Select Menu
Select Menu

Favorit

Buku Referensi

Buku

Pergerakan Islam

Tokoh

Rumah Adat

Syamina

Pantai

Seni Budaya

Kuliner

» » » Bukti-bukti Pengkhianatan Mustapa Kamal dan Kesepakatannya Dengan Inggris


Unknown 22.09 0


Banyak bukti yang menunjukkan pengkhianatan Mustapa Kamal dan kesepakatannya dengan pihak Inggris untuk menarik mundur pasukannya dari Palestina dan menghancurkan Islam.

1. Sesungguhnya mundurnya Mustapa adalah dari posisi strategis yang terlindung kuat, yakni di timur Nabulus, tempat yang sukar dilalui. Penarikan mundur pasukan Mustapa Kamal selesai dilakukan persis pada malam di mana pasukan Allenby masuk ke dalamnya, yakni pada malam 19 September 1917. Penarikan mundur tersebut selesai dari Nabulus ke timur Yordania, lalu Damaskus, lalu Halb, lalu gunung Turus berlangsung mendadak dan dalam waktu singkat. 16)

2. Kondisi pasukan Allenby pada saat itu belum sampai kepada keadaan yang memungkinkan mereka mencapai kemenangan besar.
Berkata Lawrence : “Allenby pernah mengatakan padaku (5 Mei 1917). “Sesungguhnya masing-masing di antara kita mempertahankan hidup itu dengan harga apapun. 17) Sesungguhnya perjalanan kita semuanya berada di atas telapak tangan setan.” 18)


Berkata Jenderal Turki (penulis buku Ar-Rajulu Ash-Shanamu) : “Di sini terjadi kesepakatan antara Mustapa Kamal dengan panglima pasukan Inggris, Jenderal Allenby, secara rahasia. Isi kesepakatan tersebut ialah Mustapa Kamal akan menarik mundur pasukannya secara mendadak, sehingga tentara Turki tidak mampu melakukan pertahanan. Tentu saja hal itu menyebabkan mereka jatuh ke tangan musuh.” (19)
Berkata seorang perwira Turki yang semasa dengan peristiwa tersebut  “Dahulu, teman-teman bersenjataku di front Palestina bilang bahwa Inggris berkhayal untuk menerobos pertahanan pasukan yang berada di bawah komando Mustapa Kamal. Maka dengan jalan tersebut mereka dapat mencapai pertahanan belakang pasukan ke IV yang berada di Palestina. Selanjutnya terjadilah malapetaka yang tidak dapat dipikul oleh akal maupun khayal.”

Panglima pasukan ke IV Turki pada saat itu adalah Jamal Pasya. Dia tetap menganggap bahwa Mustapa Kamal-lah yang bertanggung jawab atas kekalahan tersebut. (20)

Doktor Ali Hassan berkata : “Pada tahun 1924 H, Mustapa Kamal ditetapkan sebagai salah seorang panglima pasukan di Palestina. Di mana secara sepihak (tanpa sepengetahuan panglima pasukan yang lain) dia menghentikan peperangan dengan Inggris secara tiba-tiba dan menarik mundur pasukannya dengan cepat. Dia memberi jalan bagi pasukan musuh untuk maju ke front utara tanpa perlawanan. Dia sendiri menarik pasukannya menuju daerah Halb sesuai dengan rencana yang telah mereka sepakati bersama.”

3. Inggris mengadakan hubungan dengan Mustapa Kamal pada waktu dia masih menjadi panglima pasukan di Palestina. Mereka membujuk Mustapa Kamal untuk mengadakan pemberontakan terhadap Sultan dan Inggris berjanji akan membantu rencana tersebut. Kemudian Mustapa Kamal menghubungi dua panglima pasukan Turki Utsmani yang menjadi sahabatnya. Kedua panglima tersebut memimpin pasukan yang berdekatan dengannya. Lalu dia meminta persetujuan kedua panglima tersebut, mendengar rencana Mustapa Kamal, mereka mengingkari dan menentangnya. Selanjutnya mereka mengatakan sebagai berikut : “Mengingat engkau sendiri belum melangkah ke arah pemberontakan yang menyebabkan pelakunya dihukum mati, maka kami akan menutup urusan tersebut. Di samping itu kami menasehatimu supaya melupakan saja rencana itu dalam benakmu.” (21)

4. Setelah kekalahan Allenby dalam menghadapi pasukan Jamal Pasya di As-Shalt (kota di Yordania). Maka Jamal Pasya mengirim utusan kepada Amir Faishal bin Al-Husain, pemimpin pasukan Arab, guna menawarkan perdamaian antara pihak Turki dan Arab. Seandainya perdamaian itu terjadi, tentu sangat mustahil bagi Allenby dapat mengalahkan pasukan Turki dan Arab sekaligus.

Lawrence berkata : “Jawaban Faishal atas tawaran tersebut ialah akan datang waktu yang tepat untuk mengadakan perjanjian itu. Dan dia akan berusaha menggabungkan pasukannya dalam komando Jamal Pasya, apabila pihak Turki mengosongkan Oman untuk pemerintahan Arab yang akan dibentuk segera sesudah itu.”

Lawrence melanjutkan : “Sebelum berita itu sendiri sampai pada Mustapa Kamal, yang hendak mengadakan kudeta terhadap Sultan, dengan tiba-tiba Mustapa mengharap kepada Faishal agar menolak kemauan Jamal Pasya. Mustapa Kamal juga memfitnah Jamal Pasya dan menjanjikan bantuan jika dia berhasil, untuk mengosongkan Damaskus dan membentuk pemerintahan Arab yang independen.” (22)

Dari sini, kita akan bertanya-tanya, siapakah yang menyampaikan pembicaraan rahasia itu kepada Mustapa Kamal? Bukankah itu Inggris? Dan mengapa Mustapa Kamal berusaha mencegah perdamaian yang sebenarnya menguntungkan pihak Turki? Bukankah di balik koalisi tersebut ada sesuatu yang dijanjikan buat Mustapa Kamal dari pihak Inggris? Apa artinya jika dia berhasil? Bukankah keberhasilannya itu atas sesuatu yang telah disepakatinya dengan Inggris? Yakni, menjatuhkan Daulah Utsmaniyah dengan imbalan janji-janji dan angan-angan setan Inggris.

Sesungguhnya ucapan Allenby dan Mustapa Kamal itu satu, serupa dalam bentuk dan tujuannya. Sesungguhnya ia bukanlah ucapan Panglima Pasukan Turki yang memerangi Inggris, tetapi ucapan panglima pasukan yang melindungi tentara Inggris dari kebinasaan dan menghalang-halangi bangsa Arab dan Turki dalam meraih kemenangan. Dan inilah yang sebenarnya terjadi.

5. Setelah Allenby merebut kemenangan, maka ia datang ke Istambul. Dia meminta Daulah Turki yang kalah untuk mengangkat Mustapa Kamal sebagai Panglima Pasukan ke VI dekat wilayah Maushil (kota di Iraq), di mana pengaruh Inggris dan daerah minyak terletak. Tujuannya supaya Mustapa Kamal dapat melindungi berbagai kepentingan Inggris dan mengamankan mereka di sana. (23)

6. Sesungguhnya Mustapa Kamal, setelah kekalahan besar yang diderita Turki dan sesudah kembali ke Turki, mempunyai hubungan rahasia dengan pastor yang dikenal dengan nama Frid. Seorang kepala intel lejen Inggris di Turki. (24)

7. Mustapa Kamal mempunyai hubungan yang erat dengan Sultan Wahiddudin (Muhammad VI). Lantaran dia pernah menjadi pegawai militernya pada musim semi tahun 1918. Saat itu Sultan Wahidudin masih sebagai putera mahkota. Mustapa Kamal menunjukkan kebenciannya terhadap kelompok Al-Ittihad wa At-Taraqi kepada Wahiduddin dan memperlihatkan sikap baiknya dan kesungguhannya terhadap kepentingan Turki. Maka dalam waktu yang singkat kedua orang tersebut telah menjadi sahabat kental. Selanjutnya Mustapa Kamal berhasil menjadi tentara putera mahkota dan asisten pribadinya.

Di tengah-tengah pergolakan perang, Sultan  Muhammad Rasyad (Muhammad V) wafatt. Maka Wahiduddin menjadi pengganti bapaknya yang telah meninggal dan bergelar Sultan Muhammad VI. Kemudian Sultan Wahiduddin menjadikan Mustapa Kamal sebagai orang dekatnya dan meninggikan kedudukannya. Lalu Wahiduddin mengirimnya ke Anatolie untuk memimpin pasukan menghadapi penjajah dan memberinya emas dalam jumlah yang cukup besar (20 ribu Lira emas).(25)

Berkata Syaikh Mustapa Shabri : “Pernah kudengar ucapan yang tersebar melalui mulut salah seorang Inggris, bahwa Sultan Wahiduddin bermaksud memperdaya Inggris dengan memperalat Mustapa Kamal. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, yakni Inggris berhasil memperdaya Sultan dengan memperalat Mustapa Kamal”. (26)

Di Anatolie, Mustapa Kamal sepakat untuk memimpin pertahanan di sektor barat, sedangkan panglima Kazhim Kara Bakar memimpin pertahanan di sektor timur.

Keterangan Kazhim : “Akan tetapi sesudah rencana itu berjalan delapan belas hari (tanggal 3 Februari 1920), saya menerima surat dari pihak Mustapa Kamal yang berisi : ‘Tak ada lagi tempat untuk mengadakan perlawanan bersenjata melawan syarat-syarat perdamaian yang rusak kecuali di Caucasie, adapun wilayah jajahan lain, maka Inggris tidak akan dapat berbuaat sesuatu jika Turki membantu Blasva untuk menguasai Caucasie dan menghimpun kekuatan bersama mereka. Karena Anatolie (dari barat ke timur), demikian juga Iraq, Iran dan pintu-pintu negeri Hindia telah terbuka”. (27)

Lalu datanglah Khalil Pasya, paman Anwar Pasya, kepada penduduk Azerbaijan Caucasie dan mengatakan kepada mereka : “Sesungguhnya Turki memohon dengan sangat kepada kalian untuk mengizinkan pasukan Rusia menyeberang daerah ini guna memberikan bantuan kepada Turki.”

Berkata penduduk Azerbaijan : “Sungguh, kami telah diperdaya dengan ucapan tersebut. Rusia masuk ke negeri kami tanpa kami sendiri sempat menunjukkan perlawanan, padahal kami mempunyai tentara dan kami siap mengadakan perlawanan. Namun mereka tidak memberi kesempatan buat kami untuk mempertahankan negeri kami. Maka demikianlah, kami masuk sekali lagi dalam cengkeraman Rusia.” (28)

Itu semua adalah taktik Inggris untuk menunjukkan bahwa Mustapa Kamal adalah musuh Inggris. Rolinson (saudara kandung Lord Kirson, menteri luar negeri Inggris saat itu) datang ke Anatolie dan berunding dengan Kazhim. Dia menawarkan kepada Kazhim rencana yang sama. Maka Kazhim merasa bingung karena terjadi persamaan yang aneh dan mengagetkan antara keinginan Mustapa Kamal yang berpura-pura memusuhi Inggris dan keinginan Inggris itu sendiri. (29)

Rolinson telah merencanakan perjanjian timbal balik bersama Rusia untuk menyembelih bangsa Caucasie yang muslim dan mempercayakan rencana tersebut kepada agen bonekanya, Mustapa Kamal, dan seterusnya rencana tersebut dijalankan oleh Kazhim Basya dan Khalil Basya. Maka akhirnya bangsa Caucasie yang muslim jatuh dalam cengkeram komunis. Mereka mencincang penduduknya di mesin pencincang dan menyiksa mereka dengan siksaan yang keji sampai hari ini dari sejak enampuluh tahun lebih yang lalu. Kedatangan Rusia di Caucasie itu juga dengan maksud untuk menghapuskan Islam dari negeri tersebut secara total dan mencabut agama tersebut sampai akar-akarnya.

Telah terbukti bahwa Rolinson pernah mengadakan pertemuan yang sangat penting dan top secret dengan Mustapa Kamal di sebuah apartemen di kota Arthrom. Pertemuan tersebut berlangsung sampai pagi. (30)

8. Adanya pernyataan pemuka-pemuka politik negeri Inggris saat itu akan pentingnya mengadakan perjanjian persahabatan dengan Mustapa Kamal. Berkata Lord Kirson, menteri luar negeri Inggris : “Tidak ada jalan lain bagi orang Turki, sesudah pendudukan yang mengenaskan atas Azmir oleh pihak Yunani itu, kecuali mereka harus memberikan simpati yang dalam terhadap persoalan nasional yang dipelopori Mustapa Kamal sekarang ini.” (31)

Berkata ajudan Jenderal Sir Henri Wilson : “Tak ada alternatif yang lebih baik lagi bagi diplomat Inggris kecuali mereka harus mengadakan ikatan persahabatan dengan Mustapa Kamal.”

9. Sandiwara kemenangan yang gemilang di Anatolie, khususnya di wilayah Sicoria, Azmir dan Avion yang menjadikan Mustapa Kamal melambung ketenarannya bagaikan sebuah legenda. Sampai-sampai Ahmad Syauqi mengatakan di bait syairnya :
Allahu Akbar,
betapa kemenangan tersebut sangat menakjubkan,
wahai Engkau “Khalid Turki”,
jadilah engkau Khalid Arab yang baru.
Maka sempurnalah sandiwara tersebut dengan penampilan yang menghipnotis dan merampas perasaan hati itu. Inggris telah menekan Khalifah sedemikian rupa sehingga dia nampak lemah dan tak berdaya. Sementara di sisi lain mereka berpura-pura lemah menghadapi Mustapa Kamal agar nampak bahwa dia adalah pahlawan satu-satunya di Turki.

Syaikh Mustapa Shabri berkata : “Telah sampai khabar kepada kami bahwa Dewan Tertinggi Pasukan Sekutu yang bermarkas di Paris, yang terdiri dari kepala negara dan menteri-menteri masing-masing negara yakni, Inggris, Perancis, Italia dan Yunani, pada tanggal 14 Mei 1919 mengeluarkan ketetapan yang memutuskan agar pasukan Yunani turun di wilayah Azmir dan Macedonia dan mengancam kami supaya tidak melakukan perlawanan. Karena jika kami melawan mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata. Maka pada hari kedua, yakni pada tanggal 15 Mei 1919, Yunani masuk ke Azmir.”

Pertempuran Sicoria
Sekutu telah menekan posisi Sultan dari satu sektor dan menyiapkan kesempatan buat kemenangan Mustapa Kamal di Sicoria. Pasukan Sekutu memberikan isyarat bagi Yunani untuk bergerak maju keAnatolie. Di pertengahan jalan, mereka menerima perintah dari Sekutu untuk berhenti di gunung. Posisi ini menyulitkan mereka dalam menghubungkan antara satuan tempurnya, sehingga mereka tidak mampu membuat rencana pertahanan yang kuat. Serangan pasukan Yunani berhenti secara tiba-tiba pada pukul delapan pagi dan kemudian mereka mulai menarik mundur pasukannya. Sekarang ganti pasukan Turki yang menjadi pihak penyerang. Maka pasukan Yunani tersebut dapat dipukul mundur dan menanglah sang pahlawan di medan pertempuran Sicoria yang sengit dan seru. Tatkala pasukan Yunani berhasil dikalahkan dalam sandiwara tersebut, maka rakyat Turki tertawa riang di kota Ankara. Mereka mabuk kemenangan dan mengelu-elukan pahlawan mereka yang jaya, Mustapa Kamal, dan memberi gelar padanya ‘Ghazi’  yakni: mujahid.  Kemudian datanglah telegram dari Rusia, Afghanistan, India, Amerika bahkan Perancis dan Italia, mengucapkan selamat atas kemenangan tersebut. (32)

Sekembalinya Mustapa Kamal dari Sicoria dengan membawa kemenangan, dia meminta Majelis Perwakilan Rakyat Turki untuk menganugerahinya gelar ‘Mujahid’  dan memberinya hadiah uang sebanyak empat juta lira sebagai imbalan.

Anggota parlemen sangat marah mendengar permintaan tersebut. Mereka hanya mau memberinya gelar ‘mujahid’, namun tidak bersedia memberikan uang sedikitpun. (33)

Pertempuran Avion
Adapun mengenai pertempuran di Avion, maka sandiwaranya adalah demikian : Panglima pasukan Yunani, Hogyanesten, membiarkan pasukannya tanpa perbekalan makanan dan minuman yang memadai sehingga mereka terpaksa berjalan tanpa tujuan di antara kedai-kedai kopi di daerah Azmir. Agar supaya pasukan tersebut menyesali diri dan melemah semangat tempur mereka. Dan supaya Mustapa Kamal dapat memasuki wilayah tersebut dengan mudah dan dapat mengalahkan mereka secepat kilat di selatan Esiva.
Pertempuran Azmir.

Saat itu selatan Esiva berada di tangan Yunani. Markas pertahanan  mereka di sana sangat kuat. Kendati demikian mereka mundur dan mengosongkan daerah tersebut untuk Mustapa Kamal tanpa melepaskan peluru sebutirpun. (34)

Sandiwara tersebut terjadi berturut-turut, sementara pasukan Sekutu melihat dan mengatur pertempuran tersebut dari balik layar. Mereka memerintah sekutunya, pasukan Yunani, supaya bergerak maju kemudian berhenti dan mundur. Selanjutnya pasukan Mustapa Kamal maju di depan telinga dan mata mereka mengusir tentara-tentara Yunani dan menceraiberaikan mereka tanpa satupun peluru yang mereka tembakkan untuk melakukan perlawanan, bahkan mereka berlagak seolah-olah tidak berdaya melakukan gerakan apapun. Dan akhirnya Mustapa Kamal masuk Azhmir dan melewati benteng-benteng perlindungan pasukan Sekutu di pelabuhan dengan meriam-meriamnya yang besar. Akan tetapi meriam-meriam tersebut diam tak bersuara, diam sesunyi kuburan!! Bahkan Amstrong menganggap sebenarnya pasukan Mustapa Kamal tak mampu merebut wilayah tersebut. (35)

Kemudian Mustapa Kamal menyerang kamp-kamp konsentrasi pasukan dan markas pertahanan Inggris di Bosfur dan Dardamile. Pasukannya membakar kawan-kawat berduri di sekitar basis-basis pertahanan tentara Inggris. Namun tak satu butir pelurupun yang ditembakkan dalam penyerangan tersebut, baik dari tentara Inggris maupun tentara Turki.

Lebih dari itu semua, sesungguhnya persenjataan yang dipakai Mustapa Kamal untuk berperang itu datang mengalir bagaikan air bah dari Rusia melewati garis pertahanan di Bosfur dan Laut Hitam. (37)

10. Sekutu berpura-pura menampakkan sikap bersahabat dengan Khalifah dan membenci Mustapa Kamal. Pada tanggal 13 Maret 1920, Inggris berhasil menguasai Konstantin. Di sana, pasukan Sekutu meminta penduduknya agar mentaati segala perintah yang datang dari Khalifah. Ini dimaksudkan untuk menimbulkan sikap kontra terhadap Sultan di kalangan rakyat Turki. Taktik licik Inggris itu berhasil menimbulkan kebencian dan kemarahan rakyat Turki terhadap Sultan. Sementara di Muqabil sendiri Mustapa Kamal dapat mengusir pasukan Sekutu dari front Eskisyahr dan mengepung tentara mereka. Demikian pula halnya di Coniya. Tetapi anehnya tak terjadi pertempuran di antara kedua pasukan tersebut. Kemudian Mustapa Kamal membersihkan Anatolie dari kekuatan Sekutu. Maka kemenangan-kemenangan tersebut membuat rakyat Turki menjadi silau.

11. Pada waktu yang sama keluar fatwa dari Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab yang menyatakan kekafiran Mustapa Kamal beserta kelompoknya. Fatwa tersebut semakin menambah kebencian orang-orang Turki terhadap Sultan dan Mufti Kerajaan.

Persetujuan Siffer
Tatkala pusat kekuatan Mustapa Kamal bergoncang dan hampir saja menemui keruntuhan, segera pihak Sekutu menyelamatkannya dengan mengadakan Persetujuan Siffer. Isi persetujuan tersebut menetapkan pembagian wilayah kekuasaan Turki oleh negara-negara Eropa. Istambul  menjadi sebuah negara, negeri-negeri Arab lepas dari kekuasaan Turki, wilayah Turki di daratan Eropa, kepulauan Elija dan daerah sekitarnya masuk ke dalam kekuasaan Yunani; Armenia menjadi negara yang berdaulat; bangsa Kurdistan diberi kekuasaan otonomi; kesulitan-kesulitan ekonomi dibebankan kepada negara; dibatasinya jumlah tentara Turki setelah mereka kalah dalam peperangan menurut arahan pihak Sekutu yang dalam hal ini diberi kekuasaan mengawasi harta, memberi mereka konsesi lama, kaum minoritas Nasrani diberi tambahan hak-hak khusus. Kemudian teks persetujuan tersebut disebarkan ke seantero negeri. Maka bangkitlah opini umum menentang Khalifah dan Perdana Menteri, dan rakyat pun menumpahkan kemarahan mereka terhadap Inggris.

Sementara itu, dari Muqabil mengalir berita kemenangan-kemenangan Mustapa Kamal terhadap pihak Sekutu. Mustapa Kamal memompa semangat pasukannya dan berteriak lantang : “Gempurlah musuh dan cincang habis mereka!” lalu pasukannya menjawab dengan tepuk tangan yang membahana. Demikianlah, mereka telah dirasuki semangat yang menyala-nyala, yang akan menerjang siapapun yang berdiri menghalang jalan mereka.

Demikianlah, mereka berhasil menghentikan gerak maju pasukan Yunani dan mematikan api revolusi yang dikobarkan oleh para pengikut setia Sultan dan membebaskan Ankara dari bahaya yang mengancamnya. Kemudian mereka menyerang Marsy dan membinasakan pasukan Perancis yang melindunginya serta orang-orang Armenia yang menjadi tentara Perancis. Kemudian mereka dapat menghancurkan kekuatan orang-orang Kurdi dan memporak-porandakan pasukan Italia yang bermarkas di sepanjang rel kereta api di Coniya serta menyerang pasukan Inggris yang menjaga rel kereta api di Eskisyahr dan memukulnya mundur sampai ke tepi laut. Di samping itu, mereka juga menyandera semua perwira pengawas Sekutu yang berhasil mereka lucuti dan menjadikannya sebagai jaminan untuk menukar anggota perwakilan rakyat Turki yang mereka tahan di Malta.

Adalah Mustapa Kamal pura-pura menumpahkan kemarahannya terhadap Inggris dalam pelaksanaan rencana tersebut. Katanya berapi-api : “Mereka itu, orang-orang Inggris, kelak akan mengetahui bahwa kita ini seperti mereka, bahkan jauh lebih baik daripada mereka. Dan pasti mereka akan memperlakukan kita menurut asas persamaan. Dan kita akan tetap tegak menentang mereka sampai titik darah yang penghabisan sehingga kita dapat menghancurkan peradabaan mereka di atas kepala-kepala mereka.”

Melalui perjanjian dan persetujuan rahasia dengan Ataturk, pihak sekutu memutuskan untuk mundur meninggalkan Istambul. Saat itu tentara Sekutu yang masih bertahan di Konstantin menurun sampai beberapa ribu personil saja. Segera Komandan Umum pihak Sekutu menyiapkan rencana dan mengumpulkan semua perlengkapan untuk menarik pasukannya secepat mungkin. Mereka membakar peralatan-peralatan penopang, menghancurkan depo-depo logistik, merusak gudang-gudang amunisi, memasang ranjau di jembatan-jembatan supaya meledak dan menghancurkan jembatan tersebut ketika dilindas oleh kendaraan dan menempatkan kapal-kapal armada laut di Teluk. Pokoknya mereka telah membuat rencana pengunduran pasukan tersebut dengan sempurna.

Bahkan lebih dari itu, pihak sekutu juga memutuskan untuk mengusir orang-orang Yunani dari Tarakiya (wilayah Turki yang terletak di daratan Eropa) meskipun Yunani adalah sekutu mereka sendiri. Mereka memutuskan untuk meninggalkan Turki secara total. Langkah tersebut dimaksudkan agar sang pahlawan (Mustapa Kamal) menjadi semakin tenar di negerinya dan menjadikan Turki sebagai boneka selama Mustapa masih hidup.

Program penghancuran
Sesungguhnya program penghancuran ini pada akhirnya menyingkap hubungan yang erat antara Mustapa Kamal dengan pihak Inggris dan Sekutu dan menerangkan kepada anda secara jelas rahasia pengorbitan Mustapa Kamal dan penarikan tentara Sekutu dari Istambul.

Persekongkolan tersebut telah dibongkar oleh teman dekat sekaligus asisten pribadi Mustapa Kamal sendiri, Muzhhir Mufid Konshuh dalam buku agendanya. Di situ dia menulis : “Pada tanggal 7 Juli 1919, menjelang fajar di Arthorm, Anatolie, Mustapa Kamal merahasiakan sesuatu padaku, dan berulang-ulang menekankan supaya rahasia tersebut harus ditutup rapat. Katanya : “Daftar ini akan tetap menjadi rahasia seterusnya antara aku, kau dan Syaukah Tsarya Idmir.”

Setelah kami menyatakan kesediaan untuk menjaga rahasia tersebut dia berkata : “Jika demikian tulis tanggal lebih dahulu.” Kata Muzhhir : “Lalu aku menulis tanggal, yakni tanggal 7 Juli 1919, menjelang fajar. Setelah dia melihat aku selesai menulis tanggal di atas kertas, dia melanjutkan : “Baik, tulislah jika demikian :
1. Setelah kita menang, maka sistem yang akan menjadi bentuk pemerintahan nanti adalah sistem republik.
2. Hak dan fasilitas Sultan beserta keluarganya akan kita cabut jika datang waktu yang tepat.
3. Hijab akan kita singkirkan dari kaum wanita.
4. Topi tarbusy tidak boleh dikenakan dan kita akan memakai topi seperti bangsa-bangsa yang maju (beradab).
Muzhir Mufid berkata : “Sampai di sini, pena yang kupegang jatuh tanpa kusadari. Lalu aku memandang wajah Mustapa Kamal. Diapun memandangku dan bertanya, “Kenapa engkau berhenti?” Aku berkata padanya : “Maaf Basya, aku harap engkau tidak mengambil tindakan apa-apa terhadapku jika kukatakan padamu bahwa engkau sedang mengkhayal.” Lalu dia berkata padaku sambil tertawa : “Kelak akan datang suatu masa, ketetapan tersebut berlaku di sini. Adapun kamu, tulis saja dan lanjutkan menulis.”
5.    Kita akan memakai huruf latin dan menghapus huruf Arab.

“Cukup wahai Basya, cukup!” Kataku.

Kemudian program penghancuran tersebut dilaksanakan. Setelah beberapa di antaranya selesai, maka Mustapa Kamal menatap Muzhir Mufid dan berkata padanya : “Wahai temanku Muzhir Mufid, sudah sampai nomor berapa rencana kita berjalan? Apakah engkau melihat buku catatanmu? Apakah engkau melihat apa yang telah dikerjakan oleh sang pahlawan?”

Tidaklah anda melihat, bagaimana bangsa muslim itu membayar pajak yang tinggi bagi penguasa mereka, sementara mereka sendiri bersorak sorai memuji orang-orang yang akan menyembelih mereka, yang mengaku sebagai pemimpin mereka, dan bertepuk tangan kepada orang-orang yang hendak membunuh mereka?

Betapa seringnya dunia Islam mendapat orang-orang yang diorbitkan oleh media massa yang anti Islam, sebagai pahlawan di antara pembuat sejarah dan pelopor kemajuan bangsa? Dan betapa seringnya orang-orang kerdil memimpin kita melalui jalan kudeta militer, seperti Ataturk? Dan betapa sering seorang agitator pembual, memerintah kita lalu mereka menguasai perekonomian umat dan menentukan nasib hidup umat dengan darah, jiwa dan harta umat sendiri?

Betapa seringnya derita itu menimpa kita, namun demikian kita tetap menjadi orang-orang yang tidak mampu mengatur diri sendiri, sebagaimana halnya kita tak mampu berbuat apa-apa ketika salah seorang yang tidak kita senangi dijadikan pemimpin kita oleh bos-bos dan cukong-cukongnya.
Benarlah apa yang disabdakan Rasulullah saw :
“Aku mohon tiga perkara kepada Rabbku, lalu Dia mengabulkan yang dua sementara yang satu tidak. Aku memohon kepada Rabbku supaya tidak membinasakan umatku sebagaimana sunnah umat sebelumnya; lalu dia memberikannya padaku. Lalu aku memohon pada-Nya supaya tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkan mereka di laut, permohonan itupun diterimanya. Lalu aku mohon pada-Nya agar tidak menjadikan mereka saling bermusuhan, namun Dia tidak mengabulkannya.” (HR. Muslim dari hadits Sa’ad bin Abi Waqqash).
Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Tsauban r.a. dia mengatakan bahwasanya Rasulullah saw pernah bersabda :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menghamparkan bumi bagiku, sehingga aku dapat melihat timur dan baratnya. Dan sesungguhnya umatku, kekuasaannya akan mencapai hamparan bumi yang diperlihatkan padaku. Dan aku juga diberi dua perbendaharaan yang berwarna merah dan putih. Dan sesungguhnya aku memohon kepada Tuhanku agar Dia tidak membinasakan umatku dengan sunnah umum, dan agar Dia tidak menguasakan mereka kepada seorang musuhpun di luar mereka yang hendak menghalalkan anak gadis mereka. Dan sesungguhnya Tuhanku berfirman : “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Aku, apabila telah menetapkan suatu keputusan, maka sesungguhnya ia tidak akan bisa ditolak. Dan sesungguhnya Aku telah memberikan padamu bagi umatmu, untuk tidak membinasakan mereka dengan sunnah umum, dan Aku tidak akan menguasakan mereka pada seorang musuhpun di luar mereka yang hendak menghalalkan anak gadis mereka, meskipun mereka itu bergabung dari segala penjuru untuk memeranginya. Sampai mereka itu saling membinasakan dan saling merampas satu sama lain”.
Allah telah memelihara umat ini dari dijajah oleh musuhnya, meskipun mereka itu berhimpun dari segala penjuru dunia dalam memeranginya. Allah hanya menjadikan kebinasaan/keruntuhan umat ini melalui tangan pemeluknya sendiri, yang mereka itu mengaku dirinya Islam dan membawa tanda pengenal Islam. Mustapa Kamal adalah termasuk di antara mereka yang menghancurkan umat Islam dan membinasakan anak dan keturunan mereka.

Setelah kami membahas secara tersendiri mengenai hubungan serta persekongkolan Mustapa Kamal dengan Inggris (dalam hal ini dia hanya sebagai boneka saja) maka perlu kiranya kami menerangkan dengan gamblang bahwa Mustapa Kamal itu dalam memenuhi janjinya kepada Inggris dan dalam mencintai Inggris mencapai tingkatan ibadah.

Demikianlah, sampai ketika dia hendak menemui ajal di atas ranjang kematian, dia tetap bersikeras untuk mengangkat duta Inggris, Peres Lorraine sebagai presiden penggantinya. (40)

Kami ketengahkan kepada anda sebuah dokumen yang kami kutip teksnya dari surat kabar Al-Ahram. Harian Al-Ahram sendiri mengutip isi dokumen tersebut dari Harian Sunday Times, hari Jum’at 15 Februari 1968, dengan judul berita :: “Kamal Ataturk minta kepada duta Inggris untuk menggantikannya sebagai presiden Republik Turki.”

Harian Sunday Times telah menerbitkan berita yang sangat kontroversial dalam lembaran sejarah diplomasi, dengan tajuk berita : “Bagaimana orang-orang kita menolak memimpin Turki?” Kata harian tersebut : “Pada bulan Nopember tahun 1938, Mustapa Kamal, Presiden Turki, berbaring di atas ranjang kematian. Setelah selama lima belas tahun memimpin negerinya dengan cara diktator dan menyeret Turki dengan paksa serta memasukkannya ke abad dua puluh. Dia melarang penduduk Turki memakai topi Tarbusy, melarang wanita memakai hijab, mengikis pengaruh agama di negerinya dan merubah sistem bahasa Turki dengan huruf latin.

Pada saat Mustapa Kamal berbaring di atas ranjang kematian, dia khawatir tidak menemukan seorang pengganti yang mampu melanjutkan pekerjaan yang telah dirintisnya. Maka dari itu, dia meminta kepada duta Inggris Peres Lorraine untuk menggantikan tampuk kekuasaannya di Istambul”.

Adapun percakapan yang langsung di antara mereka berdua tetap menjadi suatu rahasia sampai tigapuluh tahunan lebih. Hari ini, rahasia tersebut tersingkap melalui tangan Veres Dizon yang menulis buku mengenai biografi ayahnya Person Dixon. Di antara kertas-kertas kerja Dixon terdapat surat telegram yang dikirim oleh Peres Lorraine kepada Lord Holifaks, menteri luar negeri Inggris. Dan barangkali telegram tersebut merupakan dokumen sejarah yang paling langka dalam sejarah Inggris modern secara mutlak. Dalam telegram tersebut, Lorraine mengisahkan secara terperinci pertemuan istimewanya dengan diktator yang hendak menemui ajal tersebut.

Inilah isi dokumen tersebut :
“Ketika aku sampai di rumahnya, maka kulihat Paduka Yang Mulia duduk di ranjang tidurnya, bersandar pada beberapa tumpukan bantal. Dia dikelilingi oleh seorang dokter dan beberapa perawat wanita. Dan sebelum aku masuk ke kamarnya, maka dia menyuruh keluar dokter dan  perawat-perawat tersebut seraya mengatakan bahwa dia akan membunyikan bel jika membutuhkan mereka. Pada saat itu Paduka Yang Mulia mulai berbicara dengan pelan. Itupun dengan susah payah. Dia berkata padaku bahwa dia mengirim seseorang untuk memanggilku karena dia mempunyai permohonan yang mendesak dan penuh harap dariku. Untuk itu aku harus memberikan jawaban kepadanya dengan cara yang pasti.
Kemudian duta tersebut melanjutkan : “Persahabatanku dan nasehatku kepadanya semasa dia masih memegang kendali pemerintahan merupakan satu-satunya nasehat yang dia perhatikan dan dia perhitungkan lebih dari nasehat yang diberikan orang lain. Oleh karena nasehat tersebut pasti dan tidak berubah-ubah. Maka alasan inilah yang menyebabkan dia sering meminta pertimbanganku dalam banyak hal, dengan kebebasan penuh sebagaimana jika aku adalah seorang menteri dalam majelis kementerian Turki.”

Kemudian dia berkata lebih lanjut : “Termasuk dalam kekuasaan yang diberikan padanya, selaku presiden, yakni memilih pengganti sebelum meninggalnya. Dia benar-benar sangat berharap supaya aku mau mengganti kedudukannya sebagai presiden. Karena itu dia bermaksud mengetahui tanggapanku atas usulan tersebut.”
Kemudian setelah dua Inggris tersebut berpikir dalam-dalam, maka dia mengemukakan alasan yang intinya menolak tawaran tersebut, serta menyatakan terima kasihnya. Mendengar jawaban duta Inggris itu Mustapa Kamal merasa kecewa lalu dia membaringkan punggungnya ke bantal.

Sebelumnya, ketika Kamal Ataturk berkonfrontasi dengan anggota parlemen untuk mengumumkan sistem republik dan menghapuskan kekhilafahan, tiba-tiba salah seorang anggota parlemen Turki, Kolonel Khalil, menyerang Ismat Inonu (orang kepercayaan Mustapa Kamal yang menduduki ketua parlemen). Kemudian Kolonel Khalil ditembak dengan sebutir peluru oleh pengikut Mustapa Kamal di Majels Parlemen tersebut sehingga mati.

Wakil ketua parlemen, Ali Syukuri, menyerang kebijaksanaan politik Mustapa Kamal. Kritik tersebut menyebabkan kematiannya. Karena Utsman Agha, kepala pengawal keselamatan Mustapa Kamal mengeksekusinya secara diam-diam. Akan tetapi pembunuhan tersebut akhirnya tersingkap. Kejadian tersebut menimbulkan berbagai krisis dan kemelut dalam pemerintahan Turki dan sekaligus mengancam posisi Mustapa Kamal. Maka kemudian dia memecat Ismat Inonu dari jabatannya sebagai perdana menteri dan mengangkat Fathi Ufiyar sebagai penggantinya. Kendati demikian perlawanan terhadapnya semakin lama semakin meruncing, dan kedudukannya semakin terancam. Maka tinggallah dia di istananya dalam keadaan remuk redam hatinya, sedih dan tenggelam dalam lautan alkohol. (41)

Melihat situasi yang genting ini, Inggris bergerak dan bertindak untuk menyelamatkannya. Untuk itu mereka menuntut wilayah Maushil kepada Turki dengan maksud mengalihkan perhatian rakyat terhadap kemelut politik di dalam negeri dan memberi kesempatan kepada Mustapa Kamal untuk menghimpun rakyat Turki menentang musuh dari luar, yakni Inggris. Pada saat yang sama orang-orang Kurdi mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah Turki. Dan kami sendiri tak tahu apakah Inggris yang menjadi dalang perlawanan tersebut guna menyelamatkan Mustapa Kamal atau bukan. Yang jelas Mustapa Kamal dapat memadamkan perlawanan tersebut dan menaikkan pamornya lagi di mata rakyat Turki.

Sebelum menumpas perlawanan tersebut, dia berpidato di depan rakyatnya dengan semangat yang berapi-api. Dia mengatakan bahwa negara Turki berada dalam bahaya besar, karena musuh asing yakni Inggris membantu orang-orang Kurdi dan mendukung mereka dengan persenjataan dan logistik. (42)
Ini adalah cara yang paling berhasil untuk menyelamatkan antek-antek mereka, di saat bumi yang mereka pijak tengah bergoncang. Oleh karena itu kita melihat bagaimana Ataturk dapat kembali, melalui sandiwara ini, ke Istambul sebagai Panglima Tunggal.

Amstrong mengatakan : “Maka bangkitlah seluruh rakyat Turki menghunus senjata. Rasa nasionalisme mereka telah mencairkan segala persengketaan politik dan perlawanan agama. Mengalirlah dukungan kepada Mustapa Kamal dari seluruh pelosok negeri Turki. Seluruh rakyat dari segala lapisan mengirimkan pernyataan setia dan memberikan bantuan secara sukarela. Sebab Turki ada dalam bahaya, dan hanya Ghazi (Mustapa Kamal) lah satu-satunya orang yang mampu menyelamatkannya.” (43) Adapun sandiwara itu sendiri seperti sandiwara perang dengan Yunani yang terjadi sebelumnya.

Karena itu, setelah memadamkan pemberontakan tersebut, segera ia membentuk beberapa mahkamah revolusi, dimana banyak lawan-lawan nya dihukum gantung, diusir/diasingkan, dipenjara dan disiksa melalui mahkamah tersebut. Mereka menggantung mati 46 pemuda suku kabilah Diyar Bakar. Yang paling akhir di antara mereka adalah Syaikh Sa’id.
Pemberontakan itu juga memberikan peluang bagi Mustapa Kamal untuk menyapu bersih lawan-lawan politiknya. Dia menuduh mereka bersekongkol dengan Inggris. Tuduhan itu membangkitkan kemarahan parlemen terhadap mereka. Maka akhirnya mereka pun melarikan diri dari Turki.

Jam’iyah Wathaniyah telah menyetujui untuk menganugerakan kepadaMustapa  kekuasaan mutlak untuk menyelamatkan negara.

Hak kekebalan parlemern dihapus, surat kabar-surat kabar diawasi dengan ketat. Dan akhirnya tindakan radikal atau kritik apapun yang ditujukan kepada pemerintah dianggap sebagai pengkhianatan besar terhadap tanah air. Dan pelakunya akan dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Revolusi.

12. Setelah dia berhasil menghimpun seluruh kekuasaan di tangannya, maka datanglah perjanjian Luzon yang berlanjut dengan pembicaraan selama tiga bulan dari bulan Nopember 1922 sampai bulan Pebruari 1923. Adapun perjanjian Luzon itu sendiri dimaksudkan untuk menyelamatkan Ataturk dari posisi yang genting/kritis. Mengingat perlawanan terhadapnya semakin keras, baik di dalam negeri maupun di parlemen. Syarat perjanjian Luzon sangat merugikan sekali terhadap bangsa Turki. Syarat-syarat tersebut ialah : Mereka harus menghapus kekhalifahan, menggagalkan rencana apapun yang berusaha mengembalikannya, memerangi semua syi’ar Islam di Turki dan mengambil undang-undang Eropa sebagai ganti undang-undang Islam.

Sedangkan hasil perjanjian yang nampak kepada rakyat awam adalah penarikan tentara pendudukan Inggris dari Ibukota Turki, Istambul. Perlu kita ketahui bahwa utusan Ataturk dalam perundingan tersebut adalah Ismat Inonu dan Hakhom Hayeem Nahum. Di saat terjadi krisis dalam perundingan tersebut antara Cirzon, menteri luar negeri Inggris, dengan Ismat Inonu, maka Hayeem Nahum mengirim telegram bahwa ia akan segera datang, pada saat itu dia pergi dan tidak hadir di meja perundingan. Katanya : “Ismat adalah kawanku, selalu tunduk pada perintahku, dan tak pernah menyelisihi sepatah katapun ucapanku.”

Setelah berakhir perjanjian Luzon, cemerlanglah nama Mustapa Kamal dan nampaklah ia laksana panglima yang menang perang. Tak lama kemudian dia memproklamirkan negara repubilk dan mulai menyempitkan ruang gerak Khalifah Sultan Abdul Hamid. Langkah tersebut dimaksudkan sebagai pembuka langkah untuk mengakhiri sistem kekhalifahan. Akan tetapi langkah yang sangat berbahaya itu mesti diawali dahulu dengan menggelar sandiwara, Inggris memberi isyarat kepada salah seseorang antek-anteknya, Agha Khan (pemimin golongan Syi’ah Imamiyah) dan bonekanya yang lain Amir Ali untuk mengirimkan ucapan protes kepada Mustapa Kamal atas perlakuan buruknya kepada Khalifah. Perlakuan yang tak pantas bagi kedudukan seorang khalifah. Seolah-olah tidak ada orang lain, di kalangan kaum muslimin yang berani melayangkan protes kecuali Agha Khan (budak minuman keras dan wanita yang diperlakukan pengikutnya seperti intan dan platina). Datanglah saat yang tepat bagi Inggris untuk membuka babak sejarah bagi Agha Khan.

Maka mulailah Mustapa Kamal menyerang Inggris dan antek-anteknya seperti Agha Khan serta mengobarkan perasaan anti Sultan terhadap kelompok Jam’iyah Wathaniyah. Maka anggota Jam’iyah Wathaniyah pun melancarkan serangan terbuka terhadap khilafah, pemuka-pemuka agama serta pemimpin oposisi. Kemudian mereka menyetujui sebuah undang-undang yang memutuskan hukuman mati bagi setiap orang yang menentang sistem republik dan bagi setiap orang yang condong kepada Sultan yang telah diturunkan dari tahtanya.

Para wartawan yang melansir ucapan protes Agha Khan kepada Mustapa Kamal dijatuhi hukuman penjara. Dan dia (Mustapa Kamal) mengirimkan perintah yang keras kepada wali kota Konstantin agar menghilangkan pemandangan-pemandangan megah yang mengitari Khalifah selama berlangsungnya shalat. Sebagaimana dia telah merendahkan martabatnya ke batas yang paling rendah dan mengancam para pengikutnya supaya menjauhkan diri dari padanya.

1. Dokumen duta Inggris, Lother. Tanggal 29-5-1910, diterbitkan oleh Majalah Al-Mujtama’ no. 425-529, 1978.
2. Adz-Dzi’bul Aghbar, Amstrong, hal 12-13, Ar-Rajulu Ash-Shanamu, mantan perwira Turki, hal 46-52.
3. Tarikah Ad-Daulah Utsmaniyah, Ali Hassan, hal. 286.
4. Ash-Shira’ baina Al-Fikrah Al-Islamiyah wal Fikrah Al-Gharbiyah, Abul Hasan An-Nadawi, hal. 53.
5. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 90.
6. Amstrong, hal 14. Dan Ar-Rajulu  Ash-Shanamu,, hal 53.
7. Amstrong, hal 18.
8. Amstrong hal. 33. Dan Ar-Rajulu  Ash-Shanamu,.
9. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal 70.
10. Amstrong hal. 54
11. Amstrong hal 56-57.
12. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu,, hal 84.
13. Tarikh Daulah Al-‘Ulyah, Muhammad Farid Bek.
14. A'madatul Hukmi As-Sab’ah, Lawrence, hal 355.
15. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal 103.
16. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 474 dan Tarikh Daulah Utsmaniyah, hal. 256.
17. A'madatul Hukmi As-Sab’ah, Lawrence, hal. 332.
18. A'madatul Hukmi As-Sab’ah, Lawrence.
19. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 98.
20. Tarikh Daulah Utsmaniyah, Dr. Ali Hassan, hal 265.
21. Tarikh Daulah Al-‘Ulyah, Muhammad Farid Bek. Hal. 75
22. A'madatul Hukmi As-Sab’ah, Lawrence, hal. 355
23. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 105.
24. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 122.
25. Tarikh Daulah Utsmaniyah, hal. 784.
26. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 110.
27. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 110.
28. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 409.
29. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 113.
30. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 148.
31. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 155.
32. Amstrong, hal. 67.
33. Ar-Rajulu  Ash-Shanamu, hal. 142.
34. Tarikh Daulah Utsmaniyah, Dr. Ali Hassan, hal. 283.
35. Amstrong, hal. 67.
36. Tarikh Daulah Utsmaniyah, hal. 182 dan Amstrong, hal. 182, 183.
37. Tarikh Daulah Utsmaniyah, hal. 281.
38. Mukhtashar Shahih Muslim, dengan koreksi Al-Albani, no. 200, 201 dan Shahih Al-Jami’ no. 3587.
39. Sabda Nabi saw : “Dua perbendaharaan” adalah emas dan perak, maksudnya adalah perbendaharaan Kisra dan Kaisar, yakni kerajaan Persia dan kerajaan Romawi. Sunnah umum maksudnya ialah musuh yang hendak membinasakan dan memusnahkan mereka semua.
40. Surat kabar Al-Ahram, dari artikel Sunday Times, 15-2-1968.
41. Amstrong, hal 214.
42. Amstrong, hal 216.
43. Amstrong, hal 216.
44. Amstrong, hal 207-209.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply