Sakit dan Matinya Mustapa Kamal
Unknown
18.30
0
Mustapa Kamal terserang penyakit dalam (sirrosis hepatis), disebabkan alkohol yang terkandung dalam khamer. Cairan berkumpul di dalam perutnya secara kronis. Ingatannya melemah, darah mulai mengalir dari hidungnya tanpa henti. Di samping itu dia juga terserang penyakit kelamin (GO), sehingga dia selalu menggaruk-garuk bagian tubuh antara kedua belah pahanya.
Cairan yang berkumpul pada bagian dalam perutnya (ascites), memaksa para dokter mencoblosnya dengan jarum, karena perutnya membusung dan kedua kakinya bengkak.
Hari demi hari kekuatannya semakin melemah, mukanya mengecil, darahnya berkurang, tubuhnya memucat seputih tulang. Akhirnya dia pun tak mampu bergerak sendiri. (1)
Di saat-saat menjelang kematiannya, Ataturk minta dipanggilkan duta Inggris, Lorraine, karena dia hendak mewasiatkan tongkat kepemimpinan negara Turki kepadanya.
Orang-orang Turki pun membicarakan siksaan yang diderita Mustapa Kamal selama sakit yang sangat aneh dan amat aneh itu.
Selama sakit , dia berteriak-teriak sehingga teriakannya menerobos sampai ke teras-teras istana yang ditempatinya, yakni Istana Dulamah Boghja di Konstantin. (2)
Akhirnya, tubuhnya tinggal tulang berbalut kulit. Bobotnya hanya tinggal 48 kilogram saja ketika dia mati. Gigi-giginya tanggal, mulutnya hampir bertemu dengan kedua alis matanya, dan dia berwasiat supaya jenazahnya tidak usah dishalati. Kemudian pada hari kamis tanggal 10 Nopember 1938 jam sembilan lebih lima menit, pergilah Ataturk dari alam dunia dalam keadaan dilaknat di langit dan di bumi.
Dia meninggalkan dunia setelah menghancurkan Turki, menghancurkan Islam, memporakporandakan keluarga, merusak akhlak, menginjak-injak kebenaran, merusak syiar-syiar agama dan merubah masjid-masjid menjadi gudang-gudang penyimpanan bahan makanan.
Berkata Urfan Urka : “Ataturk baru merasa puas kalau perjuangannya itu dapat memojokkan peran agama. Karena memang sejak kecilnya dia meyakini tidak perlu Allah. Dia pernah mengatakan : “Sesungguhnya kekuatan akal dan kehendak manusia dapat mengalahkan kekuatan Ilahi.” Menjelang akhir kekuasaannya, Ataturk mengangkat genggaman tangannya dan mengacungkannya ke langit dengan lagak mencemooh dan mengancam. (3)
1. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal 516-517, 520
2. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal 519
3. Ash-Shira’ Baina Al-Fikrah Al-Islamiyah wal Fikrah Al-Gharbiyah, Abul Hasan An-Nadawi, hal 52-56.
Cairan yang berkumpul pada bagian dalam perutnya (ascites), memaksa para dokter mencoblosnya dengan jarum, karena perutnya membusung dan kedua kakinya bengkak.
Hari demi hari kekuatannya semakin melemah, mukanya mengecil, darahnya berkurang, tubuhnya memucat seputih tulang. Akhirnya dia pun tak mampu bergerak sendiri. (1)
Di saat-saat menjelang kematiannya, Ataturk minta dipanggilkan duta Inggris, Lorraine, karena dia hendak mewasiatkan tongkat kepemimpinan negara Turki kepadanya.
Orang-orang Turki pun membicarakan siksaan yang diderita Mustapa Kamal selama sakit yang sangat aneh dan amat aneh itu.
“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat). (Qs. As-Sajdah : 21)
“Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia.Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui.” (Qs. Az-Zumar : 26)
Selama sakit , dia berteriak-teriak sehingga teriakannya menerobos sampai ke teras-teras istana yang ditempatinya, yakni Istana Dulamah Boghja di Konstantin. (2)
Akhirnya, tubuhnya tinggal tulang berbalut kulit. Bobotnya hanya tinggal 48 kilogram saja ketika dia mati. Gigi-giginya tanggal, mulutnya hampir bertemu dengan kedua alis matanya, dan dia berwasiat supaya jenazahnya tidak usah dishalati. Kemudian pada hari kamis tanggal 10 Nopember 1938 jam sembilan lebih lima menit, pergilah Ataturk dari alam dunia dalam keadaan dilaknat di langit dan di bumi.
“Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.” (Qs. Ad-Dukhan : 29)
Dia meninggalkan dunia setelah menghancurkan Turki, menghancurkan Islam, memporakporandakan keluarga, merusak akhlak, menginjak-injak kebenaran, merusak syiar-syiar agama dan merubah masjid-masjid menjadi gudang-gudang penyimpanan bahan makanan.
“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalan tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) : "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. Dan sesungguhnya kamu datang kepada kami sendiri-sendirisebagaimana kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan dibelakangmu (di dunia) apa yang telah Kami kurniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Allah di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) di antara kamu dan telah lenyap dari pada kamu apa yang dahulu kamu anggap sekutu Allah.” (Qs. Al-An’am : 93-94)
Berkata Urfan Urka : “Ataturk baru merasa puas kalau perjuangannya itu dapat memojokkan peran agama. Karena memang sejak kecilnya dia meyakini tidak perlu Allah. Dia pernah mengatakan : “Sesungguhnya kekuatan akal dan kehendak manusia dapat mengalahkan kekuatan Ilahi.” Menjelang akhir kekuasaannya, Ataturk mengangkat genggaman tangannya dan mengacungkannya ke langit dengan lagak mencemooh dan mengancam. (3)
1. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal 516-517, 520
2. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal 519
3. Ash-Shira’ Baina Al-Fikrah Al-Islamiyah wal Fikrah Al-Gharbiyah, Abul Hasan An-Nadawi, hal 52-56.
Tidak ada komentar