangan hampa.
Pernah ditanyakan kepada Yunus Khalis : “Mengapa anda
menemui Reagan?” Jawabnya : “Untuk
menawarkan Islam padanya, karena pertemuan itu merupakan kesempatan”. Dan memang benar Yunus Khalis menawarkan
Islam kepada Reagan. Dia adalah delegasi
manusia pertama yang mengajak Reagan supaya mengganti agamanya dan menyerunya
masuk agama Islam.
Ketika Rabbani bertemu dengan Reagan, maka setelah bertemu
itu surat-surat kabar Amerika menulis head line dengan huruf besar dan
panjang: “DELEGASI PERTAMA YANG MENGATAKAN TIDAK DIHADAPAN REAGAN”.
Adapun Hekmatyar, maka dia pernah berkunjung ke
Amerika. Mereka menawarkan padanya untuk
bertemu dengan Reagan, akan tetapi dia menolak tawaran tersebut. Duta Besar
Pakistan yang menjadi perantara mengatakan padanya : “Jam 11.15, Presiden
Amerika Reagan menunggumu!”, namun Hekmatyar menjawab : “Saya tak mau bertemu
dengannya”.
Lelaki Pakistan ini (yakni Sang Duta Besar) menganggap
Hekmatyar telah kehilangan akal warasnya.
Katanya : “Engkau gila?!
Enampuluh orang pemimpin negara berada dalam daftar tunggu minta bertemu
dengan Reagan, namun dia menolak bertemu dengan mereka. Apakah benar-benar engkau menolak bertemu
dengannya?”. “Ya benar”, jawab
Hekmatyar. Selanjutnya dia mengatakan :
“Jika engkau bersikeras memaksaku, maka aku akan segera meninggalkan Amerika
sekarang juga”. (Kedatangan Hekmatyar ke
Amerika saat itu atas undangan PBB untuk mempresentasikan persoalan negerinya
kepada PBB).
Saya sendiri melihat surat dari Konggres yang berisi
undangan untuk Hekmatyar selama keberadaanya di Amerika. Begini bunyinya : “Karena kalian adalah
bangsa yang telah membuat teladan tinggi bagi bangsa-bangsa lain di muka bumi
yang berkeinginan melepaskan dirinya dari tindak kesewenang-wenangan dan
kezhaliman, maka kami merasa mendapatkan kehormatan untuk mengundang kalian
dalam jamuan teh bersama Konggres Amerika”.
Namun Hekmatyar berkomentar : “Konggres dan Reagen adalah
dua muka dari badan yang satu, yaitu Amerika”.
Dia menolak pergi ke Konggres.
Reagan tidak berputus asa atas penolakan Hekmatyar. Malahan dia menulis surat dan mengirimkan
bersama anak perempuannya, Maurine Reagan. Maurine pergi menemui Hekmatyar.
Setelah menyampaikan surat tersebut, dia mengatakan padanya : “Papa menantimu
malam ini di Gedung Putih”. Reagan
berfikir Hekmatyar akan melunak sikapnya begitu melihat anak gadisnya. Namun
ternyata Hekmatyar menjawab : “Saya menyesal tidak dapat menerima undangan itu,
karena saya telah membuat janji dengan muhajirin (orang-orang Afghan) di
Indiana. Saya akan menghabiskan waktu
malam ini bersama mereka”. Dan dia
sungguh-sungguh menghabiskan waktunya bersama-sama mujahiddin yang tidak
memiliki apa-apa.
Bangsa yang tidak menerima seorang pemimpin kecuali dengan
kerelaannya. Kita tidak dapat memaksakan
seorang calon pemimpin untuk mereka terima.
Pemimpin itu akan datang. Pemimpin
Islam tak mungkin berkompromi dalam soal kepemimpinan dengan mereka. Kepemimpinan itu muncul dari kekaguman dan
keseganan para pengikutnya melalui peperangan dan pedang. Melalui tombak dan darah yang mengalir. Mereka tidak berada dalam istana megah di
negara Eropa. Mereka bersama para
mujahiddin dalam berbagai pertempuran sejak belasan tahun. Adapun Hekmatyar, maka dialah yang meletuskan
jihad mubarak ini. Dia menyertai jihad ini sejak pertama kali meletus. Demikian pula Rabbani, kemudian datang
sesudahnya Yunus Khalis. Lalu datanglah
Sayyaf. Sewaktu meletus jihad, Sayyaf
berada dalam penjara rezim komunis.
Kemudian setelah bebas, dia melanjutkan perjalanan jihad bersama
mereka. Bukan merupakan perkara yang
mudah mengadakan kudeta militer terhadap mereka. Karena kekuasaan sekarang berada di tangan
bangsa yang memiliki senjata. Maka tidak
mungkin mengadakan kudeta militer terhadap mujahiddin Afghan. Tak
mungkin melancarkan kudeta terhadap
tokoh-tokoh pimpinan tadi.
Ketahuilah bahwa para tokoh pimpinan itu telah mengalami pahit getirnya
perjalanan jihad ini. Mereka melangkah
di atas jalan yang penuh bara, jalan yang penuh dengan onak dan duri, jalan
yamg dipenuhi ceceran darah, anak-anak yatim dan air mata. Mereka melangkah di atas jalan yang amat
panjang. Mereka berani berkorban dan
membayar harga. Mereka berani
mengorbankan apa saja yang mereka miliki.
Jika anda masuk salah satu dari rumah pemimpin-pemimpin itu, maka
niscaya akan anda temui karib kerabatnya yang telah kehilangan keluarga
mereka. Ada yang kehilangan
anak-anaknya, ada yang yatim piatu dan ada pula yang menjadi janda. Semua itu
akan membuat kacau fikiranmu dan membuat susah hatimu.
Hekmatyar kehilangan ayah dan saudara laki-lakinya. Pernah suatu hari saya berada di rumahnya. Di sana ada anak berumur 12 tahun. Lalu Hekmatyar mengatakan kepada saya : “Anak
ini telah kehilangan seluruh kerabatnya, sehingga tak ada yang mengasuhnya,
maka saya bawa dia ke rumah saya”.
Di setiap tempat terdapat panti asuhan dan tempat penampungan. Setiap rumah menjadi rumah panti asuhan. Setiap rumah menjadi rumah berkabung. Wanita-wanita mereka tidak memiliki
persediaan makanan. Banyak diantara
mereka tidak memiliki persediaan makanan.
Kendati demikian tidak berdiri di pintu -pintu rumah dengan tangan
menadah. Mereka tidak tahu kepada siapa
mereka menangisi.
Pernah suatu ketika Shidiq Cakari[10]
bercerita pada saya ketika kami sedang ngobrol bersama. Dia bercerita tentang
jihad, kemudian ditengah-tengah ceritanya dia mengatakan kepada saya : “Hari
itu datang berita yang mengabarkan kesyahidan dua puluh dua orang kerabat
kami”. Kemudian dia mengalihkan
ceritanya lagi kepada jihad. Seolah-olah
kisah kematian kerabatnya itu tidak membuatnya susah.
Dua puluh dua orang familinya mati syahid dalam waktu
sehari. Berapa banyakkah orang yang
kehilangan keluarga sampai sedemikian itu.
Jarang sekali rumah yang kalian temui, melainkan disana terdapat ibu
yang kehilangan anak-anaknya, melainkan di sana ada air mata kaum wanita.
Bagaimana mereka tetap hidup? Kalau misil-misil yang diluncurkan ke bumi
Afghanistan cukup untuk membakar lebih dari lima setengah juta jiwa. Namun ternyata misil-misil itu hanya membunuh
satu setengah juta jiwa saja. Ini adalah
suatu perkara yang betul-betul ajaib.
Sungguh bangsa Afghan telah banyak berkorban, dan masih
tetap akan berkorban. Setiap empat menit
ada yang mati syahid, setiap menitnya ada yang berhijrah, dan setiap dua belas
menitnya ada yang dipenjara. Kendati
demikian mereka tetap teguh melanjutkan perjalanan jihad yang berbarakah
itu. Dan akhirnya mereka sampai pada
kesudahan yang kita lihat sekarang ini.
Setelah mereka merontokkan hampir 3000 pesawat tempur Rusia, menghancurkan
14.000 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, membunuh 50.000 tentaranya, dan
mencederai serta membunuh sekitar 100.000 orang-orang komunis di
Afghanistan. Setelah Rusia mengumumkan
dengan terpaksa bahwa mereka akan menarik mundur pasukannya dari wilayah
Afghan.
Beberapa waktu yang lewat, Mikhail Gorbachev mengumumkan
bahwa mereka akan menarik mundur pasukannya kendati pihak mujahiddin tidak
mematuhi isi perjanjian Geneva dan akan merintangi penarikan mundur pasukan
Rusia. Sebelum melaksanakan rencana tersebut mereka mengutus seorang delegasi
rahasia kepada mujahiddin. Kata delegasi
tersebut : “Kami mau menarik mundur pasukan kami,maka biarkanlah kami mundur
tanpa kalian halangi”. Kemudian juru
bicara mujahidin menjawab : “Kami merasa tidak terikat dengan perjanjian
Geneva. Maka silakan bagi mereka yang
merasa terikat untuk melindungi tentara kalian”.
Dalam suatu wawancara di layar televisi, ada salah seorang
tentara Rusia veteran Afghanistan bercerita.
Katanya : “Ketika kami mendengar
Allahu Akbar, maka kami terkencing di celana kami”.
Itu adalah ‘Izzah (keperkasaan/kemuliaan) yang tidak
datang dengan cara yang mudah.
Imbalan dari Sebuah Pengorbanan
Sungguh telah turun bermacam-macam karamah di Afghanistan,
namun janganlah kalian beranggapan bahwa karamah tersebut turun demikian saja,
karamah itu turun setelah mereka memberi apa yang dapat mereka berikan dan
kerahkan serta mempersiapkan segala kekuatan hingga tidak tersisa lagi anak
panah di busurnya.
Adalah suatu kehendak Allah 'Azza wa Jalla yang memberikan
kemuliaan mujahidin Afghanistan dengan mendatangkan bagi mereka karamah dari
langit. Dengan karamah yang membuat
kemuliaan mereka selama menempuh jalan jihad.
Adalah orang-orang mencium darah syuhada’ seperti bau minyak kesturi. Ada yang jasadnya berbulan-bulan di atas
pasir atau di atas tanah tidak berubah (utuh), tidak ada anjing atau binatang
buas menyentuh jasad mereka. Sementara
jasad orang komunis yang berada di sampingnya menggembung dalam waktu beberapa
jam setelah kematiannya. Lalu nanah dan
ulat keluar dari seluruh anggota tubuhnya.
Wajah-wajah mereka gelap dan hitam seperti terselubung pekatnya malam.
Kami pernah melihat nanah dan ulat (larva) itu, sementara
di samping mayat-mayat mereka terdapat jasad mujahid dalam posisi
meringkuk. Sebulan di atasnya dalam
keadaan seperti itu seperti yang terjadi atas ikhwan kita Abdullah Al Mishri di
Joji. Dia terbunuh pada permulaan bulan
Syawwal, baru pada tanggal 8 Dzulqa’dah kami menemukan jasadnya dalam keadaan
meringkuk seperti orang yang sedang tidur.
Tak ada yang berubah kecuali ujung hidung dan tepi mulutnya. Dan keadaannya tetap akan seperti itu,
sebagaimana dikatakan sahabat Jabir tentang ikhwal ayahnya : “Sesudah berlalu
empat puluh tahun, jasadnya tidak berubah kecuali sebagian dari ujung hidung
dan mulutnya”.
Kami mencium bau darah mereka seperti bau minyak kesturi.
Dan juga yang terjadi atas Abdullah al Ghamidi di kawasan Chamkoni. Di sini
keluar suara takbir dari kuburnya dalam tempo waktu yang cukup lama (Allahu
Akbar!!)
Demikian pula yang terjadi atas Abdul Wahab al Ghamidi dan
Su’ud al Bahri. Ada cahaya yang keluar dari kubur keduanya pada malam Senin dan
malam Kamis. Dan juga Zakariya, Abul
Hunud al Falistin serta Hisyam ad Dailami di Ma’sadah. Ada cahaya yang muncul dari kubur mereka pada
hari Senin. Cahaya itu dilihat oleh
empat ikhwan Arab di Kamp Mujahidin Ma’sadah.
Adapun mengenai darah yang berbau minyak kesturi dan bau
harum wangi-wangian yang keluar dari darah mereka, maka sesungguhnya yang
demikian itu memang benar terjadi. Tak
ada keberatan, bahkan beritanya sampai pada tingkatan mutawwatir. Dan inilah kisah yang terjadi pada Miya Ghul.
Yang meneriaki musuh-musuh Allah sesudah kematiannya. Yakni ketika orang-orang komunis itu
mendekati jasadnya untuk mereka seret.
Seorang pemimpin Partai Komunis datang mendekatinya untuk melampiaskan perasaan
dongkolnya sesudah kematian Miya Ghul,
dia adalah komandan di wilayah
Bahglan. Ketika orang itu mengangkat
sebelah kakinya akan menendang kepala Miya Ghul, mendadak kakinya lumpuh. Dan tatkala rezim komunis mengirimkan team
khusus untuk mengikat jasadnya ke belakang kendaraan dengan maksud menyeretnya
keliling kota Baghlan, maka tiba-tiba mayat Miya Ghul berteriak : “Berikan
padaku senjataku!” Maka mereka pun
tunggang langgang. Sesudah berkali-kali mencoba dan gagal, akhirnya mereka
datang membawa kain kafan putih yang bagus.
Kain kafan itu mereka berikan kepada ulama-ulama besar yang pemerintah
komunis tidak memusuhi mereka. Kata
mereka pada ulama-ulama tersebut : “Ambillah kain kafan ini untuk membungkus
mayat komandan itu. Dan kalian sekali-kali
tiada dapat dikalahkan sepanjang diantara kalian ada orang-orang seperti mereka”. Maka selanjutnya Miya Ghul dimakamkan. Sementara suara takbir masih terus keluar
dari kuburnya. Dalam pada itu di
Peshawar, keluarga Miya Ghul menangisi kematiannya. Lalu shalatlah saudara laki-laki Miya Ghul
pada malam hari memohon kepada Allah : “Ya Allah, jika memang benar saudaraku
mati syahid maka tunjukanlah kepada kami tanda kesyahidannya!” Maka tiba-tiba muncullah seikat bunga yang
tiada bandingannya di atas bumi turun dari langit pada pertengahan malam itu,
dari atap rumah. Baunya sangat
harum. Mereka berkata : “Kami akan
membangunkan Muhammad Yasir agar dia juga mencium baunya dan melihat karamah
yang diberikan Allah pada saudara kami”.
Lalu mereka meletakkan bunga itu di dalam Mush-haf Al Qur’an untuk mereka lihat pada pagi harinya. Kemudian esok harinya mereka membuka mush-haf
tersebut, namun ternyata mereka tidak menemukan bunga itu.
[1]
Shahih Al Jami Ash Shaghir 2831
[2]
Shahih Al Jami Ash Shaghir 1451
[3]
Diriwayatkan oleh Muslim dan AT Tarmidzy serta yang lain
lihat kitab At Targhib wa At Tarhib oleh al Mudziri juz
2 hal 290
[4]
HR Al Bukhari
[5]
Dha’if marfu’ diriwayatkan oleh perkataan sebagian sahabat seperti Utsman dan
yang lain
[6]
Silsilah Al Hadits Ash Shahih no. 4
[7]
Rajiv Gandhi adalah anak Indira Gandhi, cucu Pandith J. Jeru. Menjadi Perdana Menteri India pada masa
berkecamuknya jihad Afghan
[8]
Churchil, lahir 1874-1965 di Welingham (Oxford) meninggal di London. Tokoh
penting dalam kerajaan Inggris. Menjabat
PM sejak tahun 1940-1945 dan 1951-1955
[9]
HR Bukhari
[10]
Salah seorang komandan mujahidin yang beroperasi di wilayah Paktia
Tidak ada komentar