Select Menu
Select Menu

Favorit

Buku Referensi

Buku

Pergerakan Islam

Tokoh

Rumah Adat

Syamina

Pantai

Seni Budaya

Kuliner

» » Prinsip Pedang


Unknown 00.00 0

Sesungguhnya kebenaran yang dilindungi dengan kekuatan, maka dialah yang akan meraih kemenangan.  Dan sesungguhnya manusia tidak akan menerima kebenaran kecuali jika kebenaran itu didukung dan dilindungi dengan pedang  yang tajam.

Wahai mereka yang telah ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Ketahuilah bahwa Allah telah menurunkan ayat dalam Surat Al Anfal:


 “Dan perangilah  mereka sehingga tidak ada fitnah (syirik) dan sehingga agama itu semata-mata bagi Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al Anfal : 39)
Rasulullah bersabda:

“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan membawa pedang, sehingga Allah disembah sendirian saja, tidak ada sekutu bagi-Nya dan dijadikan rezkiku berada di bawah bayangan tombakku. Dan dijadikan kecil serta hina orang yang menyelesihi urusanku. Barang siapa menyerupakan dirinya dengan suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”.[1]

Ayat diatas menerangkan bahwa agama tidak akan menjadi milik Allah semata kecuali dengan satu cara, yakni Qital/perang. Ini adalah syari’at yang dibuat Allah ‘Azza wa Jalla bagi umat manusia.

Undang-Undang Masyarakat

Sesungguhnya masyarakat yang meyakini suatu idiologi pada awalnya dimulai dari sekelompok dari mereka yang menerima idiologi tersebut sebagai hukum baginya dengan kepatuhan dan kerelaan. Kemudian aqidah ini diperjuangkan untuk menghadapi kejahiliyahan dengan seluruh akar-akarnya. Lalu kejahiliyahan tadi mengadakan reaksi perlawanan dengan apa saja yang mereka miliki seperti harta, pedang dan kekuasaan. Maka terjadilah peperangan sengit antara kebaikan dan kejahatan, antara al haq dan al bathil,  dan akhinya berjatuhanlah mereka yang jatuh, dan mati syahidlah mereka yang mati syahid, serta bertahanlah mereka yang mampu bertahan. Kemudian menanglah ahlul haq. Sebagian besar manusia hanya berdiri sebagai penonton dalam suatu peperangan. Mereka menanti hasil pertempuran, sehingga apabila pedang telah berhasil merebut kemenangan, baru mereka berdiri di bawah naungannya. Sehingga apabila tombak telah diangkat tingi-tinggi sebagai pertanda kemenangan maka manusiapun berdiri di belakangnya mengulang-ulang pekik kemenangan dan mengelu-elukan pemenangnya, yakni mereka yang berjuang mengangkat senjata.


Manusia tidak masuk agama Allah secara berbondong-bondong begitu saja. Mereka tidak mau menerima kebenaran hanya dengan pengorbanan yang sedikit dan tak berarti. Mereka tidak mau menerima kebenaran melainkan sesudah kebenaran itu terjun di dalam kancah peperangan yang cukup lama. Mereka bukanlah orang  yang siap membayar harga, dengan mengorbankan harta, jiwa dan nyawa, demi membela aqidah. Karena sesungguhnya kebanyakan manusia hanya ingin hasil yang mudah dicapai, perjalanan yang tidak berapa  jauh dan ghanimah tanpa peperangan. Tidak semua orang atau sebagaian besar diantara mereka atau separuh diantara mereka siap masuk ke kancah pertempuran. Pengikut kebenaran yang berani memperjuangkan kebenaran dan menentang kebathilan, maka sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang betul-betul membayar harga. Mereka korbankan jiwa, raga dan harta mereka. Mereka korbankan harta dunia yang dimilikinya, demi tegaknya prinsip dan aqidah yang diyakininya.

Sesudah pertempuran itu berlangsung lama, Allah ‘Azza wa Jalla mengawasi jalannya pergulatan tersebut. Lalu dia memenangkan pengikut kebenaran sesudah mereka berkorban dan sesudah mereka memberikan apa yang mereka berikan. Maka pada akhirnya Allah memenangkan kebenaran dan pengikutnya serta mengalahkan kebathilan dan pengikutnya.

Dengan memperlihatkan kehidupan Rasulullah SAW dan peperangan-peperangan beliau, maka akan nampak  jelas bagi kita tentang hukum dan peraturan ini,  yakni : bahwa sesungguhnya kebenaran yang dilindungi dengan kekuatan, maka dialah yang akan meraih kemenangan.  Dan sesungguhnya manusia tidak akan menerima kebenaran kecuali jika kebenaran itu didukung dan dilindungi dengan pedang  yang tajam.

Ketika Rasulullah Saw berdiam di Mekkah selama 13 tahun berturut-turut, maka tidak ada yang masuk agama Allah melainkan hanya sekitar 100 orang saja.  Lebih sedikit atau kurang sedikit.  Kemudian beliau berhijrah ke Madinah.  Pada waktu pecah pertempuran Badar, beliau diikuti 313 orang diantara kaum muslimin.  Ketika Perang Uhud pecah, beliau disertai 1000 orang.  Dalam Perang Khandaq, beliau diikuti 3000 sahabat.  Kemudian sesudah berlangsungnya perjanjian Hudaibiyah pada bulan Dzulqa’dah tahun 6 Hijriyah, suku Quraisy mengakui keberadaan Nabi SAW sebagai kekuatan yang independen, Nabi SAW menetapkan persyaratan-persyaratannya dan membuat perjanjian dengan suku Quraisy yang memegang tongkat kepemimpinan bangsa Arab; masuklah manusia ke dalam agama Allah sesudah mereka mengetahui bahwa Nabi SAW mempunyai kedudukan penting dan mengetahui bahwa  beliau mempunyai Daulah yang diakui secara sah.  Dalam fase antara perjanjian Hudaibiyah dan Futuh Makkah yang singkat itu, yakni kurang dari dua tahun, masuklah sekitar 12.000 orang ke dalam Islam.  Kemudian beliau keluar untuk menaklukan kota Mekkah dengan membawa pasukan sebanyak 10.000 mujahid.

Tatkala kekuatan orang-orang kafir di Mekkah dapat dilumpuhkan, berhala-berhala telah dihancurkan, kebatilah telah dibersihkan dari sekeliling Ka’bah.  Quraisy telah merendah kepada Rasulullah dan urusan menjadi mudah, maka mulailah seluruh kabilah-kabilah Arab berfikir untuk masuk Islam secara berbondong-bondong.  Kemudian tak ada lagi rintangan yang menghalang di hadapan Rasulullah SAW, selain Kabilah Hawazun dan Kabilah Tsaqif.  Kemudian Rasulullah SAW bergerak menyerang mereka kira-kira sebulan  setelah Futuh Mekkah. Inilah Perang Hunain, dimana kaum muslimin berhasil mengalahkan mereka dengan kemenangan yang gemilang, sesudah mereka menderita kekalahan yang disebabkan oleh ulah para Thulaqa’ (yakni orang kafir Mekkah yang mendapatkan ampunan dari Rasulullah SAW pasca Futuh Mekkah), yang  belum mendapat tarbiyah yang cukup lama dari Rasulullah SAW dan jiwa mereka belum bebas dari kotoran jahiliyah.  Merekalah yang pertama kali melarikan diri dari pasukan sehingga menyebabkan kekalahan pasukan secara keseluruhan.  Akan tetapi Rasulullah SAW tetap teguh bertahan beserta sepuluh orang sahabatnya. Selama waktu keberadaannya bersama 10 orang sahabat menghadapi pasukan musuh yang berjumlah 4000 tentara dengan mengendarai bighal putih yang dikendalikan oleh Abu Sufyan bin Abdul Muthalib, beliau berseru :

“Saya adalah Nabi, bukan dusta, saya adalah putra Abdul Muthalib”.[2]

Dengan 10 orang, beliau menyatakan secara terang-terangan tempatnya berada.  Kemudian beliau memanggil Abbas dan berkata kepadanya : “Panggilah kaum Anshar!”  Lalu Abbas berdiri di atas puncak anak bukit dan berteriak : “Wahai segenap orang-orang Anshar, wahai orang-orang yang telah memberi bantuan, beriman dan memberikan pertolongan !!! Kemarilah kalian mendekat kepada Rasulullah SAW !!!”  Setelah Abbas mengucapkan kata-kata tersebut, maka berubahlah jalannya pertempuran.

Sesudah peperangan Hunain, maka datanglah seluruh kabilah Arab masuk agama Allah secara berbondong-bondong.  Karena itu tahun ke sembilan Hijriyah disebut “Umul wufud” (Tahun Delegasi), karena banyaknya delegasi yang datang ke Madinah untuk menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW dengan patuh.  Mereka masuk agama Islam secara berbodong-bondong setelah melihat pedang terangkat dan lembing penuh berceceran darah.

Mereka melihat bahwa siapa saja yang menentang Rasulullah SAW, maka pedang telah siap menantikannya.  Maka dari itu, datanglah rombongan besar dari berbagai kabilah Arab masuk agama Allah secara berbondong-bondong.

Futuh Makkah terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah.  Perang Hunain terjadi pada bulan Syawal tahun ke- 8 Hijriyah.  Sementara  Perang Tabuk berlangsung beberapa bulan sesudahnya, yakni pada bulan Jumadil ‘Ula tahun ke- 9 Hijriyah.  Rasulullah SAW ikut menyertai peperangan tersebut bersama 30.000 orang sahabat

Kemudian setahun sesudahnya Rasulullah SAW mengerjakan haji Wada’.  Haji kali ini diikuti para sahabat sebanyak 114.000 orang.  Orang-orang pun masuk agama Allah secara berbondong-bondong.

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. (QS. An Nashr  : 1-3)

Sesudah datang pertolongan Allah beserta kemenangan, maka barulah manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. 

Sebuah tatanan tidak mungkin dapat tegak dan seorang raja tidak mungkin berkuasa melainkan dengan tombak dan pedang, dengan pedang dan lembing, dengan tumbal dan pengorbanan, dengan darah dan jasad, dengan nyawa dan syuhada’. Inilah yang membuat mulia dan Allah 'Azza wa Jalla telah menerangkan hukum ini dalam Kitab-Nya. Dan dia menerangkan bahwa masuknya seseorang ke Jannah tergantung atas penggunaan pedang.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (QS. Ali Imran : 142)
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa surga itu berada di bawah bayangan pedang.  Pada suatu hari Abu Musa al Asy’ari berdiri dan berkhutbah di hadapan khalayak.  Dia berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya surga itu berada di bawah bayangan pedang”[3]. 

Lalu berdirilah seorang badui dan bertanya : “Apa yang kamu katakan tadi?”. 
Abu Musa menjawab : “Surga itu berada di bawah bayangan pedang”. 
Lalu badui tadi bertanya : “Apakah engkau benar-benar mendengar sendiri dari Rasulullah?”. 
“Benar”,  jawabnya. 

Kemudian orang badui tadi kembali pada kaumnya dan berkata : “Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kalian. Ketahuilah surga itu berada di bawah bayangan pedang”. Lalu dia menghunus pedang dan pergi berperang sampai dia terbunuh.

Nabi SAW Diutus dengan Membawa Pedang

Saya katakan : “Rasulullah Saw menerangkan bahwa pedang dapat menghapus dosa/kesalahan; surga itu berada di bawah bayangan pedang; tauhid berdiri di atas pedang dan beliau diutus dengan membawa pedang guna menegakkan tauhid di permukaan bumi”.

Oleh karena itu, tauhid tidak mungkin bisa tegak di muka bumi kecuali dengan pedang, kecuali dengan menggunakan kekuatan.  Adapun bangsa yang menanti sampai pengikut kebenaran meraih kemenangan, maka mereka diberi pilihan sesudah itu.  Yakni sesudah segala rintangan dilenyapkan oleh pedang, sesudah kepala-kepala yang membuat rencana untuk memerangi Islam dan mencegah umat manusia dari mendengar panggilan Rabbul ‘Alamin disingkirkan.

Setelah kepala-kepala itu dilenyapkan, setelah topi-topi baja yang menggantung di kepala orang-orang kafir itu dihancurkan, saya katakan : “Setelah kepala-kepala manusia yang siang malam merencanakan makar untuk memasang jerat bagi Islam dan memasang perangkap bagi pengikutnya itu dapat dipatahkan, maka pada saat itulah dikatakan kepada bangsa-bangsa :

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada buhul tali yang amat kuat …”.  (QS. Al Baqarah : 256)

“Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. (QS. Al Kahfi : 29)

Adapun rintangan-rintangan besar dan penguasa-penguasa thaghut yang menghalangi manusia dari mendengar panggilan agama Allah dan merintangi sampainya dakwah-dakwah Islam kepada mereka, maka sesungguhnya manusia-manusia seperti itu tidak memahami bahasa ucapan.  Contohnya : Fir’aun. Nabi Musa as datang kepadanya menyampaikan dakwah dan risalahnya  :

“Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukan kepadamu selain jalan yang benar”. (QS. Al Mu’min : 29)

Fir’aun berkata tentang diri Nabi Musa as kepada pembesar-pembesarnya :
“Aku khawatir ia akan menukar agama-agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”. (QS. Al Mu’min : 26)

Musa dengan perbaikan yang dibawanya dia katakan sebagai penyebab kerusakan dimuka bumi!!! Maka dari itu, manusia seperti ini tidak mungkin bisa diajak berdialog, sebab dia telah berkata kepada Musa as :

“Sungguh jika kamu menyembah Ilah selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan”. (QS. Asy Syu’ara : 29)

 Fir’aun memaksakan ideloginya  terhadap manusia dengan cemeti dan pedang.  Maka manusia semacam ini tidak mungkin mau mendengar kebenaran dan tidak mungkin mau menerima sanggahan.  Mengapa demikian?  Oleh karena dia berdiri di atas singasananya seraya berkata :

“Akulah Rabbmu yang paling tinggi”. (QS. An Naazi’aat : 24)

Bagaimana orang semacam ini mau menerima perkataan seorang hamba, sebagaimana yang dikatakan sendiri :

“Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku. Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya). Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya”. Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik”. (QS. Az Zukhruf : 51-54)

Oleh karenanya, tidak mungkin saling bersepahaman dengan Caesar atau Kisra.  Lihat saja Kisra, ketika mendapat risalah dari Rasulullah SAW, setelah tahu risalah terebut berasal dari seorang Arab maka iapun merobek-robeknya.  Mendengar berita bahwa risalahnya dirobek-robek, maka Nabi SAW bersabda :

 “Allah akan merobek-robek kerajaannya”. (HR. Al Bukhari)[4] 

Akhirnya sabda Rasulullah SAW itu menjadi kenyataan.  Tak ada lagi raja bagi Dinasti Kisra sesudah matinya Parves, Kisra ini adalah cucu Kisra Anusyirwan.

Hanya karena surat dari salah satu bangsa yang takluk di bawah kekuasaannya, ia  menganggapnya sebagai penghinaan kemudian merobek-robeknya.  Iapun bertanya : “Apakah ini dari orang Arab yang kami lemparkan kepada mereka cuilan roti, lalu mereka mengambilnya seperti anjing.  Lalu kami pukul kepalanya dengan tongkat?”  Mereka menjawab : “Ya benar, dari orang Arab”.  Maka iapun tak merasa perlu untuk mengirimkan pasukan, namun cukup seorang gubernur, yaitu Bodzan, Gubernur wilayah Shana’a Yaman.  Kisra memberi instruksi pada Bodzan : “Bawa kemari orang Arab yang mengaku-aku sebagai Nabi dari Jazirah Arab itu.  Saya akan memenjarakannya”.  Lalu Bodzan mematuhi perintah tersebut dan mengirimkan dua orang kepercayaannya kepada Rasulullah SAW, untuk membawa beliau kepada Kisra  yang mereka panggil “Rabbul Arbab” (Yang dipertuan Agung).  Kemudian tatkala kedua orang tadi sampai kepada Nabi SAW, maka beliau bertanya kepada mereka berdua : “Apa mau kalian”. 

Keduanya menjawab : “Sesungguhnya tuan kami menginginkan dirimu”. 
Maka Rasulullah SAW mengatakan kepada mereka : “Sesungguhnya malam ini Tuhanku telah membunuh Tuan kalian”.

Dan benar, Kisra mati pada malam itu.  Pada malam dimana dua orang utusan dari Yaman sampai di Madinah untuk menangkap Rasulullah SAW.  Maka kedua utusan tadi kembali, padahal sebelumnya mereka bermaksud menangkap Rasulullah SAW, dan menyerahkan kepada Bodzan.  Kata mereka : “Muhammad mengabarkan kepada kami bahwa Kisra telah mati”.  Sementara berita itu sendiri belum sampai ke Yaman.  Bodzan menunggu berita tersebut selama lebih kurang sebulan.  Dan akhirnya datang berita yang menyatakan Kisra telah mati.  Persis pada malam yang dikatakan oleh Rasulullah SAW kepada kedua utusan Bodzan. Maka Bodzan masuk Islam, dan Rasulullah SAW menetapkan dirinya sebagai gubernur wilayah Yaman.  Kata beliau : “Rubahlah tamanmu menjadi masjid, dan arahkan kiblatmu ke gunung Naqam, gunung dekat Shan’a”.  Bodzan mengerjakan perintah tersebut.  Rasulullah SAW sendiri belum pernah pergi ke Yaman, dan beliau tidak tahu di mana masjid dan taman Bodzan.  Sesudah ditemukan kompas, dan ditemukan alat untuk menentukan arah kiblat, maka mereka mendapati bahwa kiblat masjid tadi, yakni Masjid Agung di Shan’a merupakan kiblat yang paling tepat arahnya di seantero Yaman secara mutlak.  Karena kiblat tersebut ditentukan oleh Rasulullah SAW.

Saya katakan : “Mereka tidak memahami bahasa ucapan, tidak menghendaki kebenaran dan tidak mau menerimanya.  Maka dari itu, menghadapi mereka mesti menggunakan bahasa kekuatan, yakni pedang.  Sesudah kepala-kepala yang berada di sekeliling Kisra berjatuhan, maka di saat itulah Iraq tunduk menyerah dan masuk Islam.  Iran masuk Islam.  Khurasan masuk Islam.  Dan Islam masuk sampai ke utara Khurasan.  Masuk ke Moro dan sampai ke wilayah Samarkand pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab dan Utsman.  Demikian pula Kabul, wilayah ini berhasil ditaklukan pada masa pemerintahan Umar bin Al Khattab ra.

Pemerintahan Mujahidin

Sekarang ini, kita mempunyai pemerintahan, yang tegak melalui perantaraan pedang.  Pemerintahan yang tegak sesudah bangsa Afghan membayar dengan satu setengah juta syuhada’.  Setelah seluruh dunia merasa kebingungan pada awal mula peperangan.  Dunia tertegun dan bertanya-tanya, bagaimana mungkin bangsa Afghan yang miskin dan terisolir, yang tidak mempunyai persenjataan mutakhir dan teknologi mampu menghadapi pemerintahan komunis, Rusia, Pakta Warsawa, dan negara-negara sosialis???  Yang semuanya berjalan di atas orbit dan garis edar yang sama, yakni menyebarkan kejahatan dan kefakiran di seluruh penjuru dunia.  Mereka berdiri terbengong-bengong.  Kami mendengar diantara kaum muslimin ada yang mengatakan bahwa bangsa Afghan bunuh diri.  Ya, bunuh diri dalam pandangan kaum yang berhati lemah.

Manusia tanpa jihad ibarat mayat.  Tak mungkin mereka memahami arti kemuliaan/izzah, keperwiraan, keberanian dan kekuatan.  Tak mungkin mereka meraih kemenangan melainkan apabila mereka mewujudkan secara nyata.  Karena itu, orang-orang Afghan terjun ke medan pertempuran hanya dengan membawa tongkat kayu dan batu.  Mereka memulai peperangan hanya dengan tongkat kayu dan batu, bahkan sampai saat masuknya Rusia pada tahun 1980.  Adalah Syeikh Sayyaf menjaga markas persembunyiannya dengan tongkat karena tidak mempunyai senjata.  Saat itu, Pakistan belum mengakui jihad dan keberadaan mereka.  Demikian juga negara-negara barat. Maka mulailah peperangan dan mulailah Rusia menderita kekalahan.  Dan menjadi besarlah kerugian yang diderita pihak Rusia menghadapi bangsa Afghan.  Para penulis barat tidak mempercayai berita tersebut.  Demikian pula wartawan dan juru kameranya.  Mereka tidak mempercayai dongengan yang jauh dari khayalan itu.  Lalu mereka mengirimkan beberapa wartawan untuk melihat secara langsung sebagian dari apa yang mereka dengar.  Namun ternyata keadaan yang sebenarnya lebih besar dari khayalan dan lebih besar dari sekedar apa yang mereka dengar.  Dan memang sebenarnyalah Rusia kalah menghadapi bangsa yang miskin, terisolir dan bertawakal kepada Tuhannya ini.  Bangsa yang tidak mempunyai senjata ampuh melainkan roket “Allahu Akbar”.  Pernah dalam suatu pertempuran, Rusia menyangka, karena saking takut dan gentarnya mereka terhadap kata “Allahu Akbar”, bahwa “Allahu Akbar” adalah jenis roket yang ditembakkan kepada mereka.  Dan mereka mencari-cari senjata penangkal roket “Allahu Akbar”.

Maka kembalilah para wartawan yang dikirim itu dari Afghanistan.  Mereka mengirimkan artikel-artikel kilat ke barat yang mengungkapkan isi hati mereka yang dalam.  Malah ada sebagian yang masuk Islam ketika melihat salah satu pertempuran yang terjadi.  Seorang wartawan Perancis menulis dalam laporannya dengan tinta merah, “Saya melihat Allah di Afghanistan”.

Ada wartawan komunis dari Italia yang datang untuk meliput berita-berita jihad bagi Partai Komunis Italia, yang dari segi kekuatan partai ini menduduki peringkat tiga di seluruh dunia.  Ketika melihat mujahiddin mampu bertahan menghadapi Rusia, maka dia kembali ke Italia.  Dalam siaran televisi dia mengumumkan keislamannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat.  Dia berkata : “Saya melihat kawanan burung di bawah pesawat tempur membela pihak mujahiddin”.  Lalu reporter televisi bertanya : “Apakah engkau yakin terhadap apa yang engkau katakan?”  Dia menjawab : “Saya tidak akan mengingkari apa yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.  Adapun kalian mau percaya atau tidak, itu terserah.  Dan saya akan melansir fakta ini dalam surat kabar Express supaya bangsa Italia membaca seluruhnya.

Bangsa Afghan memulai peperangan mereka dengan menggunakan tongkat kayu dan batu.  Dan Allah membinasakan musuh-musuh melalui tangan-tangan mereka.  Maka mulaiah orang-orang berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan kepada mereka.  Ketika mereka berdiri kokoh di atas kaki mereka dan membuktikan eksistensi mereka, maka sesudahnya naiklah kapal mereka mengarungi lautan darah.  Dan seluruh dunia melihat sebuah kapal yang berjalan di atas lautan darah.  Jika demikian, orang-orang seperti mereka berhak mendapatkan penghormatan.  Kita wajib menghormati mereka.  Oleh karena itu, seluruh dunia berlomba-lomba memberikan khidmat kepada mereka, dalam memberikan bantuan dokter, suplai makanan dan obat-obatan.  Hal itu dimaksudkan sebagai penghormatan bagi mereka. Karena manusia tidak menghormati kecuali kepada yang mempunyai kekuatan.  Adapun orang-orang yang lemah, maka mereka tidak mempunyai keberadaan dibawah matahari.  Tak juga di dunia ataupun di akhirat. Hina di dunia dan disiksa di akhirat.

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali”. (QS. An Nisaa : 97)

Kemudian, neraka jahaman menanti orang-orang lemah yang ditindas, yang tak mau berhijrah.  Al Bukhari meriwayatkan bahwa sebab turunnya ayat ini ialah terbunuhnya beberapa orang beriman yang menyembunyikan keislaman mereka di Makkah.  Mereka keluar bersama pasukan Abu Jahal pada peperangan Badar karena malu atau takut.  Lalu sebagian daripada mereka terbunuh dalam pertempuran tersebut.  Maka yang demikian itu menyebabkan para sahabat bersedih hati.

“Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), Mereka itu, mudah-mudahan Allah mema'afkannya. Dan adalah Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun”. (QS. An Nisa : 98-99)

Jika hari-hari itu berputar, maka berputar bagi mereka yang membawa pedang.  Sesunguhnya orang-orang lemah tidak mempunyai eksistensi. Dan manusia tidak akan mengakui kebenaran dan tidak akan menghargai ucapan melainkan jika kebenaran itu didukung dengan kekuatan.  Semoga Allah meridhai Utsman bin Affan tatkala ia mengucapkan kata-kata :

“Sesungguhnya Allah benar-benar telah mencegah dengan kekuasaan, apa-apa yang tidak dapat dicegah dengan Al Qur'an”.[5]

Sesungguhnya Allah benar-benar telah mencegah dengan pedang atas orang-orang yang berbuat munkar, melanggar batas-batas-Nya dan melakukan perbuatan maksiat lebih banyak dari apa yang dicegah-Nya dengan perantaraan nasehat dan bimbingan melalui ayat-ayat Al Qur'an, atau melalui petuah-petuah Rasulullah SAW.  Sesungguhnya Allah benar-benar mencegah dengan kekuasaan apa-apa (kemungkaran) yang tidak dapat dicegah Al Qur'an.

Islam Akan Datang Kembali

Dunia sekarang dalam keadaan bingung.  Mereka bergembira sekali karena Rusia telah rontok gigi taringnya.  Mereka bergembira karena beruang merah Rusia mengalami banyak luka karena tikaman tombak yang berada dalam genggaman mereka yang terjun di medan pertempuran.  Luka-luka itulah yang membuat cemar reputasi mereka di mata dunia.  Pahlawan-pahlawan Afghan itu, surban-surban mereka menjadi mahkota yang menjadikan seluruh orang Islam di penjuru dunia merasa mulia dan menjadi simbol yang melambangkan keperkasaan kaum muslimin di seluruh dunia.

Orang-orang barat mengatakan : “Ternyata di sana ada kekuatan ketiga di dunia ini, bukan cuma dua adidaya saja.  Di sana ada adidaya Islam”.  Lalu mulailah para pemikir mereka, para pakar sosiolog dan ahli-ahli politik mereka berhati-hati dan khawatir terhadap kelangsungan jihad Afghan karena jihad ini menghidupkan seluruh umat Islam.  Di pasar-pasar Amerika tersebar buku-buku yang isinya antara lain mengatakan “Jihad Afghan tidak akan berhenti sampai perbatasan Jihon.  Jihad Afghan akan menerobos perbatasan Jihon, sungai Amudariya, yang memisahkan antara wilayah Rusia dengna Afghanistan.  Rusia akan jatuh kemudian jihad tersebut akan menerobos Eropa.  Wahai orang-orang barat, bangunlah kalian!  Wahai orang-orang Amerika bangkitlah kalian sebelum Islam berkuasa kembali.  Bersiap-siaplah membayar jizyah kepada orang-orang Afghan anak cucu bangsa Turki, yang kalian pernah membayar jizyah kepada mereka selama lima abad”.

Karena utara Afghan terbilang bagian dari Turki.  Sementara Turki sendiri terletak di sepanjang perbatasan Afghan (Turki barat dan Turki Timur).  Dari negeri inilah muncul sebagian besar penakluk dunia, baik dari kalangan orang-orang kafir maupun orang-orang muslim.  Dari sana muncul Jenghis Khan, yakni dari negeri Torana,  negeri asal kelahiran bangsa Ardomiyah dan bangsa Turki.  Dari utara Afghan, mereka pergi ke suatu tempat di sekitar Konstantinopel.  Kemudian mereka mendirikan negranya sesudah tumbangnya imperium Romawi.  Negeri tersebut menjadi negeri Turki setelah Allah menaklukan Konstantinopel lewat tangan Muhammad Al Fatah, delapan abad yang lalu.  Kemenangan itu memang telah diramalkan oleh Nabi SAW.  sebagai berita gembira bagi para sahabat.

Rasulullah SAW pernah ditanya : “Kota mana diantara dua kota yang dapat ditaklukan pertama kali, Konstantinopel atau Roma?”  Konstantinopel adalah ibukota Romawi Timur.  Kota ini merupakan ibukota gereja timur. Adalah Raja Heraclius bertempat di sana, ketika Muhammad al Fattah menaklukan kota ini.  Heraclius sampai turun ke pasar-pasar untuk mempertahankan Konstantinopel.  Dia terbunuh di atas punggung kudanya.  Disebutlah panglima Muhammad dengan Al Fatah, karena dialah yang menaklukan Konstantinopel.  Kota ini berhasil ditaklukan sesudah kabar gembira dari Rasulullah SAW berlalu delapan setengah abad, yakni pada tahun 10 H.  Ini berarti peristiwa tersebut terjadi sesudah 850 tahun dari sejak diramalkan.  Oleh karena itu, kota Roma juga akan ditaklukan, --Insya Allah-- karena Rasulullah SAW bersabda : “Bahkan juga kota Hiraclius”[6] artinya Konstantinopel ditaklukan lebih dahulu dan kemudian kota Roma, --Insya Allah.

Orang-orang barat mengetahui hal ini.  Mereka mengetahui kalau manusia mulai mengalihkan pandangan mereka kepada Islam, murni dari kemauan mereka sendiri.  Lalu bagaimana jika pedang itu ada?!  Bagaimana kalau singa-singa terkejut meloncat dan lepas dari sarangnya berlari menuju jantung Eropa menyebarkan agama Allah 'Azza wa Jalla dan mengangkat bendera “Laa ilaaha illallah”?!

Setelah orang-orang Eropa melihat kebangkrutan peradaban barat dan mereka mengetahui bahwa peradaban barat akan runtuh menimpa pemiliknya, maka beredarlah buku-buku yang dikarang oleh para penulis dan pemikir mereka.  Mereka mengatakan bahwasanya tidak mungkin menyelamatkan barat dari kejatuhan atau menjaga peradaban barat dari keruntuhan.  Dan bahwa peradaban lainlah yang akan menggantikan tempatnya.  Peradaban itu tiada lain ialah Islam.

Maka dari itu, dalam waktu setahun, seorang filsafat Partai Komunis Perancis, Roger Geraudi, (dia pernah terpilih sebagai kandidat presiden Perancis.  Duduk sebagai anggota parlemen Perancis dalam masa yang relatif lama.  Pernah menduduki jabatan-jabatan penting yang lain.  Dan dia merupakan tokoh yang difigurkan dalam Partai Komunis) masuk Islam.  Lalu dia menulis buku tentang Islam, diantara dua bukunya yang masyhur itu adalah “Al Islam Sayahkum” (Islam akan berkuasa kembali) dan “Al Islam Qadim” (Islam akan datang).

Maurice Bucail masuk Islam sehabis membaca beberapa ayat Al Qur'an.  Dia adalah seorang dokter bedah Perancis.  Demikian pula Cousteuau, pakar ilmu kelautan internasional, yang sempat berdebat dengan Maurice Bucail lebih dahulu sebelum masuk Islam.  Katanya : “Saya telah berhasil menyingkap suatu fenomena dari hasil eksperimen saya yang cukup lama.  Fenomena itu ialah : Air sungai dan air laut tidak bercampur pada suatu posisi di dalam lautan.   Di sana ada dinding penghalang yang mencegah bercampurnya kedua jenis air tersebut”. Namun Maurice Bucail menimpali kata-katanya : “Fenomena itu telah ditegaskan oleh Rabbul ‘Alamin dalam Al Qur'an yang dibawa Rasulullah beberapa adab yang lalu.  Allah berfirman :

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing”. (QS. Ar Rahman : 19-20)

Mendengar keterangan tersebut, Cousteuau pun mengucapkan dua kalimah syahadah memeluk Islam.
Saya katakan : “Sekarang ini, seluruh dunia menunggu dan bertanya-tanya. Apa hasil jihad Afghan? Akan melahirkan apa jihad ini? Mereka dicekam kekhawatiran. Mereka menanti-nanti dan menggigil ketakutan. Sendi-sendi tulang mereka bergetar, badan mereka bergoyang karena takut Islam kembali sekali lagi.

Rajiv Gandhi[7] berkata : “Sesungguhnya berdirinya Daulah Islamiyah yang ekstrim di Afghanistan merupakan bahaya yang mengancam wilayah sekelilingnya”.  Dia tahu bahayanya Islam, mengapa?  Karena bangsa India Muslim pernah memerintah selama belasan abad, sebelum datangnya Inggris.  Islam memerintah India selama duabelas abad.  Dan kemudian datanglah tentara koloni Inggris menghinakan bangsa India dan memaksakan kekafiran atas mereka dan memaksa mereka menyembah sapi.

Mereka tahu betul, siapa itu orang-orang Afghan.  Mereka tahu bahwa Ahmad Syah Baba pada tahun 1747 --Pendiri Negara Afghanistan moderen --  pernah menyerang India sampai kota Delhi sebanyak tujuh kali.  Dia membangkitkan semangat perjuangan kabilah-kabilah di Kandahar untuk menyerang Delhi.  Dahulu Peshawar merupakan ibukota negaranya pada musim dingin.  Sedangkan Lahore saat itu diperintah oleh putranya, Timur Lenk.  Mereka tahu betul, siapa orang-orang Afghan itu!  Karena itu hanya sekedar melihat surban Afghan berkilau dari kejauhan, dia terkencing-kencing di celana karena rasa takutnya.  Mereka tahu betul, siapa orang-orang Afghan itu!

Inggris tahu betul siapa orang-orang Afghan itu?!! Mereka pernah tiga kali bertempur melawan kaum muslimin Afghan.   Tahun 1842, tentara mereka beserta begundal-begundalnya sebanyak kurang lebih 17.000 orang dibantai habis semua.  Tak ada seorangpun yang mereka tinggalkan melainkan hanya seorang saja,  yakni Dr. Braiden.  Sengaja mereka melepaskan orang ini agar supaya dia kembali ke Inggris untuk menceritakan akhir kesudahan peperangan mereka melawan pahlawan-pahlawan Islam.

Tahun 1980, Inggris masuk ke kancah pertempuran lagi melawan orang-orang Afghan.  Mereka dibantai habis semua di daerah Khurd Kabul.  Dalam peperangan kali ini, tentara Inggris sama sekali habis.  Inggris bermaksud mengangkat seorang penguasa yang tidak disukai bangsa Muslim Afghanistan di Kabul, maka mereka merasakan pil pahit di sana.  Lalu pada tahun 1919, Inggris masuk ke kancah pertempuran terakhir melawan orang-orang Afghan.  Tentara mereka terpukul mundur dan dikejar oleh tentara Afghanistan.  Mereka melampaui perbatasan Afghanistan dan masuk ke daerah Trimanggal, Shada dan sampai ke Thall.  Ketika tentara Afghanistan berhasi merebut pos pertahanan  militer Inggris di Thall, maka Churchil[8] mendengar berita tersebut.  Dia khawatir jangan-jangan orang Afghan itu sampai ke wilayah India.  Sementara itu pula, tentara Afghan mengumumkan perang jihad melawan negeri Inggris yang menghisap darah kaum muslimin di setiap tempat.  Maka cepat-cepat Churchill mengumumkan kemerdekaan Afghanistan sebelum mereka bergerak ke Thall.

Mereka tahu, demi Allah, kadang-kadang para pendusta itu berbicara benar.  Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits :

“Sesungguhnya dia membenarkan dirimu padahal sebenarnya dia adalah pendusta”.  (HR. Al Bukhari)[9]

Radio suara Inggris (BBC) beberapa saat yang lewat mengatakan dalam sebuah ulasan berita : “Inggris pernah merasakan pil pahit akibat kesalahan kebijakan mereka di Afghanistan.  Mereka telah membayar kesalahan tersebut dengan harga yang amat tinggi”.

Kesalahan pihak Inggris waktu itu adalah : mereka bermaksud memaksakan kepada bangsa Afghan seorang pemimpin yang tidak mereka sukai.  Maka akhirnya mereka harus menebusnya dengan harga dan pengorbanan yang begitu mahal.  Rusia tidak mengambil pelajaran atas apa yang pernah terjadi pada Inggris. Mereka hendak memaksa bangsa Afghan untuk menerima pimpinan dan pemerintahan yang tidak mereka  ridhai dan tidak mereka terima baik dengan hati, lesan dan fikiran mereka.  Sebagai konsekuensinya, pasukan Rusia mengalami kekalahan di Afghanistan melawan Mujahiddin yang menyingkir ke pegunungan maupun ke lembahnya

Sekarang ini, barat untuk ketiga kalinya tidak mau mengambil pelajaran atas apa yang pernah terjadi pada Inggris.  Mereka bermaksud mendatangkan seorang pemimpin yang sama sekali tidak disenangi bangsa Afghan.  Mereka bermaksud mengembalikan Zhahir Syah atau Abdul Hakim Thabibi atau yang lain menjadi pemimpin mereka.  Padahal orang-orang tersebut hanyalah merupakan tokoh orbitan, koalisi barat, orang-orang yang berfikiran ala Amerika, berotak macam George, Antonio, Michael, Robert, dan lain-lain.  Wajahnya  wajah Ghul Rahman, Afdhak Ghul, dan lain-lainnya, tampangnya tampang Afghan namun otaknya otak Amerika dan otak syetan.

Orang-orang Amerika tidak ingin Islam berkuasa. Mengapa? Mengapa mereka tidak ingin melihat Islam berkuasa?  Mengapa Amerika tidak bersikeras untuk memaksakan beberapa menteri dukungan mereka terhadap pemerintahan Vietnam setelah mereka mundur dari sana?  Mengapa mereka tidak memaksakan sebagian pembesar yang sekomplotan dengan mereka dalam pemerintahan Vietnam?  Mengapa mereka mau turut campur tangan dalam pemerintahan Afghanistan?

Karena mereka menghendaki kaputusan-keputusan yang keluar dari pemerintahan yang hendak dibentuk berasal dari otak dan tangan mereka.  Mereka tidak menghendaki adanya kekuatan di bumi yang mulia karena menjadikan Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Mereka tidak menginginkan pemerintahan tersebut membuat keputusan lewat tangannya sendiri.  Mereka menguji berulang kali komitmen para pemimpin Afghan, namun mereka mendapati bahwa para pemimpin itu sangat alot dan keras.  Bukannya lembek dan bisa bisa diperas.  Mereka berupaya untuk menemui Sayyaf, Hekmatyar, Yunus Khalis dan yang lain.  Namun ternyata bertemu muka dengan mereka saja, para pemimpin itu menolak.

Para Pemimpin dan Para Tokoh

Pernah Sayyaf menolak kedatangan Konsul Amerika di ambang pintu rumahnya.  Para pembantu dekatnya berkata : “Ada konsul Amerika berada di pintu ingin bertemu denganmu”.  Dia menjawab : “Sayang sekali, saya tak punya waktu untuk bertemu dengannya”.  Maka baliklah Konsul Amerika itu dari Peshawar dengan tangan hampa.

Pernah ditanyakan kepada Yunus Khalis : “Mengapa anda menemui Reagan?”  Jawabnya : “Untuk menawarkan Islam padanya, karena pertemuan itu merupakan kesempatan”.  Dan memang benar Yunus Khalis menawarkan Islam kepada Reagan.  Dia adalah delegasi manusia pertama yang mengajak Reagan supaya mengganti agamanya dan menyerunya masuk agama Islam.

Ketika Rabbani bertemu dengan Reagan, maka setelah bertemu itu surat-surat kabar Amerika menulis head line dengan huruf besar dan panjang: “DELEGASI PERTAMA YANG MENGATAKAN TIDAK DIHADAPAN REAGAN”.

Adapun Hekmatyar, maka dia pernah berkunjung ke Amerika.  Mereka menawarkan padanya untuk bertemu dengan Reagan, akan tetapi dia menolak tawaran tersebut. Duta Besar Pakistan yang menjadi perantara mengatakan padanya : “Jam 11.15, Presiden Amerika Reagan menunggumu!”, namun Hekmatyar menjawab : “Saya tak mau bertemu dengannya”.

Lelaki Pakistan ini (yakni Sang Duta Besar) menganggap Hekmatyar telah kehilangan akal warasnya.  Katanya : “Engkau gila?!  Enampuluh orang pemimpin negara berada dalam daftar tunggu minta bertemu dengan Reagan, namun dia menolak bertemu dengan mereka.  Apakah benar-benar engkau menolak bertemu dengannya?”.  “Ya benar”, jawab Hekmatyar.  Selanjutnya dia mengatakan : “Jika engkau bersikeras memaksaku, maka aku akan segera meninggalkan Amerika sekarang juga”.  (Kedatangan Hekmatyar ke Amerika saat itu atas undangan PBB untuk mempresentasikan persoalan negerinya kepada PBB).

Saya sendiri melihat surat dari Konggres yang berisi undangan untuk Hekmatyar selama keberadaanya di Amerika.  Begini bunyinya : “Karena kalian adalah bangsa yang telah membuat teladan tinggi bagi bangsa-bangsa lain di muka bumi yang berkeinginan melepaskan dirinya dari tindak kesewenang-wenangan dan kezhaliman, maka kami merasa mendapatkan kehormatan untuk mengundang kalian dalam jamuan teh bersama Konggres Amerika”.

Namun Hekmatyar berkomentar : “Konggres dan Reagen adalah dua muka dari badan yang satu, yaitu Amerika”.  Dia menolak pergi ke Konggres.  Reagan tidak berputus asa atas penolakan Hekmatyar.  Malahan dia menulis surat dan mengirimkan bersama anak perempuannya, Maurine Reagan. Maurine pergi menemui Hekmatyar. Setelah menyampaikan surat tersebut, dia mengatakan padanya : “Papa menantimu malam ini di Gedung Putih”.  Reagan berfikir Hekmatyar akan melunak sikapnya begitu melihat anak gadisnya. Namun ternyata Hekmatyar menjawab : “Saya menyesal tidak dapat menerima undangan itu, karena saya telah membuat janji dengan muhajirin (orang-orang Afghan) di Indiana.  Saya akan menghabiskan waktu malam ini bersama mereka”.  Dan dia sungguh-sungguh menghabiskan waktunya bersama-sama mujahiddin yang tidak memiliki apa-apa.

Bangsa yang tidak menerima seorang pemimpin kecuali dengan kerelaannya.  Kita tidak dapat memaksakan seorang calon pemimpin untuk mereka terima.  Pemimpin itu akan datang.  Pemimpin Islam tak mungkin berkompromi dalam soal kepemimpinan dengan mereka.  Kepemimpinan itu muncul dari kekaguman dan keseganan para pengikutnya melalui peperangan dan pedang.  Melalui tombak dan darah yang mengalir.  Mereka tidak berada dalam istana megah di negara Eropa.  Mereka bersama para mujahiddin dalam berbagai pertempuran sejak belasan tahun.  Adapun Hekmatyar, maka dialah yang meletuskan jihad mubarak ini. Dia menyertai jihad ini sejak pertama kali meletus.  Demikian pula Rabbani, kemudian datang sesudahnya Yunus Khalis.  Lalu datanglah Sayyaf.  Sewaktu meletus jihad, Sayyaf berada dalam penjara rezim komunis.  Kemudian setelah bebas, dia melanjutkan perjalanan jihad bersama mereka.  Bukan merupakan perkara yang mudah mengadakan kudeta militer terhadap mereka.  Karena kekuasaan sekarang berada di tangan bangsa yang memiliki senjata.  Maka tidak mungkin mengadakan kudeta militer terhadap mujahiddin Afghan.  Tak  mungkin melancarkan kudeta terhadap  tokoh-tokoh pimpinan tadi.  Ketahuilah bahwa para tokoh pimpinan itu telah mengalami pahit getirnya perjalanan jihad ini.  Mereka melangkah di atas jalan yang penuh bara, jalan yang penuh dengan onak dan duri, jalan yamg dipenuhi ceceran darah, anak-anak yatim dan air mata.  Mereka melangkah di atas jalan yang amat panjang.  Mereka berani berkorban dan membayar harga.  Mereka berani mengorbankan apa saja yang mereka miliki.  Jika anda masuk salah satu dari rumah pemimpin-pemimpin itu, maka niscaya akan anda temui karib kerabatnya yang telah kehilangan keluarga mereka.  Ada yang kehilangan anak-anaknya, ada yang yatim piatu dan ada pula yang menjadi janda. Semua itu akan membuat kacau fikiranmu dan membuat susah hatimu.

Hekmatyar kehilangan ayah dan saudara laki-lakinya.  Pernah suatu hari saya berada di rumahnya.  Di sana ada anak berumur 12 tahun.  Lalu Hekmatyar mengatakan kepada saya : “Anak ini telah kehilangan seluruh kerabatnya, sehingga tak ada yang mengasuhnya, maka saya bawa dia ke rumah saya”.

Di setiap tempat terdapat panti asuhan dan tempat penampungan.  Setiap rumah menjadi rumah panti asuhan.  Setiap rumah menjadi rumah berkabung.  Wanita-wanita mereka tidak memiliki persediaan makanan.  Banyak diantara mereka tidak memiliki persediaan makanan.  Kendati demikian tidak berdiri di pintu -pintu rumah dengan tangan menadah.  Mereka tidak tahu kepada siapa mereka menangisi.

Pernah suatu ketika Shidiq Cakari[10] bercerita pada saya ketika kami sedang ngobrol bersama. Dia bercerita tentang jihad, kemudian ditengah-tengah ceritanya dia mengatakan kepada saya : “Hari itu datang berita yang mengabarkan kesyahidan dua puluh dua orang kerabat kami”.  Kemudian dia mengalihkan ceritanya lagi kepada jihad.  Seolah-olah kisah kematian kerabatnya itu tidak membuatnya susah.

Dua puluh dua orang familinya mati syahid dalam waktu sehari.  Berapa banyakkah orang yang kehilangan keluarga sampai sedemikian itu.  Jarang sekali rumah yang kalian temui, melainkan disana terdapat ibu yang kehilangan anak-anaknya, melainkan di sana ada air mata kaum wanita.
Bagaimana mereka tetap hidup?  Kalau misil-misil yang diluncurkan ke bumi Afghanistan cukup untuk membakar lebih dari lima setengah juta jiwa.  Namun ternyata misil-misil itu hanya membunuh satu setengah juta jiwa saja.  Ini adalah suatu perkara yang betul-betul ajaib.

Sungguh bangsa Afghan telah banyak berkorban, dan masih tetap akan berkorban.  Setiap empat menit ada yang mati syahid, setiap menitnya ada yang berhijrah, dan setiap dua belas menitnya ada yang dipenjara.  Kendati demikian mereka tetap teguh melanjutkan perjalanan jihad yang berbarakah itu.  Dan akhirnya mereka sampai pada kesudahan yang kita lihat sekarang ini.  Setelah mereka merontokkan hampir 3000 pesawat tempur Rusia, menghancurkan 14.000 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, membunuh 50.000 tentaranya, dan mencederai serta membunuh sekitar 100.000 orang-orang komunis di Afghanistan.  Setelah Rusia mengumumkan dengan terpaksa bahwa mereka akan menarik mundur pasukannya dari wilayah Afghan.

Beberapa waktu yang lewat, Mikhail Gorbachev mengumumkan bahwa mereka akan menarik mundur pasukannya kendati pihak mujahiddin tidak mematuhi isi perjanjian Geneva dan akan merintangi penarikan mundur pasukan Rusia. Sebelum melaksanakan rencana tersebut mereka mengutus seorang delegasi rahasia kepada mujahiddin.  Kata delegasi tersebut : “Kami mau menarik mundur pasukan kami,maka biarkanlah kami mundur tanpa kalian halangi”.  Kemudian juru bicara mujahidin menjawab : “Kami merasa tidak terikat dengan perjanjian Geneva.  Maka silakan bagi mereka yang merasa terikat untuk melindungi tentara kalian”.

Dalam suatu wawancara di layar televisi, ada salah seorang tentara Rusia veteran Afghanistan bercerita.  Katanya  : “Ketika kami mendengar Allahu Akbar, maka kami terkencing di celana kami”.
Itu adalah ‘Izzah (keperkasaan/kemuliaan) yang tidak datang dengan cara  yang mudah.

Imbalan dari Sebuah Pengorbanan

Sungguh telah turun bermacam-macam karamah di Afghanistan, namun janganlah kalian beranggapan bahwa karamah tersebut turun demikian saja, karamah itu turun setelah mereka memberi apa yang dapat mereka berikan dan kerahkan serta mempersiapkan segala kekuatan hingga tidak tersisa lagi anak panah di busurnya.

Adalah suatu kehendak Allah 'Azza wa Jalla yang memberikan kemuliaan mujahidin Afghanistan dengan mendatangkan bagi mereka karamah dari langit.  Dengan karamah yang membuat kemuliaan mereka selama menempuh jalan jihad.  Adalah orang-orang mencium darah syuhada’ seperti bau minyak kesturi.  Ada yang jasadnya berbulan-bulan di atas pasir atau di atas tanah tidak berubah (utuh), tidak ada anjing atau binatang buas menyentuh jasad mereka.  Sementara jasad orang komunis yang berada di sampingnya menggembung dalam waktu beberapa jam setelah kematiannya.  Lalu nanah dan ulat keluar dari seluruh anggota tubuhnya.  Wajah-wajah mereka gelap dan hitam seperti terselubung pekatnya malam.

Kami pernah melihat nanah dan ulat (larva) itu, sementara di samping mayat-mayat mereka terdapat jasad mujahid dalam posisi meringkuk.  Sebulan di atasnya dalam keadaan seperti itu seperti yang terjadi atas ikhwan kita Abdullah Al Mishri di Joji.  Dia terbunuh pada permulaan bulan Syawwal, baru pada tanggal 8 Dzulqa’dah kami menemukan jasadnya dalam keadaan meringkuk seperti orang yang sedang tidur.  Tak ada yang berubah kecuali ujung hidung dan tepi mulutnya.  Dan keadaannya tetap akan seperti itu, sebagaimana dikatakan sahabat Jabir tentang ikhwal ayahnya : “Sesudah berlalu empat puluh tahun, jasadnya tidak berubah kecuali sebagian dari ujung hidung dan mulutnya”.

Kami mencium bau darah mereka seperti bau minyak kesturi. Dan juga yang terjadi atas Abdullah al Ghamidi di kawasan Chamkoni. Di sini keluar suara takbir dari kuburnya dalam tempo waktu yang cukup lama (Allahu Akbar!!)

Demikian pula yang terjadi atas Abdul Wahab al Ghamidi dan Su’ud al Bahri. Ada cahaya yang keluar dari kubur keduanya pada malam Senin dan malam Kamis.  Dan juga Zakariya, Abul Hunud al Falistin serta Hisyam ad Dailami di Ma’sadah.  Ada cahaya yang muncul dari kubur mereka pada hari Senin.  Cahaya itu dilihat oleh empat ikhwan Arab di Kamp Mujahidin Ma’sadah.

Adapun mengenai darah yang berbau minyak kesturi dan bau harum wangi-wangian yang keluar dari darah mereka, maka sesungguhnya yang demikian itu memang benar terjadi.  Tak ada keberatan, bahkan beritanya sampai pada tingkatan mutawwatir.  Dan inilah kisah yang terjadi pada Miya Ghul. Yang meneriaki musuh-musuh Allah sesudah kematiannya.  Yakni ketika orang-orang komunis itu mendekati jasadnya untuk mereka seret.  Seorang pemimpin Partai Komunis datang mendekatinya untuk melampiaskan perasaan dongkolnya sesudah kematian Miya Ghul,  dia adalah  komandan di wilayah Bahglan.  Ketika orang itu mengangkat sebelah kakinya akan menendang kepala Miya Ghul, mendadak kakinya lumpuh.  Dan tatkala rezim komunis mengirimkan team khusus untuk mengikat jasadnya ke belakang kendaraan dengan maksud menyeretnya keliling kota Baghlan, maka tiba-tiba mayat Miya Ghul berteriak : “Berikan padaku senjataku!”  Maka mereka pun tunggang langgang. Sesudah berkali-kali mencoba dan gagal, akhirnya mereka datang membawa kain kafan putih yang bagus.  Kain kafan itu mereka berikan kepada ulama-ulama besar yang pemerintah komunis tidak memusuhi mereka.  Kata mereka pada ulama-ulama tersebut : “Ambillah kain kafan ini untuk membungkus mayat komandan itu.  Dan kalian sekali-kali tiada dapat dikalahkan sepanjang diantara kalian ada  orang-orang seperti mereka”.  Maka selanjutnya Miya Ghul dimakamkan.  Sementara suara takbir masih terus keluar dari kuburnya.  Dalam pada itu di Peshawar, keluarga Miya Ghul menangisi kematiannya.  Lalu shalatlah saudara laki-laki Miya Ghul pada malam hari memohon kepada Allah : “Ya Allah, jika memang benar saudaraku mati syahid maka tunjukanlah kepada kami tanda kesyahidannya!”  Maka tiba-tiba muncullah seikat bunga yang tiada bandingannya di atas bumi turun dari langit pada pertengahan malam itu, dari atap rumah.  Baunya sangat harum.  Mereka berkata : “Kami akan membangunkan Muhammad Yasir agar dia juga mencium baunya dan melihat karamah yang diberikan Allah pada saudara kami”.  Lalu mereka meletakkan bunga itu di dalam Mush-haf Al Qur’an  untuk mereka lihat pada pagi harinya.  Kemudian esok harinya mereka membuka mush-haf tersebut, namun ternyata mereka tidak menemukan bunga itu.

[1] Shahih Al Jami Ash Shaghir 2831
[2] Shahih Al Jami Ash Shaghir 1451
[3] Diriwayatkan oleh Muslim dan AT Tarmidzy serta yang lain
lihat kitab At Targhib wa At Tarhib oleh al Mudziri juz 2 hal 290
[4] HR Al Bukhari
[5] Dha’if marfu’ diriwayatkan oleh perkataan sebagian sahabat seperti Utsman dan yang lain
[6] Silsilah Al Hadits Ash Shahih no. 4
[7] Rajiv Gandhi adalah anak Indira Gandhi, cucu Pandith J. Jeru.  Menjadi Perdana Menteri India pada masa berkecamuknya jihad Afghan
[8] Churchil, lahir 1874-1965 di Welingham (Oxford) meninggal di London. Tokoh penting dalam kerajaan Inggris.  Menjabat PM sejak tahun 1940-1945 dan 1951-1955
[9] HR Bukhari
[10] Salah seorang komandan mujahidin yang beroperasi di wilayah Paktia

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply