Kehidupan Khusus Mustapa Kamal
Unknown
19.00
0
Sesungguhnya tenggelamnya Mustapa Kamal dalam lautan syahwat merupakan tanda yang sangat jelas bagi kehidupan. Kehidupan khususnya bisa disimpulkan dalam tiga kata saja : wanita, minuman keras dan kegilaan.
1. Pada usia empat belas tahun, dia telah melakukan perzinaan dengan anak gadis putri tetangganya. Kemanapun dia pergi, dan dimanapun dia lepas, niscaya akan didapati dia berada di kedai-kedai minuman keras dan tempat-tempat hiburan yang penuh sesak dengan wanita-wanita jalang. Itulah kehidupan dia selama di Damaskus. Sedangkan di kota Salanik, maka jarang orang melihatnya kecuali di tempat-tempat kasino seperti Olimpus Palace, Yonio, Cristal dan sebagainya.
1. Pada usia empat belas tahun, dia telah melakukan perzinaan dengan anak gadis putri tetangganya. Kemanapun dia pergi, dan dimanapun dia lepas, niscaya akan didapati dia berada di kedai-kedai minuman keras dan tempat-tempat hiburan yang penuh sesak dengan wanita-wanita jalang. Itulah kehidupan dia selama di Damaskus. Sedangkan di kota Salanik, maka jarang orang melihatnya kecuali di tempat-tempat kasino seperti Olimpus Palace, Yonio, Cristal dan sebagainya.
Di Sofia, Bulgaria di mana Mustapa Kamal berdinas pada atase militer di sana, saat-saat luangnya senantiasa dia habiskan untuk berkencan dengan wanita dan mabuk-mabukan sampai pagi.
Di Halb, di Ankara dan di sekolah Pertanian di Ankara, dia menempatkan seorang pelacur yakni Khalidah Adib bersama suaminya di dekat apartemennya, agar dia dengan mudah dapat berhubungan gelap dengan wanita tersebut. (1)
2. Falsafah hidupnya adalah : Hendaknya para individu dan masyarakat itu jangan membiarkan kesenangan lepas dari tangannya. (2)
3. Karena banyaknya minuman keras yang ia minum, maka pembuluh-pembuluh darah nampak di kedua pipinya, khususnya pada bagian wajah, sehingga mukanya menjadi merah seperti tomat. Setelah dia menjadi presiden, maka jadilah dia seorang pemabuk, jelek perangainya dan suka berzina dengan wanita. Berkata kawan karibnya, Ridha Nur, “Sesungguhnya Mustapa Kamal terkena penyakit Gonorrhea (kencing nanah). Dia memerintahkan supaya tirai-tirai penutup jendela rumahnya disingkirkan sehingga orang-orang dapat melihatnya ketika sedang minum khamr.” (3)
4. Dia mempunyai agen khusus untuk mencari gadis-gadis muda dan mucikari-mucikari yang siap mendatangkan wanita untuk menjadi santapannya. Di antara mereka termasuk Jawad Abbas dan Menteri Luar Negeri Taufik Rusydi, yang menjadikan rumahnya di Ankara sebagai tempat mesum bagi Mustapa Kamal.
Di antara kekasih gelapnya adalah Shalihah, yang dipersembahkan suaminya sendiri untuk melayani Ataturk; Fikriyah dan Afah, seorang profesor wanita yang menjadi kekasih gelapnya selama 14 tahun secara terus menerus. Maka dia disebut sebagai kekasih tetap Mustapa Kamal. Di antara mereka juga terdapat wanita cantik dari Bulgaria. Yang dipersembahkan suaminya sendiri, pengacara Luffi, untuk mendapatkan konsensi (hak istimewa) dalam suatu usaha dari Mustafa Kamal. Dan termasuk di antara mereka adalah putri Mufid Bek.
Demikian juga dengan Khalil Basya. Dia telah menjual kehormatan istrinya sendiri kepada Ataturk, demi memperoleh konsensi tambang minyak. Ataturk sendiri memberikan padanya 3000 Lira untuk uang saku. (4)
5. Mustapa Kamal mengambil sejumlah wanita jalang untuk dijadikan sebagai pelayan-pelayan tetap di istananya. Dan dia mengaku mereka sebagai anak-anak perempuan angkatnya. Sekarang ini, kaum revolusioner mengikuti jejaknya dengan mengumpulkan perempuan-perempuan binal di istana negara. Mereka menyebut wanita-wanita tersebut sebagai biarawati-biarawati revolusi.
Kalau kita hendak menuntaskan pembahasan tentang topik ini tentulah hal itu memerlukan waktu yang cukup lama dan memerlukan banyak lembaran kertas untuk menulis.
Khamer dan wanita telah menyebabkan banyak penyakit pada diri Mustapa Kamal. Sehingga jadilah tubuhnya mengurus dan melemah hari demi hari.
1. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 192
2. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 200
3. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 380
4. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 394
Di Halb, di Ankara dan di sekolah Pertanian di Ankara, dia menempatkan seorang pelacur yakni Khalidah Adib bersama suaminya di dekat apartemennya, agar dia dengan mudah dapat berhubungan gelap dengan wanita tersebut. (1)
2. Falsafah hidupnya adalah : Hendaknya para individu dan masyarakat itu jangan membiarkan kesenangan lepas dari tangannya. (2)
3. Karena banyaknya minuman keras yang ia minum, maka pembuluh-pembuluh darah nampak di kedua pipinya, khususnya pada bagian wajah, sehingga mukanya menjadi merah seperti tomat. Setelah dia menjadi presiden, maka jadilah dia seorang pemabuk, jelek perangainya dan suka berzina dengan wanita. Berkata kawan karibnya, Ridha Nur, “Sesungguhnya Mustapa Kamal terkena penyakit Gonorrhea (kencing nanah). Dia memerintahkan supaya tirai-tirai penutup jendela rumahnya disingkirkan sehingga orang-orang dapat melihatnya ketika sedang minum khamr.” (3)
4. Dia mempunyai agen khusus untuk mencari gadis-gadis muda dan mucikari-mucikari yang siap mendatangkan wanita untuk menjadi santapannya. Di antara mereka termasuk Jawad Abbas dan Menteri Luar Negeri Taufik Rusydi, yang menjadikan rumahnya di Ankara sebagai tempat mesum bagi Mustapa Kamal.
Di antara kekasih gelapnya adalah Shalihah, yang dipersembahkan suaminya sendiri untuk melayani Ataturk; Fikriyah dan Afah, seorang profesor wanita yang menjadi kekasih gelapnya selama 14 tahun secara terus menerus. Maka dia disebut sebagai kekasih tetap Mustapa Kamal. Di antara mereka juga terdapat wanita cantik dari Bulgaria. Yang dipersembahkan suaminya sendiri, pengacara Luffi, untuk mendapatkan konsensi (hak istimewa) dalam suatu usaha dari Mustafa Kamal. Dan termasuk di antara mereka adalah putri Mufid Bek.
Demikian juga dengan Khalil Basya. Dia telah menjual kehormatan istrinya sendiri kepada Ataturk, demi memperoleh konsensi tambang minyak. Ataturk sendiri memberikan padanya 3000 Lira untuk uang saku. (4)
5. Mustapa Kamal mengambil sejumlah wanita jalang untuk dijadikan sebagai pelayan-pelayan tetap di istananya. Dan dia mengaku mereka sebagai anak-anak perempuan angkatnya. Sekarang ini, kaum revolusioner mengikuti jejaknya dengan mengumpulkan perempuan-perempuan binal di istana negara. Mereka menyebut wanita-wanita tersebut sebagai biarawati-biarawati revolusi.
Kalau kita hendak menuntaskan pembahasan tentang topik ini tentulah hal itu memerlukan waktu yang cukup lama dan memerlukan banyak lembaran kertas untuk menulis.
Khamer dan wanita telah menyebabkan banyak penyakit pada diri Mustapa Kamal. Sehingga jadilah tubuhnya mengurus dan melemah hari demi hari.
1. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 192
2. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 200
3. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 380
4. Ar-Rajulu Ash-Shanamu, hal. 394
Tidak ada komentar