Select Menu
Select Menu

Favorit

Buku Referensi

Buku

Pergerakan Islam

Tokoh

Rumah Adat

Syamina

Pantai

Seni Budaya

Kuliner

» » » Hubungan Mustapa Kamal dengan Orang Yahudi


Unknown 21.01 0


Mustapa Kamal mempunyai hubungan yang erat dengan kaum Yahudi. Jika hubungan itu tidak melebihi hubungannya dengan Inggris, namun setidak-tidaknya hubungan itu tidak kurang daripadanya.

Orang-orang Yahudi telah memberikan dukungan dan bantuan yang cukup besar kepada Mustapa Kamal dalam rangka menghancurkan agama Islam di negeri Turki. Demikian pula hubungan langsungnya dengan Yahudi, hampir tidak dapat dihitung.

Berikut ini kami sajikan kepada anda selintas mengenai hubungan Mustapa Kamal dengan orang-orang Yahudi:

1. Mustapa Kamal lahir di kota Salanik, kota Yahudi. Fakta ini menjadikan sebuah tanda tanya yang besar mengenai asal usulnya. Salanik, sebagaimana telah disinggung di muka adalah negeri orang-orang Yahudi. Di mana terdapat 100.000 orang Yahudi dari keseluruhan penduduknya yang berjumlah 140.000 jiwa. (1)

2. Ada banyak sejarawan dan penulis yang mengembalikan asal usul Mustapa Kamal kepada keturunan Yahudi, mereka bilang bahwa dia adalah Yahudi, baik nasabnya, darahnya maupun perbuatannya. Di antara mereka yang menyatakan hal itu adalah Savir Jaibs, penulis Perancis, beragama Kristen, dalam bukunya yang berjudul “Republik Isra’il Internasional.” Demikian juga Gebran Syamiyah dan Abdullah At-Tal dalam bukunya “Ular Yahudi di benteng-benteng Islam.” Serta Anwar Jundi dalam bukunya “Arab dan Islam.”, serta Mustapa Shadiq Ar-Rafi’i dalam bukunya “Wahyu Al-Qalam” katanya, “Ada pembalut Yahudi di otaknya.” ( 2) serta Muhammad ‘Izzat Drusse dalam bukunya “Turki Modern.”

3. Dan di Sicilia, sebuah anak negeri Turki, ketika dia bertugas sebagai seorang perwira, Mustapa Kamal selalu lengket dengan Yahudi Donma. (3)

4. Pada bulan Agustus  tahun 1923, Yahudi Donma dan orang-orang Masoni mendirikan partai Bangsa Republik. (4)

5. Menurut pernyataan Stone Wetson, salah seorang anggota Jam’iyah Al-Ittihad wa At-Taraqi beserta sebagian besar pemuka-pemukanya adalah Yahudi. Mustapa Kamal adalah anggota Masosisme, sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Doktor Ernest Romzer. Berkata Beno Messan : “Mustapa Kamal masuk sebagai anggota Masonisme secara resmi, dia bergabung pada perkumpulan Nidana.”

Dalam ensiklopedi Massonisme disebutkan :
“Siapa lagi yang akan menyerupai Ataturk di antara orang-orang Masoni itu?” (5)

Seperti sudah sama-sama diketahui bahwa Masonisme adalah salah satu dari jaringan Zionis Yahudi yang bekerja secara rahasia. Masonisme mempunyai simbol “Jangka dan sudut, lalu di dalamnya terdapat bintang segi enam.” Bintang Daud a.s. (dan beliau berlepas diri dari mereka), itu adalah lambang untuk mengembalikan kerangka bangunan di Masjidil Aqsha, tempat di mana bangsa Yahudi memimpikan salah seorang anak Daud duduk dengan kaki bersilang di atas bangunan tersebut dan mengendalikan dunia dari atas singgasannanya.

Adapun gerakan Masonisme dan cabang-cabang gerakan tersebut berhasil menjerat banyak orang. Di mana orang-orang tersebut akhirnya diperalat orang-orang Yahudi untuk melakukan/melaksanakan rencana-rencana mereka dan mewujudkan tujuan-tujuan mereka. Di antara cabang gerakan Masonisme ialah Lions Club, Rotary Clup, Fani Prt Club, Abna’ul Ahdi (putra-putra zaman) dan lain-lain.

Pada masa pemerintahan Mustapa Kamal Ataturk, kedudukan kaum Yahudi semakin terangkat. Mustapa Kamal memberi kekuasaan kepada mereka untuk mengatur tata pemerintahan, mengarahkan jalannya peradilan/kemudi hukum, politik, ekonomi, pendidikan, budaya dan organisasi. Adapun dedengkot mereka itu adalah Hayeem Nahum Effendi, seorang pemuka Yahudi di Turki. Orang ini berpindah ke Mesir, setelah Turki mengalami kehancuran. Pada masa pemerintahan Abdul Nasher, Hayeem Nahum mempunyai peranan besar dalam mengendalikan Mesir, akan tetapi di belakang layar.

Levi Abu ‘Asal telah membongkar pertalian Mustapa Kamal dengan Yahudi, dalam bukunya “Bangkitnya dunia Yahudi.” Hal. 253-259,. Dia mengatakan : “Sesungguhnya Ghazi (yakni Mustapa Kamal) telah membuka Turki bagi orang-orang Yahudi.” Dia telah membuka pintu negara Turki lebar-lebar bagi orang Yahudi untuk mengorganisir universitas Turki. Yakni mengarahkannya kepada suatu pandangan yang menentang Islam dan kaum muslimin.

Berkata seorang penulis Yahudi : “Sebelum melaksanakan rencana ilmuwan terkenal Philip Suarez yang melempar ide untuk mendirikan bangunan besar untuk penyebaran ilmu pengetahuan di sana, maka Mustapa Kamal mengundang empat puluh lebih dosen pengajar dari kalangan Yahudi. Tujuannya adalah untuk meluaskan ruang lingkup universitas tersebut, dengan pengembangan fakultas-fakultas baru. Di antara mereka yang diundang adalah pakar ekonomi terkenal, Ric, yang mempunyai ketenaran dan posisi penting di Universitas Marburg.”

Tidaklah aneh, jika penulis Yahudi ini berlebih-lebihan dalam meninggikan putra-putra Yahudi yang senantiasa membikin kerusakan di bumi. Mereka itu tidak meletakkan tangannya pada sesuatu atau menginjakkan kakinya pada suatu lingkungan melainkan hanya merusak saja. 
“Dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (Qs. Al-Maidah : 64).
Sekali lagi, Eli Levi Abu ‘Asal berkata : “Sesungguhnya Mustapa Kamal sangat bersikap ramah dan santun terhadap orang-orang Yahudi. Oleh karena itu, dia mengizinkan banyak orang Yahudi masuk ke negeri Turki dan membiarkan mereka menyebar ke seluruh pelosok negeri.” Selanjutnya ia mengatakan (dalam bentuk ungkapan yang dapat dipahami, mengenai kemungkinan bahwa Mustapa Kamal adalah seorang Yahudi). “Sesungguhnya besarnya penghormatan yang diperlihatkan Mustapa Kamal terhadap orang-orang Yahudi merupakan naluri bawaan yang ada pada diri Mustapa Kamal. Naluri kecenderungan kepada Yahudi ini tidak mungkin muncul kecuali dari seorang Yahudi pula.”

Kemudian dia menyanjung-nyanjung Mustapa Kamal secara berlebihan dengan mengatakan sebagai berikut :
“Dia adalah seorang reformer (pembaharu) yang jarang sekali zaman memunculkan tokoh besar seperti dia.” 
Tidak mungkin seorang Yahudi mengucapkan perkataan seperti di atas mengenai Mustapa Kamal secara serampangan (tanpa difikir dahulu).

Eli Levi mengatakan : “Kami cukupkan dengan kata-kata manis mengenai hubungan antara dia (Mustapa Kamal) dengan yang Mulia, Hakhom Besar Mesir sekarang ini, Hayeem Nahum Affandi (mulia apa???) ketika dia terpilih dengan suara mutlak di Istana Istambul menggantikan Hakhom Besar Mose Halifi yang mati sebagai martir dalam perjuangannya.

Hayeem Nahum menjadi tinggi kedudukan dan posisinya di mata Mustapa Kamal dan para menteri lainnya. Semua aktivitasnya telah menghasilkan keberhasilan dan kesuksesaan. Di antara jasa-jasa Hayeem Nahum adalah menghilangkan rintangan beremigrasinya orang-orang Yahudi dari Turki ke Palestina dan memberikan andil yang cukup besar pada pendirian Fakultas Teknik Isra’il di Haifa serta memudahkan pelaksanaan undang-undang pemilikan tanah bagi warga Yahudi.

Pemerintah Turki, melalui kepala negaranya Mustapa Kamal, telah mengutus Hayeem Nahum, sebagai duta Turki ke Den Haag. Dan dia juga mewakili Turki dalam konferensi Luzon. Kemudian Mustapa Kamal bermaksud mengangkatnya sebagai duta penuh di Washington, namun dia menolak. Hayeem Nahum juga turut andil dalam mendukung sindikat penjajah Israil di Ankara.

Lihatlah, apa yang telah dicapai Hakhom ini pada masa pemerintahan Mustapa Kamal yang rendah dan nista itu???

Kembalilah politikus ulung dan orator yang fasih bicaranya ke Istambul. Hampir-hampir ia tidak menginjakkan kaki di ibu kota yang ternama ini kecuali orang-orang datang berduyun-duyun di pinggir jalan. Dan jalan-jalan penuh sesak dengan lautan manusia. Sorak sorai dan tepuk tangan gegap gempita memecahkan suasana jalan saat itu.

Koran-koran Turki mempublikasikan pidato Mustapa Kamal dan mulai menulis jasa-jasa dan perbuatan baiknya serta berlebih-lebihan dalam menyanjungnya. Ditulislah ucapan pujian untuk mengenang jasanya dalam membangkitkan Turki. Pada masa itu mereka memberi gelar “Penyelamat Turki.” (6)

Adakah tersisa lagi perbedaan antara si nista yang bernama Mustapa Kamal dengan Yahudi, saudaranya kera dan babi, yang mengatakan :
“Sesungguhnya revolusi Turki tahun 1918 yang dicetuskan oleh saudara kita yang besar, Mustapa Kamal Ataturk, sangat memberikan manfaat bagi bangsa. Dia telah menurunkan Sultan dari tahtanya, menghapuskan khilafah dan membubarkan mahkamah-mahkamah syar’i, menghapuskan agama Islam dan menghapuskan pula Kementerian Wakaf.” (7)

Bukankah ini yang dikehendaki oleh gerakan Masonisme pada setiap bangsa yang sedang berkembang. Maka siapa yang meragukan Ataturk sebagai orang Masoni baik dahulu maupun sekarang?

7. Para antek-antek Mustapa Kamal dan orang-orang Al-Ittihad telah mencerca seluruh agama dan bangsa kecuali Yahudi. Berkata Syaikh Mustapa Shabri : “Kalian tidak akan mendapati agama atau kaum di luar atau di dalam negeri kita yang senantiasa dicintai orang-orang Al-Ittihad dan orang-orang Mustapa Kamal Ataturk kecuali Yahudi. Oleh karena itu tidak ada yang selamat dari permusuhan mereka di Turki (baik itu berbangsa Albania, Arab, Kurdi, Armenia, Sercus maupun Turki) kecuali bangsa yahudi.” (8)

8. Pengaruh Yahudi atas Turki terus berlanjut sepeninggal Mustapa Kamal. Setelah dia mati, Ismat Inonu datang menggantikannya. Sementara Ismat Inonu sendiri sebagaimana kata Hakhom Yahudi (Hayeem Nahum), adalah sekutu mereka. Kata Hayeem Nahum : “Ismat adalah kawanku, selalu tunduk pada perintahku, dan tidak pernah berselisih sepatah katapun dengan ucapanku.”

Ketika Adnan Mandres (Ketua Partai Demokrasi dan Perdana Menteri Turki dari tahun 1950 sampai 1960) berusaha mengembalikan sebagian dari syi’ar Islam (seperti mengembalikan lafazh adzan ke bahasa Arab lagi, mengembalikan kebebasan mengajar agama, dsb) dan berdekatan dengan bangsa Arab dalam menentang Israil serta menetapkan pengawasan terhadap hasil tangan dan barang-barang yang diproduksi di Israil serta mengusir duta Israil pada tahun 1956, maka mulailah bangsa Yahudi di seluruh dunia berkampanye untuk menggulingkannya. Di dalam negeri, Ahmad Amin Yalman, keturunan Yahudi, menyalakan api dan mengobarkan peperangan dalam surat kabarnya “Tanah Air”. Dengan bantuan para pemuka Yahudi Donma, dia menggerakkan orang-orang Yahudi yang ada dalam jajaran militer. Maka bergeraklah sepasukan tentara di bawah komando Jenderal Masoni Jamal Jorsel pada bulan Mei 1960 untuk menggulingkan pemerintahan Adnan Mandres. Mereka berhasil menangkap Adnan Mandres dan menghukum mati di tiang gantungan.

Jurnalis Yahudi Sami Cohen menulis dalam surat kabar Jawn Cronicle di London mengenai sebab digantungnya Adnan Mandres. Katanya : “Penyebab langsung yang membuat Adnan Mandres diseret ke tiang gantungan adalah kebijakan politiknya yang memutuskan untuk berdekatan dengan dunia Islam dan menjauh serta memutuskan hubungannya dengan Israil secara bertahap”.

9. Ketika Sulaiman Demirel berusaha mendekati Arab dan mengecilkan/mempersempit hubungan dengan Israil, serta ikut andil pula dalam demonstrasi Islam menentang Israil di Rabath sesudah terjadi peristiwa pembakaran Masjidil Aqsha, maka bergeraklah Yahudi Masonisme yang berkhidmat dalam jajaran militer Turki untuk melancarkan kudeta. Mereka memecat Sulaimen Demirel dan membubarkan kabinetnya.

10. Pada tahun 1968, DR. Najmuddin Erbakan, dosen Fakultas Teknik di Universitas Istambul, terpilih sebagai ketua Kamar Dagang dan Industri di Turki. Setelah dia menduduki jabatan tersebut, maka dia melarang pengimporan dan pengeksporan barang kepada Yahudi di Palestina. Kemudian pemerintah memecat dia dari jabatannya secara zhalim/aniaya. Lalu dia membentuk partai sendiri. Partai tersebut menjadi besar dan terkenal. Akhirnya dia mereorganisasi partai tersebut dan membentuk Partai Salamah.

11. Partai Salamah sangat keras menentang Yahudi dan Israil. Mengingat pesawat penumpang Israil yang bertolak dari Istambul tidak diperiksa penumpangnya. Badan Intelijen Israil (Mossad) dibiarkan bebas berkeliaran di Turki dan kedutaan Israil di Ankara memiliki markas besar untuk spionase (kegiatan mata-mata).

Maka Partai Salamah membongkar kedok Yahudi serta menyerang pemerintah Turki di dewan parlemen. Karena pemerintah telah mengadakan pertemuan dengan Yahudi sebanyak dua belas kali. Di samping itu mereka juga mengungkapkan peranan Yahudi dalam merusak sistem pendidikan, merusak putra-putra Islam serta menghancurkan nilai-nilai moral.

Pada akhirnya, Partai Salamah mempelopori demonstrasi anti Israil di Coneya pada tanggal 7 September 1980. Demonstrasi tersebut diikuti oleh lebih dari 150.000 orang. Mereka membakar bendera nasional Israil.

Melihat perkembangan yang mengkhawatirkan itu, maka bergeraklah tangan-tangan Yahudi dalam jajaran militer Turki. Mereka mendepak pemerintahan sipil. Lima hari sesudah berlangsungnya demonstrasi tersebut, Kan’an Efrin datang untuk menghentikan arus kebangkitan Islam dan mempertahankan garis politik Mustapa Kamal serta menjaga kepentingan Yahudi yang memeras dan menghisap darah bangsa Turki.

Adapun orang-orang Yahudi yang mengelilingi Mustapa Kamal antara lain adalah Rusydi Ares, Jawed, Hussain Jahid dan Yunus Nadi. Yunus Nadi merupakan salah satu tokoh pers yang dilambungkan namanya oleh Mustapa Kamal.

Sedangkan orang-orang Yahudi yang menjadi orang dekatnya ialah Hena Safat. Dia adalah sekretaris Partai Rakyat yang berkuasa. Demikian juga Matir Salim, dia adalah salah satu anggota Bank Salanik di Istambul. Dia pula yang menghisap perekonomian Turki, mengatur iklim politik dan menjalankannya.

Dan termasuk di antara mereka yang dekat dengannya adalah kekasih gelapnya yang bernama Khalidah Adib. Wanita sundal Yahudi yang menjadi Menteri Pendidikan dalam kabinet pemerintahannya. Mustapa Kamal Ataturk sendiri merasa optimis akan mendapatkan kemenangan dalam perang jika wanita ini datang. Sebelum berlangsungnya sandiwara perang Avion dan Coneya, wanita ini tidak ada di dekatnya. Lalu dia menelponnya agar datang menemuinya. Ketika Khalidah tiba, maka yakinlah Mustapa Kamal bahwa dia akan mendapatkan kemenangan.

Adapun istri Mustapa Kamal bernama Latifah Hanem, putri salah seorang hartawan di Azmir. Dia adalah murid Khalidah Adib.

Di antara orang-orang Yahudi yang ternama di Turki adalah Moler Cohen, yang menyebut dirinya sebagai Takin Albe. Dia adalah guru Dhoyacoc Albe. Bekerja sebagai wartawan di Ankara.

Sejak tahun 1922, kemudian pada tahun 1946, dia menjadi anggota di Dewan Daerah Partai Rakyat Republik di Istambul. Kemudian pada tahun 1948, diadakan pesta akbar untuk menghormati tiga penulis Yahudi. Di antara ketiga penulis itu adalah Moler Cohen. Pada tahun 1962, Moler Cohen mati, lalu organisasi Turats Turki mengadakan rapat pertemuan untuk menghormati dan menyanjungnya. Pertemuan tersebut dihadiri anak lelakinya Ishak Cohen.

Moler Cohen menulis tiga buah buku. Buku Politik Ataturk ditulisnya pada tahun 1928, buku Kamalisme pada tahun 1936 dan buku Spiritual Turki.

Di antara ucapan Cohen yang terkenal adalah :
“Sesungguhnya orang yang mewujudkan ajaran Kamalisme bukan hanya sebagai manusia biasa saja bahkan di atas tingkatan manusia (manusia super). Sesungguhnya Kamalisme mengarahkan serangan yang pertama kepada otoritas agama. Maka runtuhlan pemerintahan yang lalim itu dengan satu hantaman yang dilayangkan oleh Ataturk atasnya.”

Sesungguhnya Tuhan Kamalisme yang mereka sembah sejak pertama adalah nasionalisme. Sebelum memulai mendirikan bangunan, maka sudah seharusnya meratakan lebih dahulu medan yang dipenuhi dengan dua rintangan yang menakutkan. Dua rintangan itu adalah agama dan khilafah. Maka dari itu mereka merobohkan pemerintahan yang berdasarkan agama.

1. Pengakuan duta Inggris, Lother, tahun 1910.
2. Ular Yahudi, Abdullah At-Tal, pada bab yang menerangkan negara Turki, dan buku Arab dan Islam, Anwar Jundi, Manuscrip Talmud, Anwar Jundi hal. 128,234, Ittihat Al-Wathaniyah, Muhammad Hussain juz 2 hal. 45.
3. Ar-Rajulu As-shanamu, hal. 122.
4. Ular Yahudi, Abdullah At-Tal, hal. 90
5. Ular Yahudi, Abdullah At-Tal, hal. 85,96.
6. Kebangkitan Dunia Yahudi, Eli Levi, hal. 253-259
7. Ular Yahudi, Abdullah At-Tal, hal. 96.
8. Al-Ittihad Al-Wathaniyaah, juz 2, hal. 79

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply