Select Menu
Select Menu

Favorit

Buku Referensi

Buku

Pergerakan Islam

Tokoh

Rumah Adat

Syamina

Pantai

Seni Budaya

Kuliner

» » » Mustapa Kamal Ataturk (1880-1938 M)


Unknown 22.11 0


Kelahirannya:
Lahir tahun 1880 Masehi, di kota Salanik (kota Yahudi) yang berpenduduk 140.000 jiwa. Delapan puluh ribu di antaranya adalah orang-orang Yahudi Espana dan duapuluh ribu lagi adalah orang-orang Yahudi Aldunama, yakni kaum yahudi yang berpura-pura masuk Islam. 1)

Nasabnya : 2)
Secara resmi, Mustapa kamal Ataturk adalah anak Ali Ridha, sedangkan ibunya bernama Zubaidah.  Mengenai nasabnya.masih diliputi keraguan yang tebal, bahkan dia sendiri tidak mengakui Ali Ridha sebagai bapaknya. Konon, ada yang mengatakan bahwa kedua orang tuanya berasal dari Albania.

Pernah dalam suatu kesempatan, Mustapa Kamal melakukan pemeriksaan kembali di Kantor Statistik Penduduk di kota Salanik dan kemudian ia menggugurkan pertalian nasabnya dengan Ali Ridha, bapaknya.
Konon Zubaidah, ibunya, hamil dari hasil perzinahannya dengan seorang pria bernama Abdul Muhsin Agha, mengingat dia pernah bekerja pada salah satu galangan kapal di kota Salanik. Maka lahirlah Mustapa Kamal sebagai anak jadah, yang tak diketahui nama kakeknya, baik dari pihak ibu atau dari pihak bapaknya.
Perkawinan Ali Ridha sendiri dengan Zubaidah merupakan perkawinan yang sangat kontras. Kenapa demikian? Sebab perbedaan usia kedua pasangan tersebut mencapai dua puluh tahunan. Di samping Zubaidah sendiri adalah gadis cantik dan penyeleweng.

Bapak Mustapa Kamal bukanlah orang yang beragama (atheis). Dia pengagum pemikiran-pemikiran barat. Mati di kota Salanik tahun 1886. Meninggalkan Mustapa Kamal dan saudara perempuannya Maqbullah. 3)


Kepribadiannya:
Di masa kecil, dia sangat dibenci dan dikucilkan teman-temannya. Di sekolah, Mustapa sering bertengkar dan bercekcok dengan guru-gurunya. Dia merasa senang manakala dapat menyakiti seseorang, dan memang dia itu suka menindas orang lain, demikian menurut penuturan Irfan Urka tentang dirinya. 4)

Mustapa Kamal sering berselisih dengan para seniornya dalam kelompok Al-Ittihad wa At-Taraqi. Suatu kelompok yang ikut bergabung di dalamnya tokoh-tokoh pemimpin Turki seperti Anwar, Thal’at dan Jawid. Perselisihan itu timbul karena kegagalan Mustapa dalam merebut salah satu posisi kunci dalam kelompok tersebut.

Pernah suatu ketika dalam forum yang dihadiri para anggota kelompok Al-Ittihad wa At-Taraqi, Anwar menggugat mereka mengenai promosi gelar Mustapa Kamal. Katanya : “Hendaknya kalian semua tahu, bahwa Mustapa Kamal itu adalah manusia yang ambisius. Jika dia naik ke tingkat Al-Basya, tentu dia berambisi menjadi Sultan. Dan apabila telah menjadi Sultan, maka dia berambisi menjadi Tuhan” 5)

Data Pendidikan Sekolah dan Karier Militernya
Pertama kali dia belajar di sekolah agama. Kemudian oleh ibunya, dia diikutkan ke sekolah modern. Sepeninggal bapaknya, Mustapa Kamal dibawa ibunya ke ladang pertanian pamannya Husain Agha, dekat kota Salanik. Di sana, dia bekerja membantu pamannya membersihkan kandang, mencarikan makanan domba dan menjaga ladang pertanian. 6)

Kemudian ibunya memindahkannya di sebuah sekolah di kota Salanik. Di sekolah tersebut, Mustapa sering berkelahi dengan murid-murid yang lain, sehingga dia dipukul oleh salah seorang guru. Maka larilah Mustapa Kamal dari sekolah tersebut dan tidak kembali lagi.

Tahun 1893, dia masuk ke sekolah Militer di kota Salanik. Setelah empat tahun, dia lulus dari sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota di mana fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. 7)

Lulus dari Monester tahun 1899. Kemudian dikirim ke Akademi Militer di Istambul. Lulus dari akademi tersebut tahun 1902. Melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer. Lulus tahun 1905. Selanjutnya ikut bergabung dengan pasukan Divisi 5 di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat Mayor. Saat itu dia masih berumur dua puluh lima tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam Batalyon Kavaleri 30.

Mustapa Kamal tinggal di Damaskus selama dua tahun. Di sana dia menyelesaikan tugasnya di batalyon Kavaleri, sehingga pangkatnya naik menjadi Aghas (pangkat antara Mayor dan Letnan Kolonel).
Dengan bantuan teman-temannya, dia dapat pindah ke Salanik pada musim panas tahun 1907, dan ditetapkan di Kodam III. 8) Di sana dia masuk anggota kelompok Al-Ittihad wa At-Taraqi. Dalam kelompok tersebut, dia mendapati beberapa rival yang kuat, seperti Anwar dan Thal’at. Maka kemudian timbul pertentangan antara Mustapa Kamal dengan saingan-saingannya.

Pada tahun 1908, timbul demonstrasi terhadap Sultan Abdul Hamid dengan tujuan menuntut diberlakukannya undang-undang persamaan hak antara orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum Muslimin. Gerakan demonstrasi tersebut mencapai kesuksesan, akan tetapi Mustapa Kamal tidak ikut andil di dalamnya.

Pada tahun itu juga, yakni tahun 1908, Mustapa Kamal dikirim ke Tripoli (Libya). Kemudian pada tahun 1909 dia kembali dan ikut bergabung dengan gerakan Mahmud Syaukat untuk menggulingkan Sultan Abdul Hamid. Pada saat itu dia masih menjadi salah seorang perwira bukan sebagai kepala Staf perwira. 9)

Pada tahun 1910, dia dikirim ke Perancis untuk mengikuti latihan militer.kemudian sekembalinya dari Perancis, dia diangkat menjadi Direktur Pendidikan Perwira. Maka bertambahlah kedengkian Mustapa Kamal terhadap anggota kelompok Al-Ittihad, karena sikap tidak mau tahunya. Kemudian dia dipindah ke Salanik, sebagai Komandan Detasemen Infantri ke 38.

Ketika Italia menyerbu Libya, dikirimlah Mustapa Kamal ke Libya. Pangkatnya naik menjadi Letnan Kolonel. Kemudian terjadilah Perang Balkan.Anwar membuat sebuah rencana untuk menghancurkan Bulgaria. Akan tetapi Mustapa Kamal tidak mematuhi perintah Anwar, sehingga rencana itu menemui kegagalan. Kegagalan tersebut menyebabkan petaka bagi tentara Turki. Kesemuanya ini karena kedengkiannya terhadap Anwar, supaya Anwar tidak dapat meraih penghormatan atas kemenangannya. Akhirnya jatuhlah Urona sebagai akibat pengkhianatannya.

Selang beberapa waktu kemudian, pangkatnya naik menjadi Kolonel. Akan tetapi dia dijauhkan dari panggung politik karena dia sangat dibenci oleh para anggota kelompok Al-Ittihad wa At-Taraqi. Dia hanya masih berhubungan dengan Jamal Basya. Itupun hanya kebetulan karena keduanya sama-sama membenci Jerman. 10)

Karena banyak mengkritik anggota Al-Ittihad, maka oleh mereka Mustapa Kamal diasingkan ke Sofia, diikutkan atase militer Turki yang ada di sana.

Ketika pecah Perang Dunia I, Ataturk minta kepada Anwar supaya mengangkatnya sebagai Panglima di salah satu front pertempuran. Setelah minta berkali-kali, barulah dia diberi kepercayaan menjadi komandan di wilayah selatan, di semenanjung Ghalipuli. 11) Di sana dia memperlihatkan keberanian yang tinggi dan dapat mencapai kemenangan besar dalam pertempuran. Sesudah pasukan Sekutu mundur dari Ghalipuli, dia kembali dengan rasa bangga atas kemenangan tersebut dan membusungkan dada, hanya saja Anwar tidak begitu menghiraukannya.

Beberapa waktu kemudian, Mustapa Kamal melakukan makar dan berkomplot menentang kelompok Al-Ittihad wa At-Taraqi, akan tetapi dia beserta teman komplotannya berhasil ditangkap. Anwar menghukum mati sebagian dari mereka, sayangnya dia tidak menggantung Mustapa Kamal.

Kemudian dia dikucilkan ke negeri Caucasie, markas pasukan ke IV Turki. Kemudian dipindahkan ke Diyar Bakar, markas Pasukan Ke II Turki. Tak ada sesuatu yang penting untuk disebutkan tentang dirinya di negeri tersebut, karena mundurnya pasukan Rusia tak lama sesudah meletusnya Revolusi Komunis, tahun 1917 M.

Kemudian dia dikirim ke Syam (Syiria) tahun 1917. Pada saat itu pangkatnya adalah Mayor Jenderal 12) yakni Pasya. Dan jadilah ia sebagai Wakil Panglima Pasukan ke II Turki. Kemudian Mustapa Kamal diangkat sebagai Panglima Pasukan di Palestina.

Di Palestina, Mustapa Kamal mengadakan perjanjian dengan Allenby, Panglima pasukan Inggris. Pihak Inggris telah bersepakat dengan Mustapa Kamal, 13) supaya dia menarik pasukannya dari Palestina dan memberi kesempatan kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam keadaan tenang dan damai. Dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan ke IV Turki dengan pukulan yang mematikan, setelah Allenby mundur dengan membawa kegagalan di pintu As-Salth, yakni setelah dikalahkan oleh Jamal Pasya, Panglima Pasukan ke IV Turki. 14) Maka akibat pengkhianatan Mustapa Kamal, menjadikan kehancuran bagi kekuatan Turki untuk selama-lamanya. Hasil pertempuran itu sangatlah memilukan : Jumlah tawanan mendekati seratus ribu tentara, diluar jumlah mereka yang mati oleh peluru orang-orang Druze dan Armenia. 15)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply