Mengenal Lebih Dekat Dr. Abdullah Azzam.
Unknown
12.23
0
“Jihad hanya dengan senjata. TIDAK dengan Negosiasi, TIDAK dengan Perundingan Damai, TIDAK dengan Dialog”
“Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah. Jihad akan terus berlangsung sampai Kalimat Allah ditinggikan. Jihad sampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan kita dan merebut kembali Tanah kita yang dirampas. Jihad adalah Jalan untuk mencapai kejayaan abadi?".
“Saya tidak akan meninggalkan Tanah Jihad kecuali karena tiga hal. Pertama, saya terbunuh di Afghanistan. Kedua, saya terbunuh di Pakistan. Ketiga, saya diborgol dan diusir dari Pakistan”
“Saya merasa seolah-olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam Jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Sisa tahun lainnya tidak berarti sama sekali”.
“Sheikh Abdullah Azzam bukanlah orang biasa. Dia mewakili
satu bangsa, satu Ummat. Tubuh Ummat ada di dalam dirinya. Setelah kematiannya,
para muslimah sejauh ini gagal melahirkan seorang laki-laki yang mampu
menggantikan Beliau”.
[Syaikh Usama bin Ladin, wawancara dengan TV Al-Jazeera,
1999] “Dialah yang bertanggung jawab membangkitkan kembali Jihad di abad 20
ini”.
[Majalah Time] “Dia tidak hanya mewakili dirinya sendiri,
melainkan seluruh Ummat. Ucapannya tidaklah seperti ucapan orang biasa. Sedikit
bicaranya, namun kandungannya sangat dalam. Jika engkau menatap matanya, hatimu
akan terpenuhi dengan iman dan cinta kepada Allah SWT”.
[Ulama Mujahid asal Mekkah] ” Tidak satupun Tanah Jihad di
seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang
tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam”.
[Azzam Publications] ” Pada dekade 1980-an, Syuhada Sheikh
Abdullah Azzam mencetuskan satu kalimat yang maknanya bergaung di seluruh medan
pertempuran Chechnya saat ini. Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah ‘Alaihi
menggambarkan bahwa Para Mujahid yang gugur dalam pertempuran bergabung bersama
“Kafilah Para Syuhada”.
Abdullah Yusuf Azzam lahir pada tahun 1941 di Desa Asba’ah
Al-Hartiyeh, Propinsi Jiniin, Tanah Suci Palestina yang diduduki Israel. Beliau
dibesarkan di sebuah rumah yang bersahaja dimana Beliau dididik agama Islam,
ditanamkan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya SAW, terhadap Mujahid yang
berjuang di Jalan-Nya dan terhadap orang-orang yang shaleh yang mencintai
kehidupan akhirat. Semasa masih kanak-kanak, Abdullah Azzam sangat menonjol di
antara anak-anak lainnya. Beliau sudah mulai menyiarkan dakwah Islam semenjak
masih sangat muda. Teman-teman sepergaulan mengenal Beliau sebagai seorang anak
yang shaleh.
Beliau telah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa sejak
muda dan guru-guru Beliau telah mengenali tanda-tanda ini sejak Beliau masih di
Sekolah Dasar. Sheikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan
kesungguhannya bahkan sejak masih kecil, Beliau memperoleh pendidikan dasar dan
menengah di desanya dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi
Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar. Meskipun Beliau yang termuda di
antara teman-temannya, namun Beliau adalah yang terpandai dan terpintar.
Setelah menamatkan pendidikannya di Khadorri Beliau bekerja sebagai guru di
Desa Adder, Yordania Selatan. Kemudian Beliau menuntut ilmu di Fakultas
Syariah, Universitas Damaskus Suriah hingga memperoleh gelar B.A. di bidang
Syariah pada tahun 1966.
Ketika tentara Yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967,
Sheikh Abdullah Azzam memutuskan untuk pindah ke Yordania, karena Beliau tidak
ingin hidup di Palestina yang berada di bawah pendudukan Yahudi. Melihat
bagaimana tank-tank Israel maju memasuki Tepi Barat tanpa mendapatkan
perlawanan yang berarti, menimbulkan perasaan bersalah dalam diri Beliau,
sehingga membuat Beliau semakin mantap untuk hijrah dengan masud agar dapat
mempelajari ilmu perang.
Pada akhir dekade 1960-an, dari Yordania Beliau bergabung
dalam Jihad menentang pendudukan Israel atas Palestina. Tidak lama kemudian
Beliau pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang Syariah
di Universitas Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah Jihad terhenti karena
kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, Beliau menjadi dosen di Universitas
Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun 1971, Beliau memperoleh beasiswa
dari Universitas Al-Azhar dimana Beliau melanjutkan pendidikan S3 dan
memperoleh gelar Ph.D dalam bidang Pokok-Pokok Hukum Islam (Ushul-Fiqh) tahun
1973. Selama di Mesir inilah Beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb
(1906-1966).
Sheikh Abdullah Azzam cukup lama turut serta dalam Jihad
Palestina. Namun ada hal yang tidak disukainya, yaitu orang-orang yang terlibat
di dalamnya sangat jauh dari Islam. Beliau menggambarkan bagaimana orang-orang
ini berjaga-jaga sepanjang malam sambil bermain kartu dan mendengarkan musik,
dan menganggap bahwa mereka sedang menunaikan Jihad untuk membebaskan
Palestina. Sheikh Abdullah Azzam menyebutkan juga meskipun ada ribuan orang di
basis-basis pemukiman, tetapi jumlah orang yang hadir untuk shalat berjama?ah
bisa dihitung dengan satu tangan saja. Beliau berusaha mendorong mereka untuk
menerapkan Islam sepenuhnya, namun mereka bertahan untuk menolak. Suatu hari
Beliau bertanya kepada seorang “Mujahid” secara retoris, agama apa yang ada di
belakang revolusi Palestina, “Mujahid” itu menjawab dengan jelas dan gamblang,
“Revolusi ini tidak memiliki dasar agama apapun”.
Habislah sudah kesabaran Abdullah Azzam. Beliau kemudian
meninggalkan Palestina, pindah ke Saudi Arabia dan mengajar di berbagai
universitas di sana.Saat Sheikh Abdullah Azzam menyadari bahwa hanya dengan
kekuatan yang terorganisir Ummat ini bisa menggapai kemenangan, lalu Jihad dan
senjata adalah kesibukan dan pengisi waktu luangnya.
“Jihad hanya dengan senjata. TIDAK dengan Negosiasi, TIDAK
dengan Perundingan Damai, TIDAK dengan Dialog”, kalimat tersebut menjadi
semboyan Beliau.
Beliau praktekkan apa yang selalu Beliau kumandangkan,
sehingga membuat Beliau menjadi salah satu di antara orang Arab pertama yang
bergabung dalam Jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet yang komunis. Pada
tahun 1980, ketika masih di Saudi Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan
berjumpa dengan satu delegasi Mujahidin Afghanistan yang datang untuk
menunaikan ibadah Haji. Segera Beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin
mengetahui lebih banyak lagi mengenai Jihad Afghanistan. Ketika dijabarkan
kepadanya, Beliau merasa inilah yang sudah sejak lama sekali Beliau
cari-cari.Beliau segera melepaskan jabatannya sebagai dosen di Universitas King
Abdul-Aziz Jeddah Saudi Arabia, dan berangkat menuju Islamabad Pakistan supaya
dapat ikut serta dalam Jihad. Beliau pindah ke Pakistan agar dapat lebih dekat
dengan Jihad Afghanistan, dan di sanalah Beliau mengenal pemimpin-pemimpin
Mujahidin.
Saat-saat pertama berada di Pakistan, Beliau ditunjuk untuk
memberikan kuliah di International Islamic University di Islamabad. Namun tidak
lama hal ini berlangsung, karena Beliau memutuskan untuk meninggalkan
universitas agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk Jihad
Afghanistan. Pada permulaan dekade 1980-an, Sheikh Abdullah Azzam langsung
turun ke medan Jihad Afghanistan. Di Jihad inilah Beliau merasa puas bisa
memenuhi kerinduan dan cinta yang tak terlukiskan untuk berjuang di Jalan
Allah, persis seperti suatu kali Rasulullah SAW bersabda : “Berdiri satu jam
dalam pertempuran di Jalan Allah lebih baik daripada berdiri menunaikan shalat
selama enam puluh tahun”.
Terinspirasi oleh Hadits ini, Sheikh Abdullah Azzam beserta
keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat dengan medan Jihad.
Tidak lama setelah itu Beliau pindah lagi dari Islamabad ke Peshawar supaya
bisa lebih dekat lagi dengan medan Jihad dan Syahid.Di Peshawar, bersama dengan
Usama bin Ladin yang juga teman dekatnya, Sheikh Abdullah Azzam mendirikan
Baitul-Anshar (Mujahideen Services Bureau atau Kantor Pelayanan Mujahidin)
dengan tujuan untuk menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi Jihad
Afghanistan dan Para Mujahid dengan cara mengadakan dan me-manage berbagai
proyek yang menunjang Jihad. Kantor ini juga menerima dan melatih para
sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke Pakistan
untuk ikut serta dalam Jihad dan mengatur penempatan mereka di garis depan.
Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan
keinginan Sheikh Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang
akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Sheikh Abdullah
Azzam mengambil peranan dengan sikap ksatria dalam perjuangan yang penuh dengan
pengorbanan yang besar. Di Afghanistan Beliau jarang menetap di suatu tempat.
Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh
propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, Pegunungan Hindukush, Lembah
Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Sheikh Abdullah Azzam
menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah
mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayanya Dien
Islam. Di Peshawar, setelah kembali dari berkeliling, Sheikh Azzam selalu
berbicara tentang Jihad secara kontinyu. Beliau selalu berdo’a agar Para
Komandan Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu
mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul
senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.
Abdullah Azzam sangat dipengaruhi oleh Jihad Afghanistan dan
Beliaupun sangat besar pengaruhnya pada Jihad ini sejak Beliau mengabdikan diri
sepenuhnya dalam perjuangan ini. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling
menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa Afghanistan
lainnya. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan perjuangan Afghanistan ke
seluruh dunia, khususnya ke kalangan Ummat Islam. Beliau berkeliling dunia,
menyampaikan panggilan kepada Kaum Muslimin untuk beraksi mempertahankan agama
dan Tanah Muslim.
Beliau menulis sejumlah buku tentang Jihad, seperti Join the
Caravan, Signs of Ar-Rahman in the Jihad of the Afghan, Defence of the Muslim
Lands dan Lovers of the Paradise Maidens. Bahkan Beliau turun langsung ke medan
Jihad Afghanistan, meskipun usia Beliau telah lebih dari 40 tahun. Beliau
menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan, dari timur ke barat, menembus
salju, mendaki pegunungan, di bawah panas terik matahari dan dingin yang
membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun berjalan kaki. Banyak
Pemuda yang bersama Beliau kelelahan, namun Sheikh Abdullah Azzam tidak. Beliau
merubah pandangan Ummat Islam terhadap Jihad di Afghanistan dan menjadikan
Jihad ini sebagai perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh Ummat
Islam di dunia. Hasil dari usaha ini adalah Jihad Afghanistan menjadi universal
dimana Ummat Islam dari seluruh dunia turut serta. Para Pejuang Muslim dari
seluruh penjuru dunia secara sukarela berdatangan ke Afghanistan untuk memenuhi
kewajiban Jihad dan membela Saudara-saudara Muslimin dan Muslimah mereka yang
tertindas.
Kehidupan Sheikh Azzam berkisar hanya kepada satu tujuan,
yakni menegakkan Hukum Allah di muka bumi ini, yang merupakan tanggung jawab
yang pasti bagi setiap dan segenap Ummat Muslim. Dalam rangka melaksanakan
tugas suci dalam hidup ini yaitu menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah (negara
yang berdasarkan pada hukum Islam), Sheikh Azzam mengkonsentrasikan kepada
Jihad (perjuangan bersenjata untuk menegakkan Islam). Beliau berkeyakinan bahwa
Jihad wajib dilaksanakan sampai Khilafah Islamiyyah ditegakkan sehingga cahaya
Islam menerangi seluruh dunia.
Beliau juga menjaga dan memelihara keluarganya dengan
semangat perjuangan yang sama, sehingga istrinya, sebagai contoh, aktif
mengurus anak-anak yatim piatu dan aktif dalam berbagai tugas kemanusiaan di
Afghanistan. Beliau menolak jabatan di beberapa universitas dengan menyatakan
bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan Jihad kecuali jika gugur di medan
perang atau terbunuh. Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuannya yang
terakhir adalah membebaskan Tanah Suci Palestina. Dalam hal ini Beliau menyatakan:
“Saya tidak akan meninggalkan Tanah Jihad kecuali karena tiga hal. Pertama,
saya terbunuh di Afghanistan. Kedua, saya terbunuh di Pakistan. Ketiga, saya
diborgol dan diusir dari Pakistan”
Jihad di Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga
utama dalam gerakan Jihad di jaman modern sekarang. Dengan turun langsung dalam
Jihad ini dan dengan mempromosikannya serta menjelaskan kendala-kendala yang
menghambat gerakan Jihad, Beliau memiliki peranan yang sangat berarti dalam
meluruskan pendapat Ummat Islam tentang Jihad dan perlunya menegakkan Jihad.
Beliau menjadi panutan bagi generasi muda yang menyambut panggilan Jihad.
Beliau amat mementingkan Jihad dan butuh akan Jihad. Sekali waktu Beliau
berkata :“Saya merasa seolah-olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam
Jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Sisa
tahun lainnya tidak berarti sama sekali”.
Dari atas mimbar Sheikh Azzam berulangkali menekankan
keyakinannya : “Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang
disembah. Jihad akan terus berlangsung sampai Kalimat Allah ditinggikan. Jihad
sampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan
kita dan merebut kembali Tanah kita yang dirampas. Jihad adalah Jalan untuk
mencapai kejayaan abadi?".
Sejarah dan semua orang yang mengenal dekat Sheikh Abdullah
Azzam mencatat keberanian Beliau dalam berbicara tentang kebenaran, dengan
mengabaikan segala konsekuensi yang ada.Setiap saat Sheikh Abdullah Azzam
mengingatkan seluruh Kaum Muslimin bahwa :“Ummat Islam tidak dapat dikalahkan
oleh ummat lainnya. Kita Ummat Islam tidak akan dikalahkan oleh musuh-musuh
kita, namun kita bisa dikalahkan oleh diri kita sendiri”.
Sheikh Abdullah Azzam adalah contoh seorang yang berperilaku
Islami dengan baik, dengan amal shalehnya, dengan ketaqwaannya kepada Allah SWT
dan dengan kesederhanaannya dalam segala hal. Beliau tidak pernah mencemari
hubungan baiknya dengan orang lain. Sheikh Azzam selalu mendengarkan pendapat
Para Pemuda, Beliau amat disegani dan tidak terbersit sedikitpun rasa takut di
dalam hatinya. Beliau selalu berpuasa selang seling hari seperti yang dilakukan
Nabi Daud AS. Dan juga selalu menghimbau yang lainnya untuk berpuasa hari Senin
dan Kamis. Sheikh Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus dan
mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang tidak baik
mengenai orang lain.Satu saat sekelompok Muslim yang tidak puas di Peshawar
mencap Sheikh Azzam sebagai kafir dan menuduhnya meminta uang dari Kaum
Muslimin untuk dihambur-hamburkan. Ketika Sheikh Azzam mendengar hal ini,
Beliau tidak mencari dan mendebat mereka, malah mengirimi mereka berbagai
hadiah. Namun kelompok tersebut tetap saja mencaci maki, mengumpat dan
memfitnah Beliau, dan Beliau terus saja mengirimi mereka hadiah lainnya.
Bertahun-tahun kemudian, ketika akhirnya menyadari kesalahannya, mereka
berkomentar : “Demi Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti
Sheikh Abdullah Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu
mengutuk dan mencaci Beliau”
Selama Jihad Afghanistan berlangsung, Beliau telah berhasil
menyatukan berbagai kelompok Mujahidin dalam Jihad ini. Dan tentu saja
kebanggaan Beliau terhadap Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama,
sehingga musuh membuat rencana untuk menghabisi nyawa Beliau. Pada November
1989, sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bawah mimbar dimana Beliau
selalu menyampaikan khutbah setiap hari Jum?at. Demikian besar jumlah peledak
tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh Masjid termasuk
apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan Muslimin dapat terbunuh.
Namun Allah memberikan perlindungan-Nya dan bom tersebut tidak meledak.
Musuh-musuhpun semakin berhasrat melaksanakan rencana
gilanya. Mereka mencobanya sekali lagi di Peshawar, tidak lama berselang
setelah kejadian tersebut. Ketika itulah Allah SWT berkehendak agar Sheikh
Abdullah Azzam meninggalkan dunia ini menuju haribaan-Nya (kita berharap
demikian Insya Allah). Dan Sheikh wafat dengan cara yang gemilang pada hari
Jum’at 24 November 1989 pukul 12.30 siang.Musuh-musuh Allah meletakkan tiga bom
di jalan yang sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut
adalah jalan yang biasa dilalui oleh Sheikh Abdullah Azzam untuk menunaikan
shalat Jum’at. Pada hari Jum’at itu, Sheikh Azzam bersama dengan dua anaknya,
Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak Syuhada Sheikh Tamim Adnani
(salah seorang Pahlawan Jihad Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut. Mobil
pun berhenti di mana bom yang pertama berada, dan Sheikh Azzam turun untuk
meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti
segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan dahsyat
mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.
Orang-orang berhamburan keluar dari Masjid, dan menyaksikan
pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan
yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh
100 meter, demikian pula dengan kedua anak lainnya, beterbangan pada jarak yang
hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan
kawat-kawat listrik. Sementara tubuh Syahid Sheikh Abdullah Azzam tersandar di
dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat
mengalir dari mulut Beliau.
Ledakan itu telah mengakhiri perjalanan hidup Sheikh
Abdullah Azzam di dunia, yang telah Beliau lalui dengan baik melalui
perjuangan, daya upaya sepenuhnya, dan pertempuran di Jalan Allah SWT. Hal ini
semakin menjamin kehidupannya yang sebenarnya dan abadi di Taman Surga -kita
memohon kepada Allah demikian, dan menikmatinya bersama dengan teman-teman yang
mulia yakni :
“Dan barangsiapa yang mena?ati Allah dan Rasul-Nya mereka ini akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu :
Para Rasul, Para Shiddiqiin, Orang-orang yang mati Syahid dan Orang-orang
Shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” [QS An-Nisaa:69]
Dengan cara seperti inilah Pahlawan Besar dan Penggerak
Kebangkitan Islam meninggalkan medan Jihad dan dunia ini, dan tidak akan pernah
kembali lagi. Beliau dimakamkan di Makam Para Syuhada Pabi di Peshawar
Pakistan, dimana Beliau bergabung bersama-sama dengan ratusan Syuhada lainnya. Semoga
Allah menerima Beliau sebagai Syuhada dan menganugerahinya tempat tertinggi di
Surga. Pertempuran yang telah Beliau lalui dan telah Beliau perjuangkan tetap
berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh
dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak
terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah
‘Alaihi.
Kita memohon kepada Allah SWT untuk menerima amal ibadah
Beliau dan menempatkan Beliau di Surga Tertinggi. Kita memohon kepada Allah SWT
untuk membangkitkan dari Ummat ini Ulama-Ulama lain sekaliber Beliau, yang
menerapkan pengetahuannya di medan perjuangan, bukan hanya menyimpannya di
dalam buku dan di dalam Masjid saja.Melalui biografi ini, kami merekam
kejadian-kejadian dalam sejarah Islam selama sepuluh tahun terakhir dari tahun
1979 hingga 1989, dan akan terus berlanjut sebagaimana Sheikh Abdullah Azzam
berkata :
“Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan
dengan darah Para Syuhada, dengan kisah Para Syuhada, dengan teladan Para
Syuhada”“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala
agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” [QS At-Taubah:32-33].
Buku-buku yg ditulis oleh Dr Abdullah Azzam diantaranya
ialah ;
· Ayaturrahman fi jihadil Afghan
· Addifak ‘an aradhil muslimin min ahammi furdhul ‘iyan
(mempertahankan Bumi Umat Islam – Fardhu Ain yg terpenting)
· Akidah dan Kesannya dlm Membentuk Masyarakat
· Adab/Tatatertib dan Hukum-hukum dalam Jihad
· Islam dan masa Depan Kemanusian
· Menara Api yg Hilang
· Hukum berjuang/beramal dlm berjamaah
Sejak Abdullah Azzam syahid, Maktab Khidmat al Mujahidin
(terletak di Peshawar) mengumpulkan berbagai petikan khutbah dan ceramahnya
kemudian dibukukan sehingga mencapai 50 judul, diantaranya;
· seri Tarbiyah Jihadiyah Wal Bina’ yg mencapai 26 jilid,
· Hijrah dan I’dad 3 juz/jilid.
· Fi Zhilali Suratti Taubah 2 Juz.
· Fiqh dan Ijtihad dlm Jihad 3 jilid
· Perkataan-perkataan dari Garisan Api pertama 3 jilid
· Dibawah Gelora peperangan 4 jilid
· Pengajaran dari Sirah Rasulullah SAW
· Keruntuhan Khilafah dan Pembinaan kembali
Judul-judul di atas adalah merupakan buku-buku yg penting
saja sedangkan di sana terdapat berpuluh-puluh lagi buku-buku karangan
As-syahid dan buku2 yg ditulis mengenainya.
Referensi:
– Orisinil in english : http://www.azzam.com
– http://www.hudzaifah.org
Tidak ada komentar