Jihad adalah Jalan Menuju Tauhid
Unknown
00.01
0
Sesungguhnya segala puji milik Allah, kami memuji-Nya,
memohon pertolongan kepada-Nya dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan
diri kami dan dari keburukan amal-amal kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk
oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya , dan barang siapa yang
disesatkan Allah, maka tidak ada yang dapat menunjukinya.
Allahuma laa sahla illa maa ja’altahu sahlan, wa anta
taj’alul hazana idzaa syi’ta sahlan“ (Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali
apa yang Engkau jadikan mudah. Dan
Engkau menjadikan kesedihan itu mudah jika Engkau menghendakinya)
Apa yang kita mau?
Apa yang dikehendaki seorang muslim dalam hidupnya?
Apa yang dikehendaki kaum muslimin sekarang ini?
Menyelematkan manusia dari neraka tidak mungkin bisa
dicapai kecuali dengan perantaraan Daulah Islamiyah yang membangun kemaslahatan
kaum muslimin di dunia, mengangkat bendera jihad; menyiapkan pasukan untuk
menaklukan negeri-negeri dan mengembalikan manusia dari penghambaannya kepada
syetan menuju kepada penghambaan kepada Rabbnya.
JALAN MENUJU KHILAFAH
Kita ingin mengembalikan “Menara Api yang hilang”. Bangunan menjulang tinggi yang menguasai
bangsa barat selama 13 abad hingga mereka bisa meruntuhkan dan menghancurkannya. Kita ingin menegakkan kembali tiang-tiang
khilafah yang sesudah kejatuhannya menyebabkan kaum muslimin terpecah belah dan
tercerai berai di setiap tempat tanpa ada gembalanya. Keadaannya seperti domba di malam dingin yang
dimangsa kawanan serigala, kepala mereka diinjak-injak oleh orang kafir. Berubahlah keadaan kaum muslimin sesudah
kejatuhan Menara Api ini, yang menerangi jalan mereka di dalam suasana gelap
gulita. Mereka berubah menjadi buih sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah
SAW.
“Seluruh umat mengerubuti kalian sebagaimana makanan di
atas piring dikerubuti orang”. Para
sahabat bertanya : “Apakah karena jumlah kita yang sedikit pada waktu itu ya
Rasulullah?”. Beliau menjawab : “Tidak, jumlah kalian besar pada waktu itu. Akan tetapi kalian hanyalah seperti buih yang
diterpa ombak. Sungguh, Allah benar-benar akan mencabut rasa gentar terhadap
kalian dari hati musuh-musuh kalian dan akan mencampakkan ke dalam hati kalian
al wahn”. Para sahabat beratnya : “Apa
al wahn itu ya Rasulullah?” Nabi saw menjawab : “Cinta dunia dan takut mati”.
Dalam riwayat Ahmad disebutkan : “Cinta dunia dan takut
berperang”.[1]
Sarana satu-satunya yang menjamin kembalinya bangunan yang
tinggi itu adalah jihad, yang merupakan puncak tertinggi dalam Islam. Dengan
jihad inilah, dunia menjadi tampak kecil dalam pandangan seorang mujahid. Karena ketika ia berada pada puncak tertinggi
Islam, maka dia akan melihat dunia itu tampak kecil dan tak berarti. Seperti seseorang yang naik pesawat
terbang. Ketika ia terbang tinggi dan
melayang-layang di angkasa, maka apapun yang ada di bumi hilang dari
pandangannya. Lapangan terbang, tanah
air, keluarga, penduduk dan semua yang ada di bumi hilang manakala pesawat
telah mengawang di angkasa. Demikian
pula halnya orang yang naik ke puncak tertinggi Islam. Di matanya dunia itu nampak kecil, karena ia
berada di puncak. Ia heran terhadap apa
yang diperselisihkan penduduk bumi. Ia
heran terhadap apa yang dipertentangkan oleh orang-orang jahiliyah (bodoh)
perihal kesenangan yang sedikit, perihal dirham, perihal merek mobil dan
panjangnya, perihal pemain sepakbola, perihal wisata tahunan, perihal belanja
ke super market, dan lain-lain. Ia
tertawa dari jauh. Dari ketinggian ia melihat mereka sedang bermain layaknya
kanak-kanak. Ia menaruh kasihan terhadap
keadaan mereka, dan semua keadaan seperti keadaan itu. Sebab mereka belum
mewujudkan kewajiban hidup mereka di dunia. Maka kelak mereka akan kehilangan
hasil di akhirat.
MATI SYAHID MERUPAKAN PILIHAN
Jihad menjadikan dunia kecil dalam pandangan manusia. Persoalan hidup dan mati telah menjadi
persoalan yang sama baginya, bahkan mati lebih
mereka senangi jika kematiannya itu fie sabilillah.
Para pemuda yang datang untuk berjihad di Afghan,
keinginannya hanya mati syahid.
Keinginannya hanya surga, keinginannya hanya bidadari-bidadari surga,
keinginannya hanya mendapatkan syahadah (gelar, ijazah, sertifikat) dari
Rabbul ‘Alamin. Dengan syahadah itulah
keselamatan hidupnya akan terjamin selama-lamanya.
Lalu apa? Apakah
dia mencari ijazah dari Fakultas Kedokteran agar dapat bekerja di Departemen
Kesehatan? Apakah mencari ijazah di
Fakultas Teknik agar menjadi tenaga ahli di pabrik? Apakah mencari ijazah di Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam agar menjadi Dosen ilmu
Fisika? Apakah mencari titel dari Fakultas Ushuluddin agar menjadi guru di SMP
atau SMA? Apakah dia hendak mencari
titel Doktor supaya menjadi dosen di Fakultas Syariah?
Sesungguhnya dia mencari syahadah/gelar yang
dilegalisir/disahkan sendiri oleh Rabbul ‘Alamin. Gelar ini memasukkan pemiliknya ke dalam
surga yang luasnya seluas langit dan bumi untuk selama-lamanya.
“Maka apakah kita tidak akan mati kecuali hanya
kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di
akhirat ini)? Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar. Untuk
kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja”. (QS.
Ash Shaffaat : 58-61)
Gelar ini … demi Allah, saya betul-betul menginginkan
kematian seperti orang-orang ini, yakni :
Syakir Al Qursyi Ath Tha’ifi dan Gebran Syarif Nashir dari Yaman. Kedua orang ini baru kembali dari
Amerika, lalu bekerja beberapa bulan di
Riyadh dan kemudian datang ke sini, yakni Afghanistan. Dua bulan kemudian, Allah menutup
kehidupannya dengan syahid dan memasukkannya ke dalam surga. Hanya dua bulan saja di sini!.
Pemuda –pemuda ini, seandainya tetap tinggal di Amerika,
maka berapa tahun yang ia perlukan untuk meraih gelar MBA, MA atau Doktor? Tentunya bertahun-tahun lamanya. Allah Maha Mengetahui, Dia selamatkan pemuda ini dari gadis-gadis
Amerika, dari godaan mereka dan dari fitnah kehidupan jahiliyah di
tengah-tengah kegelapan yang menerpa.
Berapa tahun dia harus berkutat dengan studinya hingga
berhasil meraih gelar dan kemudian kembali ke Universitas King ‘Abdul ‘Aziz
atau ke Universitas Zahran, atau ke Universitas Faishal atau ke Universitas
yang lain? Hanya dua bulan saja dia
meraih gelar syahadah dari Rabbul ‘Alamin.
Di Amerika John Wenton akan menandatangani ijazahnya. Dan di sini Allah akan menyaksikan
kesyahidannya. Nikmat manakah yang lebih
besar daripada ini? Dua bulan … dua
bulan menjadi graduate (lulusan), lulus dan meraih syahadah yang
menjamin kebahagiaanmu selama-lamanya!!
Mereka itulah orang-orang yang memperoleh keberuntungan. Mereka adalah orang-orang yang sukses
menempuh kehidupannya. Diantara mereka ada yang kalian dapati tidak mempunyai
ijazah SMA, atau sebagian mereka gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi. Lalu ia masuk ke Universitas milik Allah
untuk mencari syahadah. Mereka berjalan
tanpa membawa ijazah SMA, sementara diantara kami ada yang bertitel Doktor.
Namun Allah 'Azza wa Jalla mengetahui, dan Dia Maha Tahu perihal hati
manusia. Dia memilih mereka yang
dicintai-Nya.
Maka kita bermohon kepada Allah supaya kita mencapai
tingkatan orang-orang yang dicintai-Nya dan memilih kita sebagai syuhada’ --Insya
Allah--. Sebab syahadah itu bagaikan
buah. Manakala buah itu telah masak,
maka Rabbul ‘Alamin akan memetiknya……buah yang baik, yang masak, Dia akan
mengambilnya. Namun sebenarnya masalah mati syahid merupakan pilihan. Dia melihat mujahid yang berada di Shada.
Berapa orang? 260 orang!. Tiga diantara mereka diambilnya sebagai
syuhada’. Siapakah mereka itu? Allah A’lam!. Engkau dengan keberuntunganmu, engkau dengan
hubunganmu dengan Rabbul ‘Alamin. Tidak
bermanfaat bagi orang-orang yang mempunyai kemuliaan karena kemuliaan itu dari
padamu ya Allah. Engkau dengan lidahmu,
engkau dengan dakwahmu, engkau dengan shalat malammu, engkau dengan puasamu,
engkau dengan cita-citamu, engkau dengan tekadmu, dan Dia Rabbul ‘Alamin
memperhatikan, jika engkau memang berhak/layak maka Allah SWT, akan mengambil
dan memilihmu sebagai syuhada’.
Jihad adalah kehidupan umat. Tidak ada kehidupan bagi umat tanpa
jihad. Karena itu, berkata para ahli
tafsir atau sebagian dari ahli tafsir mengenai firman Allah Ta’ala :
Yakni, apabila Rasul menyeru kalian untuk berjihad, karena
jihad itulah yang dimaksudkan dengan kehidupan.
KEUTAMAAN JIHAD
Jihad adalah siyahah (perjalanan tamasya),
sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Sesunnguhnya siyahah umatku adalah jihad fie
sabilillah Ta’ala”. (HR. Abu Dawud: 2486 dan Al Hakim)[2]
Jihad juga merupakan bentuk rahbaniyah (kerahiban/kependetaan)
dari umat ini, sebagaimana sabda Nabi SAW :
“Wajib atas kamu berjihad, karena sesungguhnya jihad
itu merupakan Rahbaniyah di dalam Islam”. (HR. Ahmad: 3/82)[3]
Jihad adalah satu-satunya ibadah yang dapat menghapuskan
segala keburukan dan dosa, apabila semua amalan itu diakhiri dengan syahadah
(kematian syahid). Jihad adalah
seutama-utamanya amal kebajikan secara mutlak, sebagaimana ucapan Imam Ahmad
dan yang lain : “Tidak ada ibadah yang pahalanya lebih besar daripada pahala
jihad”.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
“Telah datang seorang laki-laki kepada Rasululllah saw.
lalu bertanya : “Tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat menyamai pahala
jihad?!”. Beliau menjawab : “Aku tidak mendapatinya”. Kemudian beliau
melanjutkan : “Apakah engkau mampu, di saat seorang mujahid keluar (ke medan
jihad), lalu engkau masuk ke masjidmu mengerjakan shalat terus-menerus tanpa
henti dan berpuasa terus-menerus tanpa berbuka?”. Orang itu berkata : “Siapa yang sanggup
mengerjakan itu?”. (HR. Al Bukhari : 2785).
Dalam riwayat yang lain :
“Perumpamaan seorang mujahid fie sabilillah –walllahu
a’lam siapakah yang berjihad di jalan-Nya-- seperti orang yang berpuasa dan
shalat terus menerus tanpa henti sampai seorang mujahid kembali”. (HR.
Al Bukhari : 2787).
Tak ada seorangpun yang keadaan jaganya dan tidurnya
bernilai pahala kecuali mujahid.
Rasulullah SAW bersabda :
“Perang itu ada dua macam. Barangsiapa berperang mencari keridhaan
Allah, menta’ati perintah imam (yakni amir/komando), menginfakkan harta
berharga yang dimilikinya, berlaku mudah terhadap teman (*) dan menjauhi kerusakan,
maka tidurnya dan jaganya adalah pahala seluruhnya”. [4]
(*)baik budi pekertinya terhadap
saudara-saudaranya sekemah dan selaskar serta terhadap penanggungjawab,
teman-teman sebaya, orang-orang yang lebih muda daripadanya
Tidur dan jaga (tidak tidur)-nya semuanya berpahala. Engkau tidur beroleh pahala. Engkau bermain beroleh pahala. Engkau bergurau bersama saudara-saudaramu
berpahala. Bahkan engkau mendapatkan
pahala atas kuda yang kau punyai, jika kuda itu engkau tambatkan di jalan
Allah. Jika kuda tersebut bermain, maka engkau mendapatkan pahala. Jika engkau sendiri bermain-main, maka
engkaupun mendapat pahala. Pokoknya
seluruh waktumu berpahala. Namun tentu
saja dengan memenuhi kelima syarat dari hadits di atas tadi.
NIAT YANG BENAR
DAN TAAT KEPADA AMIR
Ta’at kepada Amir adalah wajib, meski hanya amir kemah,
janganlah engkau berkata : “Siapa amir kemah ini, sehingga saya harus
mentaatinya? Saya lebih faham dan lebih
tahu daripadanya .. Saya ustadz dan sebagainya dan sebagainya…sedangkan anak
ini belum tamat SMA”. Taat kepada Amir
adalah wajib, dan bermaksiat kepada amir adalah haram, yakni berdosa. Jika Amir mengatakan “Tidak boleh berbicara
sesudah jam 21.30. atau “Jangan
berbicara sesudah lampu dimatikan”, maka engkau harus diam. Jika dia memerintah supaya engkau tidak
berbicara sesudah lampu dimatikan atau melarang engkau menyetel radio, atau
melarangmu membuat gelisah tidurnya saudara-saudaramu, maka engkau harus
mentaatinya. Jika dia mengatakan
“Kumpul”, maka engkau harus berkumpul.
Jika dia menyuruh duduk, maka engkau harus duduk. Ta’at kepadanya adalah wajib.
Tidurnya dan jaganya adalah berpahala seluruhnya. Dan barangsiapa pergi berperang karena ingin
pamer dan ingin didengar, tidak menjauhi kerusakan dan tidak mentaati amir,
maka dia tidak kembali dengan sesuatu yang mencukupi. Yakni kembali dalam keadaan membawa dosa,
bukan memperoleh pahala. Maksudnya, dia
kembali dengan tidak membawa kebaikan sebagaimana waktu datangnya.
Ingatlah selalu, engkau dalam suatu ibadah (fa laa
rafatsa wa laa fusuuqa wa laa jidaala fil hajji), artinya : “Maka
tidak boleh rafats, (mengeluarkan kata yang menimbulkan birahi atau
bersetubuh), berbuat fasiq dan berbantah-bantahan dalam melaksanakan ibadah
Hajji”. Dalam jihad juga tidak boleh
ada rafats, tidak boleh berbantah-bantahan dan tidak boleh berbuat
fasiq.
Di sini, yakni di
Kamp Shada, jika engkau percaya, sehari sama dengan seribu hari. Sebagaimana
yang disabdakan Rasulullah SAW :
“Ribath (berjaga-jaga di perbatasan) sehari di jalan
Allah adalah lebih baik daripada seribu hari ditempat lain”. (HR. An
Nasa’i : 3171)[5]
“Ribath sehari di jalan Allah lebih baik darupada dunia
dan seisinya”. (HR. Al Bukhari, At Tirmidzi dan Ahmad)[6]
Jika engkau mati di sini, dengan cara apapun, maka engkau
mati syahid, misalnya : dalam latihan
engkau terkena peluru nyasar, atau terserang penyakit, kedinginan, bronchitis,
pneumonia, terbalik kendaraanmu atau engkau terjatuh ke jurang, lalu engkau
mati. Maka matimu adalah mati
syahid. Tenanglah kamu, di manapun kamu
mati dari sejak sekarang ini sampai kamu pulang ke negerimu, maka matimu adalah mati syahid. Bahkan seandainya kamu pulang ke negerimu,
namun niatmu hanya untuk mengunjungi keluargamu saja. Pulang berkunjung kepada keluarga sebulan
lalu kembali ke lagi sini. Misalnya,
pesawat yang kamu tumpangi jatuh pada waktu pergi atau pada waktu kembali, maka
kamu mati syahid. Sebab “Qaflatun
ka ghazwah”, Qaflah artinya : kembali kepada keluarga. Jadi kembali ke keluarga itu seperti
berperang. Ada pahala padanya, karena qaflah
itu menghibur hati, menambah semangat dan mengembalikan kekuatan baru.
“Ribath sehari di jalan Allah lebih baik daripada apa
yang dilalui matahari selama terbit dan tenggelamnya”.
Yakni, lebih baik daripada kota Jeddah, kota Tha’if, kota
Oman, kota Qahirah, kota Damaskus, dan lebih baik dari semua yang ada di
dunia. Bukan hanya lebih baik dari
sekolahan yang kamu menjadi siswanya atau lebih baik daripada universitas yang
kamu menjadi mahasiswanya, namun lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Barangsiapa mati dalam keadaan beribath, maka amalannya
tidak diakhiri dengan kematiannya.
Setiap hari ada malaikat yang mengeluarkan lembaran baru berisi catatan
amalan yang lebih baik dari amal-amalmu.
Kemudian Rabbul ‘Alamin menambah lembaran amalan itu ke buku kumpulam
amal-amalmu. Demikianlah, hal itu
berlangsung terus-menerus sampai hari kiamat.
Allahu Akbar!!! Nikmat mana
yang lebih besar daripada ini??!!
“Tiada orang yang mati melainkan diakhiri amalannya
dengan kematiannya itu, kecuali orang yang mati dalam keadaan beribath”.
(HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)[7]
Dan aman/selamat dari siksa kubur, fitnah kubur. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw,
mengapa demikian. Lalu beliau menjawab :
“Cukuplah kelebatan pedang di atas kepalanya sebagai
fitnah”
Dia akan senantiasa diberi rezki. Dia makan dengan rezkinya. Karena arwah syahid berada dalam pundi-pundi
burung berwarna hijau. Terbang bebas di surga sesukanya. Dia makan dengan rezkinya pagi dan sore.
Sekarang ini kita berada dalam fase I’dad. I’dad adalah suatu kewajiban.
Rasulullah SAW bersabda :
“Melemparlah/memanahlah kamu sekalian wahai anak-anak
Ismail, karena sesungguhnya bapak-bapak kalian adalah seorang pemanah”. (HR.
Al Bukhari dan Ahmad)[8]
Kita ini ada dalam keadaan syibhu ribath (serupa ribath), karena kita tidak terlalu merasa takut
terhadap ancaman musuh. Memang benar
kita membuat ketakutan musuh dan kita juga dihantui rasa takut, namun
tingkatannya tidak seperti mereka yang berada di perbatasan dengan musuh. Di sini kita dianggap serupa dengan
orang-orang yang ber-ribath (murabith), setengah dari faridhah ribath atau tiga
perempatnya. Dan itu lebih baik daripada
orang pergi ke front tanpa melalui faridhah I’dad dan kemudian ber-ribath di sana. Adapun mereka yang beri’dad
di sini dan berlatih senjata dengan baik lalu pergi ke medan pertempuran, maka
kedudukan dia di sana lebih banyak pahalanya. Karena di sana ribathnya sempurna
sedangkan di sini ribathnya tidak sempurna. Kecuali jika memang amir meminta
dia supaya berdiam di sini untuk suatu kepentingan, misalnya i’dad, melatih
ikhwan yang lain, dan sebagainya. Orang
semacam ini mendapatkan pahala dari setiap orang yang dilatihnya di sisi Rabbul
‘Alamin. Jika ada 301 orang, maka pahala
yang didapat setiap orang setiap hari dikumpulkan dan ditambahkan kepada orang
yang melatih mereka atau membimbing mereka. Demi Allah, kami di sini menerima
pahala atas keberadaan kalian di sini.
Mudah-mudahan Allah tidak mengharamkan pahala itu atas kami semua.
Jihad adalah satu-satunya jalan untuk menegakkan
masyarakat muslim dimana keberadaannya sangat penting. Tak ubahnya seperti pentingnya makanan,
minuman dan oksigen. Adapun
mengembalikan bangunan yang hilang, yakni khilafah, merupakan faridhah bagi
setiap muslim. Seluruh dunia merasa takut dan mencemaskan kembalinya
kekhalifahan Islam sekali lagi.
Musuh-musuh Allah lebih banyak mengetahui daripada kaum muslimin
sendiri, bahwa khilafah tidak tidak akan mungkin bisa kembali kecuali dengan jihad.
USAHA MEMBURUKKAN CITRA JIHAD
Mengingat betapa berartinya jihad dan khilafah bagi kaum
muslimin untuk mengembalikan ‘izzah/keperkasaan mereka, maka jihad menjadi
momok bagi kaum orientalis dan menjadi sasaran utama serangan mereka. Mereka bekerja tak henti-henti untuk
memburukkan citra jihad. Antara lain
mereka menyebarkan opini bahwa umat Islam adalah umat yang biadab, umat yang
selalu membawa pedang mereka untuk menyembelih manusia. Setiap kali menjumpai manusia, mereka akan
membunuhnya. Agama Islam ditegakkan
dengan pedang….dan sebagainya. Celakanya
orang-orang Islam terpengaruh kata-kata mereka, maka merekapun mengadakan
pembelaan (yang bersifat apologis)
dengan mengatakan : “Tidak, agama kami adalah agama defensif, agama yang
disebarkan dengan cara damai dan penuh hikmah.
Kalian orang-orang Nashrani, khususnya Amerika dan Inggris, adalah
orang-orang yang paling dekat dengan kami.
Tuhan kami berfirman :
“Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. (QS. Al Maidah : 82)
“Kalian dekat dengan kami. Kami hanya memerangi
orang-orang atheis, kami hanya memerangi orang-orang komunis. Kami tidak memerangi kalian, sebab kalian
dekat hubungannya dengan kami”.
(Ketika dikatakan): “Agama kalian tegak dengan pedang”,
(Mereka menjawab) : “Tidak, agama kami menyeru dengan
jalan hikmah dan pelajaran yang baik:
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”. (QS. An Nahl : 125)
(Ketika dikatakan): “Agama kalian agama yang ofensif”.
(Mereka menjawab): “Tidak, agama kami defensif:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang
memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al Baqarah
: 190)
Maka demikianlah, setiap buku yang menulis tentang jihad,
isinya sangat lemah, lembek dan kering, sangat miskin dan menggambarkan mental
pecundang mereka terhadap provokasi musuh-musuh mereka. Mereka mengalami kekalahan mental dan
spiritual menghadapi tekanan yang ada dewasa ini dan dalam menghadapi serangan
kaum orientalis yang selalu membuat rencana jahat terhadap agama Islam dan kaum
muslimin.
Agama kita tegak dengan pedang!. Memang benar agama kita tegak dengan
pedang. Saya katakan kepada kalian :
“Agama kita tidak akan mungkin mencapai kemenangan dan tidak mungkin bisa tegak
kecuali dengan pedang. Ya, benar. Baik itu kalian suka atau tidak. Kalian suka?
Maka angkatlah pedang dan silakan maju! Sekarang, agama kita memerlukan
senjata, ZPU, RPG, BM 12, Mortir, AKA, bom, eksplosive (bahan peledak).[9] Inilah yang akan memenangkan agama kita. Dan kita akan menyebarkan agama kita dengan
senjata-senjata ini, sehingga musuh-musuh Allah mendengar seruan kita.!”
Wahai jama’ah muslimin, siapakah orangnya yang lebih
pengasih daripada Rasulullah SAW ? Siapa
yang lebih penyayang daripada beliau?
Lalu apa yang beliau sabdakan?
Bukankah beliau bersabda : “ Bu itstu baina yadais saa’ati bis saif”
(Aku diutus menjelang hari kiamat dengan membawa pedang…). Beliau diutus dengan membawa pedang di
tangannya. Lalu untuk apa pedang itu? “Hattaa yu’badallaha wahdahu, laa
syariika lahu” (sehingga Allah disembah sendirian saja, tidak ada lagi sekutu
bagi-Nya).[10] Maksudnya
adalah : pedang itu sangat penting untuk menegakkan tauhid di permukaan
bumi. Tauhid tidak akan wujud tanpa
dikawal pedang.
REZKI KAUM MUSLIMIN BERADA DI BAWAH BAYANGAN TOMBAK
Apakah rezki itu diperoleh dengan program
pembangunan? Dengan rencana pembangunan
lima tahun, sepuluh tahun atau dua puluh tahun dari program pertanian dan
indsutri???
Sabda Rasulullah SAW :
Tatkala Umar ra, melihat para mujahid di Palestina, yakni
para sahabat, menanam gandum sesudah mereka berhasil menaklukan dataran Haula,
maka Umar mengutus seseorang untuk membakar tanaman gandum tersebut. Lalu ketika utusan Umar sampai di Palestina,
maka diapun membakar tanaman gandum itu.
Dia membawa surat dari Umar bin Al Khattab berisi kalimat dua baris
saja. Tak perlu Umar berdiri selama tiga
jam untuk berpidato kepada umat sebagaimana yang diperbuat kaum sosialis, kaum
nasionalis, dan lain-lainnya. Surat Umar
biasanya hanya terdiri dua baris, tiga baris atau empat baris. Paling panjang, tak lebih dari satu lembar.
Setelah utusan Umar membakar tanaman gandum mereka, maka
para sahabat menyerbunya dan bertanya : “Apa yang kamu perbuat? Mengapa engkau membakar tanaman itu?” Lalu utusan tadi berkata pada mereka,
“Dengarkanlah risalah dari Umar : “Jika kalian meninggalkan jihad dan sibuk
bercocok tanam, maka saya akan menetapkan jizyah atas kalian. Dan saya akan memperlakukan kalian sebagaimana
saya memperlakukan ahli kitab. Sesungguhnya makanan kalian ialah apa yang
kalian keluarkan dari mulur musuh-musuh kalian”.
Suapan makan kamu keluar dari mana? Dari mulut musuhmu …Paham? Ya … Salam! Ya…Salam! Tidakkah kita ingat pada hari dimana agama
Allah 'Azza wa Jalla dilindungi oleh pedang.
Sementara di Madinah tengah dilanda kelaparan pada masa paceklik, maka
Umar menulis surat kepada Amru bin Ash.
Isi surat tersebut berbunyi : “Kelaparan telah melilit kami, untuk itu
bantulah kami dengan segera”. Lalu
sebagai balasannya Amru bin Ash menulis surat kepada Umar. Surat yang terdiri dari sebaris kata tersebut
berbunyi: “Saya akan mengirimkan kepada anda kafilah bahan makanan, yang ujung pertamanya di depan anda, dan ujung terakhirnya berada di depan saya”. Ujung yang pertama dari kafilah bantuan
pangan tersebut ada di Madinah dan yang terakhir masih di Mesir. Kafilah yang
mengangkut muatan gandum, sebab Mesir pada waktu itu merupakan gudang
gandum bagi dunia Arab.
Lalu dimana gandum Mesir sekarang ini ?? Orang-orang Mesir menanti datangnya truk-truk
Amerika yang bermuatan gandum setiap bulannya. Jika Amerika bermaksud
mengadakan suatu revolusi di Mesir, maka cukup baginya menghentikan kiriman
(embargo) gandum sebulan atau dua bulan.
Karena itu kalau Gamal Abdul Nasher mencaci maki Amerika selalu di kota
Qahirah, sementara gandum terus datang di Iskandariyah, gandum Amerika.
Mesir, dimana Allah telah menyelamatkan dengannya dunia
Islam dari bahaya kelaparan selama tujuh tahun dalam masa pemerintahan Nabi
Yusuf as. di mana gandum itu sekarang
ini? Di mana pertanian? Di mana industri?
Sebelum meletus revolusi yang sama sekali tidak berbarakah
pada tahun 1952 di Mesir, maka pada waktu itu Mesir merupakan negara pemberi
pinjaman (donor) bagi dunia. Mesir pada
waktu itu merupakan debitur (pemberi pinjaman) bagi Inggris, pada masa itu
Junaih (Pound Mesir) nilainya lebih dari 10 Reyal, lebih dari 3 dolar. Rakyat Mesir pada masa pemerintahan Raja
Faruq, yang mereka sebut sebagai agen penjajah, fasiq, dan lain-lain; masih
merasakan kemakmuran. Setiap anggota
keluarga Mesir pada waktu itu merasakan perasaan aman dan tenteram serta
merasakan kecukupan. Seperti kata
orang-orang Mesir sendiri : “Dahulu harga satu keranjang kacang tanah sekian,
dan sekarang sekian. Dulu harga seikat
bawang sekian dan sekarang sekian”.
Ya, sekarang satu dollar Amerika sama dengan dua setengah
Junaih Mesir. Sekarang hutang luar negeri Mesir sebanyak 40 milyar dollar !!!
Sedangkan bunganya sebanyak 4 milyar dollar.
Mesir tidak akan mampu menutup hutangnya meski dengan menjual segala apa
yang dimilikinya. Mesir tak sanggup
membayar bunganya. Oleh karena itu,
meski setiap tahun Mesir membayar hutang dari devisa yang dimilikinya, namun
hutang tersebut justru semakin bertambah.
Setiap tahun Mesir harus membayar
bunga sebanyak 4 milyar dollar dan hutangnya yang 40 milyar dollar. Apabila mereka hanya mampu menbayar 2 milyar
dollar setahunnya, maka tahun berikutnya hutangnya menjadi 42 milyar
dollar. Dengan tambahan bunga sebanyak
empat milyar dua ratus juta dan ditutup 2 milyar dollar, maka hutang tahun
berikutnya menjadi 44 milyar 200 juta dollar .. demikian seterusnya.
Di mana Mesir sekarang ini? Seperti apa yang dikatakan orang : Inilah dia
bangsa Mesir. Kita berharap semoga Allah
memberkahi bangsa yang baik ini.
Ada yang mengekspresikan rasa kepedihannya dengan celaan
dan kecaman. Suatu ketika, seseorang
membeli lada yang dibungkus dengan
kertas koran. Dia merasa gembira sekali,
karena sebentar lagi akan makan makanan yang lezat. Namun ketika sampai di rumah, didapatinya
lada-ladanya tidak ada. Ternyata kertas koran itu berlobang, sehingga lada-lada
itu jatuh semua. Lalu dia memperhatikan
bungkus koran tadi, ternyata di situ ada gambar Gammal Abdul Nasser. Maka potongan koran itu kemudian diinjaknya seraya
berkata pada gambar tersebut : “Ini disebabkan karena dosa atas mereka…”.
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya
melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari
nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan
dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (QS. An Nahl
: 112)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”. (QS. Al A’raaf : 96)
Memang benar, tatkala agama Allah diperangi secara
terang-terangan. Maka Allah akan
menghinakan mereka dan membuat miskin mereka.
Tatkala para ulama digantung di tiang gantungan sedangkan mereka diam,
maka Allah akan membalas dan mengadzab mereka.
Pada tahun 1966, Sayyid Quthb dihukum mati. Namun tak ada orang yang berani membuka
mulut. Saya sendiri mendengar Direktur
Radio “Suara Arab”, Ahmad Sa’id, memberikan komentar pada hari digantungnya
Sayyid Quthb. Katanya : “Kami telah
menggantung mati Sayyid Quthb, karena dia bermaksud menghancurkan Qanathir
Khairiyah (nama bendungan di Mesir) dan berusaha membunuh Ummu Kultsum serta
Abdul Halim Hafizh.*) Dan akhirnya
tempat kembali dia adalah neraka jahanam.
Sesungguhnya neraka jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”.
Karena itu, darah Sayyid Quthb belum kering sesudah delapan
bulan kematiannya. Allah menghinakan
Gamal Abdul Nasser dan menghinakan bangsa Arab dengan kehinaan yang tiada
bandingannya dalam lembaran sejarah mereka.
Pada saat ulama digantung mati, orang-orang shaleh
dimusuhi, para da’i diteror dan terus dimonitor dan kaum muslimin dirusak
kehormatannya karena mereka menjaga harga diri dan kehormatan mereka, maka
bagaimana Allah 'Azza wa Jalla tidak cemburu atas kehormatannya? Bagaimana tidak?
“Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku akan
mengumumkan perang dengannya”. (HR. Al Bukhari)
*) Dua orang artis penyanyi
terkenal Mesir
At-Tauhid, pedanglah yang akan menancapkannya di permukaan
bumi dengan kokoh.
Umat Islam, sekiranya mempunyai hasil produksi pertanian,
industri, ternak dan mempunyai semua usaha pengembangan di bidang pangan, namun
mereka meninggalkan jihad, maka mereka akan jatuh dalam kehinaan yang Allah tidak
akan mencabut sehingga mereka kembali kepada jihad. Dari Abdullah bin Umar ra, dia mengatakan
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila manusia telah bakhil dengan dirham dan dinar,
dan saling berjual beli dengan sistem ‘inah *) dan memegang erat ekor-ekor sapi
**) dan puas dengan pertanian***), serta meninggalkan jihad, maka Allah
menimpakan kepada mereka kehinaan yang tiada akan dicabut-Nya sampai mereka
kembali kepada agamanya”. (HR. Ahmad dan Ath Thabrani)[11]
*) Yakni : jual beli yang mengandung
unsur riba. Misalnya: seseorang membeli barang dengan cara tidak kontan seharga
1000 Dirham, lalu dia menjualnya kembali kepada penjual tadi seharga 900 Dirham
kontan, maka dalam hal ini pembeli mendapat uang 900 Dirham, sementara dia
harus membayarnya 1000 Dirham.
**) Hasil peternakan
***) Hasil pertanian
KEMULIAAN HANYA DAPAT DI RAIH DENGAN JIHAD
Jihad adalah satu-satunya jalan yang dapat dipercaya untuk
menetapkan kebenaran dan menghapus kebathilan.
Dan ia merupakan satu-satunya jalan untuk memecahkan kekuatan
orang-orang kafir dan menolak kekerasan dan makar (tipu daya) mereka.
“Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu
dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para
mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang
kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya)”. (QS.
An Nisaa : 84)
Mengapa Rusia sekarang bermaksud menarik diri dari
Afghanistan? Dengan jalan perundingan
dan perdamaian melalui mediator PBB. Melalui Dewan Keamanankah atau melalui
pedang? Melalui pedang!
Demi Allah, meskipun seandainya Yunus Khalis[12]
hafal seluruh matan Hanafiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah, mereka tidak akan
mengizinkannya masuk PBB. Kalaulah bukan
karena pedang, maka Yunus Khalis tidak akan menginjakkan kakinya di PBB. Sekarang ini mereka meminta
kedatangannya. Sekiranya ruh dia keluar
seratus kali, maka dia tidak akan dapat bertemu muka dengan Staf Kementrian
Luar Negeri Amerika. Sekarang ini Reagen
mengundangnya. Reagan sendiri yang
mengundangnya. Siapakah diantara pemimpin kaum muslimin di dunia, atau orang
Islam manakah yang berani menawarkan Islam kepada Reagan selain Yunus Khalis?!!
Seperti yang saya katakan kepada kalian : “Reagan mencoba
beberapa kali untuk mengadakan tatap muka dengan Hekmatyar dengan mengirim
seorang utusan pribadinya untuk menyampaikan undangan kepada Hekmatyar. Namun Hekmatyar menolaknya. Penolakan itu membuat Duta Besar Pakistan di
Amerika berkata kepadanya : “Engkau gila.
Enampuluh kepala negara antri dalam daftar minta bertemu dengan Reagan,
sementara engkau menolak bertemu dengannya!”
Hekmatyar menjawab dengan tenang : “Ya, memang benar saya menolaknya”. Setelah Reagan gagal dalam usahanya
mengundang Hekmatyar melalui Kedutaan Besar Pakistan, maka dia mengirim surat
khusus lewat tangan anak gadisnya.
Allahu Akbar!
Betapa mulia Islam, betapa mulianya orang muslim itu. Maka datanglah Maurine Reagan dengan membawa
surat bapaknya dan menyerahkan kepada Hekmatyar. Lalu Hekmatyar mengatakan : “Menyesal sekali,
saya punya janji malam ini”. Lalu dia
pergi dan menghabiskan waktunya bersama Muhajirin Afghan di Amerika.
Kemuliaan, kemuliaan, dari mana datangnya? Dari Dewan Keamanan kah? Dari surat-surat petisikah? Dari parlemenkah? Bukan, bukan, bukan dari itu. Kemuliaan itu datang dari pedang.
“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan membawa
pedang, sehingga Allah disembah sendirian saja dan tidak ada lagi sekutu
bagi-Nya”
Jalan satu-satunya untuk menegakkan agama Allah, membina
masyarakat muslim dan Daulah Islamiyah yang bekerja untuk kemaslahatan kaum
muslimin, menetapkan jihad, menegakkan
hukum had, menjaga perbatasan, dan mengirim pasukan untuk penaklukan
negeri-negeri dan mengentaskan manusia,…adalah jihad. Masalahnya tidak memerlukan filosofi yang
besar dan tidak membutuhkan gelar serta
titel yang tinggi. Sembilan puluh persen
penduduk Afghan adalah orang-orang yang buta huruf. Bangsa Turki, yang Allah memelihara agama-Nya
melalui tangan bangsa in selama enam abad adalah bangsa yang ummi (buta
huruf). Bangsa yang menggulingkan tahta
Caesar dan singgasana Kisra adalah bangsa yang ummi.
Adalah para sahabat, ketika mereka masih di istana Kisra
menemukan kapur barus putih yang sangat lembut. “Alangkah lembutnya garam
ini!”, kata mereka. Lalu pada hari
kemenangan itu, mereka menyembelih sembelihan.
Diantaranya termasuk kambing-kambing yang ditinggalkan tentara
Persia. Kemudian mereka membubuhkan
garam yang lembut ke dalam kuah yang mereka masak. Ketika mereka makan, maka sama sekali tidak
mengecap rasa asin. Mereka bilang :
“Garam ini sangat lembut, akan tetapi tidak mengasinkan”. Ya Allah, mereka sama sekali tidak mempunyai
gelar magister dalam ilmu kimia organik ataupun kimia karbon (bukannya
melecehkan para ahli kimia). Mereka sama
sekali tidak tahu.
Seorang Badui berhasil menawan Malikah binti ‘Abdul Masih
yang kecantikannya sampai dibuat pepatah.
Ketika badui tadi menangkap Malikah, dia berujar : “Selesai sudah,
alhamdulillah, dunia telah menjadi milikku”.
Lalu Malikah membujuknya dan berkata : “Barangkali engkau
telah mendengar tentang diriku pada waktu aku masih muda. Sekarang saya telah
tua, pasti engkau tidak menginginkan diriku, demikian pula aku. Jika engkau mau, maka ambillah tebusan berapa
saja yang kau mau dan tinggalkan diriku”.
Maka badui tadi berkata kepada Malikah : “Ya aku mau. Saya
mau seribu, seribu dirham”.
Lalu Malikah mengeluarkan uang seribu dirham dan
menyerahkannya kepada badui tadi.
Sebelum pergi, Malikah bertanya : “Mengapa engkau tidak meminta lebih
dari seribu dirham?”.
Badui tadi balik bertanya : “Apa ada yang lebih besar dari
seribu dirham?”
Mereka-mereka itulah yang pernah menguasai dan memerintah
dunia. Ya mereka!. Masalah ini tidak
memerlukan filsafat atau gelar magister atau doktoral. Thalib Taujihi hanya tahu membaca Al Qur'anul
Karim, kendati demikian dia mampu menghidupkan front secara utuh dengan izin
Allah, ya hanya dengan Al Qur'anul Karim saja.
Ruba’i bin Amir, apa yang dimilikinya? Adakah dia memegang gelar doktor dalam ilmu
ekonomi dan administrasi? Tidak! dialah
yang masuk istana Rustum dengan mengendarai kuda sehingga merobekkan permadaninya. Kudanya pendek dia juga pendek. Masuk tanpa tali sandal, membawa pedang atau
tombak kuno dan mengendarai kuda. Kuda
itu masuk ruang istana Rustum dan menginjak permadani yang digelar diatas
lantainya. Maka para pengawal Rustum
berdiri untuk menangkapnya. Namun Rub’ai
berkata dengan tenang : “Saya bukan diutus untuk menemui kalian, akan tetapi
kalianlah yang mengirim utusan untuk mendatangkan saya. Jika kalian tak menginginkan kehadiran saya,
maka saya akan kembali”. Kemudian Rustum
menegur para pengawalnya : “Biarkan dia, kitalah yang memerlukannya”. Lantas Rub’ai mengikatkan kudanya ke salah
satu kaki kursi kebesaran yang ada.
Sementara Rustum berada di atas singgasana emas, sedangkan
orang-orang Persia duduk, Rub’ai naik dan kemudian duduk di atas kursi
kebesaran yang ada. Bajunya berlubang --wallahu
a’lam--, tanah dan debu mengotori singgasana emas. Lalu Rustum bertanya kepada Rub’ai : “Apa
yang kalian bawa?” Maka Rub’ai menjawab
dengan kata-kata masyhur : “Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan siapa
yang Dia kehendaki dari penghambaan kepada sesama hamba menuju penghambaan
kepada Allah, dan dari sempitnya dunia menuju keluasan dunia dan akhirat, dari
penindasan agama-agama yang ada menuju keadilan Islam”. Ya Salam!?
Adalah seorang Syeikh di Suriah, namanya Marwan Hadid
--semoga Allah merahmatinya--, meyakini akan wajibnya berjihad menentang
orang-orang Nushairi[13],
dimana tokoh terpentingnya adalah Hafiz Asad.
Maka dikirimlah aparat keamanan untuk menangkap laki-laki ini. Setelah mereka tiba di sebuah apartemen
bertingkat dimana Syeikh Marwan Hadid tinggal pada salah satu
flatnya, mereka memerintahkan seluruh
penghuni apartemen untuk turun dan keluar karena di dalam apartemen ada
mata-mata!” Maka Syeikh Marwan berkata :
“Wahai penghuni gedung, kita ini orang-orang muslim. Hai para tentara, polisi, dan petugas
keamanan! Saya memberi tempo kepada
kalian seperempat jam untuk meninggalkan tempat ini atau saya akan mendahului
menyerang kalian”. Sesudah lewat
seperempat jam, mereka tetap tidak beranjak dari tempatnya, maka Syeikh Marwan melemparkan granat dan
menembaki mereka dengan senjata yang ia miliki. Aparat keamanan tetap tak
bergerak. Kemudian mereka mendatangkan helikopter, tetapi siapa yang berani
masuk ke gedung itu. Maka mereka
menurunkan pasukan komando di atas
gedung bertingkat. Mereka bermaksud
menyerbu gedung bertingkat tadi dari atas. Dari pagi hingga sore, mereka belum
bisa masuk apartemen. Singkatnya setelah terluka dalam insiden tersebut, Syeikh
Marwan berhasil ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara. Kemudian sesudah itu, Syeikh Marwan Hadid
disidang di depan para petinggi sekte Nushairi dengan pengadilan militer. Diantara mereka yang hadir terdapat Naji
Jamil, Panglima Angkatan Udara, seorang
yang mengaku pengikut Sunni dan Musthapa
Thallas, Panglima Tentara.
Dengan keberanian yang menakjubkan --seperti yang
diceritakan kepada kami--, Subhanallah!
Saya belum pernah melihat seseorang yang beraninya melebihi dia, di
depan pengadilan. Syeikh memandang ke arah Naji Jamil dan
Mustapa Thallas, lalu berkata : “Hai
engkau anjing Naji Jamil dan Musthapa Thallas, masih hidupkah kalian? Hai
anjing, ketahuilah bahwa yang pertama kali saya pesankan kepada para pemuda
adalah membunuh kalian lebih dahulu sebelum orang-orang Nushairi! Dan kalian
hai para perwira! Saya berpesan kepada
para pemuda supaya membunuh kalian, lima ribu perwira saja”.
Mendengar kata-kata Syeikh Marwan, Naji Jamil gemetar
saking marahnya : “Keluarkan dia, dia
itu orang gila. Keluarkan!”, teriak Naji
Jamil.
Kemudian sampai juga kabar kepada kami bahwa Hafiz Asad
sendiri pernah menemui Marwan di dalam penjara.
Katanya : “Hai Marwan, kami ingin membuka lembaran baru, semoga Allah
mema’afkan apa yang telah lalu. Namun
dengan syarat engkau tidak mengganggu kami”.
“Bagaimana maksudnya”, tanya Marwan.
Hafiz menjawab : “Letakkan senjatamu”.
Lalu Marwan berkata : “Baik saya setuju, tapi dengan satu
syarat, yakni, engkau harus membantuku untuk mendirikan Daulah Islamiyah”.
Mendengar jawabah Marwan, Hafiz membalikkan badan dan
keluar.
Takut, takut kepada pedang yang dengannya Allah menegakkan
tauhid.
Di Afghanistan, tepatnya di daerah Wakhon, --daerah ini
kalau dilihat dalam peta Afghan bentuknya seperti ujung jari. Daerah ini memisahkan wilayah Afghan dengan
wilayah China. Daerah ini adalah daerah yang
paling berbahaya, maka Rusia
menempatkan beberapa pos militer yang dilengkapi dengan senjata anti pesawat
terbang dan lain-lainnya. Di siti ada seorang pemuda bernama
Najamuddin, yang mempunyai pengikut
sekitar seratus orang mujahid. Pemuda
ini sering menyusahkan tentara Rusia.
Dalam suatu
serangan pemuda itu berhasil menawan lima orang perwira tinggi Rusia. Maka
Rusia mengirim utusan kepadanya meminta supaya jangan membunuh kelima perwira
yang ditawan itu dan sebagai imbalan, mereka akan memberikan apa saja yang
dikehendakinya. Akan tetapi dengan tegas Najamuddin menjawab : “Demi Allah,
saya bukan pedagang. Saya tak mengerti jual beli”.
Mereka mengancam : “Jika kamu membunuh mereka, maka kami
akan membakar apa saja. Baik yang hijau maupun yang kering. Dan kami juga akan membakarmu”. Ketika pesan itu sampai kepadanya, dia tengah
memerintahkan untuk membunuh kelima perwira Rusia tersebut. Dia berkata: “Saya menantang kalian hai
Rusia!!”
‘Izzatul Islam!!. Pemuda itu tidak akan dapat
mencapai tingkatan ini jika bukan karena jihad. Dengan seratus orang mujahid
dia menentang Rusia.
Lagi, seorang pemuda buta huruf dari Paghman, namanya
Abdul Wahid –rahimahullah-- yang akhirnya mati syahid. Paghman terletak
di sepanjang pinggiran kota Kabul. Jika Rusia masuk Afghanistan memburu para
Mujahiddin, sementara itu pemuda Abdul Wahid datang di Paghman, untuk memburu
Rusia.
Demi Allah, ketika aku duduk
bersamanya, maka saya menyadari keadaan diri saya…. Dia sangat tawadhu’ sekali.
Kebanggaan Arab? Naudzu billah, dia lebih baik daripada kita dan berada di atas kepala kita. Memang dia seorang yang buta huruf, tak
banyak memiliki sesuatu, namun dia memegang pedang!!!
Akhirnya, Abdul Wahid gugur
sebagai syuhada. Dari kantong bajunya ditemukan sebuah surat yang terkena
beberapa tetes darahnya. Surat tersebut berada di kantong bajuku, dan selama
dua bulan mengeluarkan bau harum minyak wangi.
Satu-satunya jalan yang dapat
dipercaya dan dapat menjamin tegaknya Daulah Islamiyah atau qa’idah shalabah,
yang menjadi titik tolak kaum muslimin di seluruh dunia adalah jihad fie
sabilillah. Oleh karena itu Rasulullah mengatakan : “Aku diutus menjelang
Hari Kiamat dengan membawa pedang, sehingga Allah disembah sendirian saja,
tiada sekutu bagi-Nya”.
Tauhid melalui jalan pedang akan
cepat menyebar, sedangkan aqidah, fiqh,
dan lain-lainnya, semuanya itu dapat diketahui lewat jalan jihad. Maka ketika
Rasulullah SAW dan para sahabat tahu bahwa tentara Romawi berada di perbatasan
Jazirah, sejauh 1000 km dari Madinah, sedang mengadakan persiapan untuk
menyerang Madinah, beliau menyerang mereka sebelum diserang.
Tugas pedang adalah membuat
manusia tunduk kepada agama Allah, menghilangkan berbagai rintangan yang
menghalangi jalannya dakwah Islam, dan meruntuhkan segala tatanan kafir yang
menghalangi antara manusia dengan agama Allah.
[1]
Silsilah al Hadits Ash Sahih no. 958
[2]
HR Abu Dawud dan Al Hakim. Al Hakim berkata : Hadits ini shahih isnadnya
[3]
HR Ahmad dan Abu Ya’la. Lihat kitab Al
Jihad oleh Ibni al Mubarak
[4]
Shahih al Jami’ Ash Shaghir 4174
[5]
HR An Nasaa’i dan At Tirmidzi, dan dia menghasankan hadits tersebut
[6]
Shahih al Jami Ash Shaghir 2831
[7]
HR Abu Dawud dan At Tirmidzy . Hadits
ini hasan shahih
[8]
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam shahihnya
[9]
ZPU adalah senjata anti pesawat tempur
RPG adalah senjata anti tank
BM 12 adalah senjata artileri
[10]
Shahih Al Jami’ Ash Shaghir 2831
[11]
Shahih Al Jami’ Ash Shagir
[12]
Salah seorang tokoh pimpinan Mujahiddin Afghan
[13]
Nushairiyah adalah salah satu sekte syi’ah yang berkembang di kawasan Suriah
Tidak ada komentar